-->

Penjelasan Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78

Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78 menceritakan tentang nikmat Allah kepada manusia. Allah SWT. Maha Adil. Dia tidak memerintahkan sesuatu tanpa membekalinya dengan seperangkat kemampuan penunjang kiprah yang didiberikan-Nya. Allah SWT berkehendak mengangkat seorang khalifah pemakmur, menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk yang unik tetapi lemah, dan memdiberi tahu insan bahwa tugasnya untuk diberibadah. 

Pada Surah an-Nahl [16] ayat 78 ini Allah SWT. menyatakan bekal yang didiberikannya kepada manusia untuk melakukan amanah yang mereka emban. Bekal itu ialah pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Sesosok bayi kecil terlahir dalam proses penciptaannya sebagai manusia. Makhluk kecil ini sudah menerima ide keimanan kepada Allah SWT. Alastu birabbikum? Bala- syahidna-. Apakah Aku ini Tuhanmu? Benar kami menjadi saksi tentang hal itu. 

Semasa masih dalam kandungan percakapan ini berlangsung antara Allah SWT. dengan fitrah manusia. Sesudah terlahir di dunia ini, bayi itu tidak mengetahui suatu apa pun juga. Tidak ada setitik pengetahuan terlintas dalam pikirannya. Yang ada pada dirinya spesialuntuklah ide insting seorang bayi yang menangis kala lapar atau haus dan potensi untuk berkembang.

Berikut Surah An-Nahl Ayat 78
 menceritakan tentang nikmat Allah kepada insan Penjelasan Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78



Wallahu akhrajakum mim but.uni ummahatikum lata'lamuna syai’aw wa ja'ala lakumussam’a wal abs. ara walaf‘idata la'allakum tasykurun(a)
Dan Allah mengeluarkan engkau dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memdiberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semoga engkau bersyukur. (Q.S. an-Nah.l [16]: 78)

Potensi yang ada pada diri insan sangatlah besar. Allah SWT. mengaruniakan potensi berupa kemampuan untuk berpikir pada otak insan dan kemampuan fisik. Selain kedua potensi itu, Allah SWT. juga mempersembahkan ide ketakwaan dan kefajiran (kerusakan) dalam jiwa manusia. Ilham ini membuka peluang bagi insan untuk berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi. 

Ilham ini pula yang akan menjadi ujian bagi insan dalam kehidupannya di dunia ini. Ilham ketakwaan dan kefajiran ini akan selalu bertarung dalam jiwa manusia. Keduanya akan mewarnai perjalanan hidup insan dalam menghadapi segala hal yang terjadi. Untuk mengatasi kedua ide inilah Allah SWT. menurunkan tuntunannya bagi manusia.

Semua potensi dan ide di atas menempel pada diri insan sesuai dengan kadar masing-masing. Akan tetapi, tiruana potensi dan ide itu tidak sanggup berkembang dengan sendirinya. Diperlukan pintu dan pengarah bagi potensi dan ide tersebut. Oleh sebab itu, Allah SWT. melengkapinya dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Pendengaran dan penglihatan ialah pintu bagi insan untuk berafiliasi dengan dunia luar. Tersambungnya insan dengan dunia luar melalui penglihatan dan indera pendengaran menyebabkan tiruana gerak jasad dan jiwanya berkembang.

Allah mengaruniai insan indera pendengaran dan penglihatan semoga sanggup berguru dan bergerak. melaluiataubersamaini penglihatan, insan mengetahui segala benda di sekitarnya dan dengan indera pendengaran insan berguru pengetahuannya. Bayangkan yang akan terjadi ketika sesosok bayi tidak sanggup melihat dan mendengar sampai masa dewasanya. Dirinya akan lumpuh sebab gerak motoriknya tidak berkembang. Dia juga akan menjadi seorang yang bisu atau gagu sebab tidak mengetahui apa yang harus diucapkannya.

Hati nurani ialah karunia ketiga dan teragung yang didiberikan kepada manusia. Hati nurani menjadi pengarah hidup manusia. Hati nurani inilah yang akan menjadi pengendali tindakan manusia. Dalam kehidupannya, insan dihadapkan pada banyak sekali keadaan dan pilihan. Adakalanya pilihan yang ada mengarahkan pada kesesatan dan tidak jarang pula anjuran kebaikan tampak tidak begitu menarikdanunik. Melihat pilihan ini insan cenderung tergerak mengikuti hawa nafsunya yang menginginkan kenikmatan sesaat di dunia ini. Dalam keadaan ibarat inilah hati nurani berperan.

Hati nurani mengingatkan insan terhadap arah yang benar dalam hidupnya. Hati nurani membisikkan ide kebaikan dalam jiwa manusia. Apabila insan mengikuti aba-aba hati nurani maka beliau akan menuju kebenaran yang ada dalam fitrah manusia, yaitu menuju Allah SWT.

Demikianlah Penjelasan Kandungan Surah An-Nahl Ayat 78, selamat belajar.
LihatTutupKomentar