-->

Sejarah Kerajaan Kutai (Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi Dan Budaya)

Sejarah Kerajaan Kutai (kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya)


Kerajaan Kutai terletak di bersahabat Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini sanggup diketahui dari tujuh buah prasasti (Yupa) yang ditemukan di Muarakaman, tepi Sungai Mahakam. Prasasti yang berbentuk yupa itu memakai abjad Pallawa dan bahasa Sanskerta. 

Menurut para ahli, diperkirakan kerajaan Kutai dipengaruhi oleh kerajaan Hindu di India Selatan. Perkiraan itu didasarkan dengan membandingkan abjad di Yupa dengan prasasti-prasasti di India. Dari bentuk hurufnya, prasasti itu diperkirakan berasal dari kurun ke-5 M. Apabila dibandingkan dengan prasasti di Tarumguagara, maka bentuk abjad di kerajaan Kutai jauh lebih tua.

Berdasarkan salah satu isi prasasti Yupa, kita sanggup mengetahui nama-nama raja yang pernah memerintah di Kutai, yaitu Kundungga, Aswawarman dan Mulawarman. Prasasti tersebut adalah:

Kerajaan Kutai terletak di bersahabat Sungai Mahakam Sejarah Kerajaan Kutai (kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya)
“Srinatah sri-narendrasya, kundungasya mahatmanah, putro svavarmmo vikhyatah, vansakartta yathansuman, Tasya putra mahatmanah, tryas traya ivagnayah, tesn traynam prvrah, tapobala-damanvitah, sri mulavarmma rajendro,yastva bahusuvarunakam, tasya yjnasya yupo ‘yam, dvijendarais samprakalpitah.

(Sang maharaja Kundungga, yang amat mulia, memiliki putra yang masyhur, sang Aswawarman yang menyerupai ansuman, sang Aswawarman memiliki tiga putra yang menyerupai api yang suci. Yang paling terkemuka ialah sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Dia melakukan selamatan dengan emas yang banyak. Untuk itulah Tugu kerikil ini didirikan)


Kehidupan ekonomi di kerajaan Kutai tergambar dalam salah satu prasasti, yang isinya, menyerupai diberikut ini.
(Tugu ini ditulis untuk (peringatan) dua (perkara) yang sudah disedekahkan oleh sang Mulawarman yakni sepegunungan minyak, dengan lampu dan malai bunga)

Dari Isi Yupa di atas, kita sanggup menemukan beberapa benda yang disedekahkan yaitu minyak, lampu, dan malai bunga. Sedekah dari raja kepada Brahmana niscaya dalam jumlah yang besar. Untuk itu, diharapkan jumlah minyak, lampu dan malai bunga yang banyak. Benda-benda itu didapatkan dalam jumlah yang banyak bila ada upaya untuk memperbanyaknya. 

Adanya minyak dan bunga malai, kita sanggup menyimpulkan bahwa sudah ada perjuangan dalam bidang pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kutai. Sementara itu, lampu-lampu tersebut dihasilkan dari perjuangan dibidang kerajinan dan pertukangan. Hal ini menawarkan bahwa kedua bidang perjuangan tersebut sudah berkembang di lingkungan masyarakat Kutai.

Begitu pula pada prasasti yang lain, mencakupkan sebagai diberikut.
Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka sudah memdiberi sedekah 20.000 ujung sapi kepada para Brahmana yang menyerupai api. Bertempat didalam tanah yang sangat suci Waprakeswara, buat peringatan akan kebaikan didirikan Tugu ini)

Kehidupan ekonomi yang sanggup disimpulkan dari prasasti tersebut yaitu keberadaan sapi yang dipersembahkan oleh Raja Mulawarman kepada Brahmana. Keberadaan sapi menawarkan adanya perjuangan peternakan yang dilakukan oleh rakyat Kutai. Arca-arca yang ditemukan oleh para arkeolog menawarkan bahwa arca tersebut bukan berasal dari Kalimantan, tetapi berasal dari India. melaluiataubersamaini demikian, sanggup disimpulkan bahwa sudah ada relasi antara Kutai dan India, terutama relasi dagang.


Pada Yupa diketemukan sebuah nama yaitu Kundungga yang tidak dikenal dalam bahasa India. melaluiataubersamaini demikian, sanggup ditarik kesimpulan bahwa nama tersebut ialah nama orisinil kawasan tersebut. Namun masih dalam yupa yang sama dijelaskan bahwa Kundungga memiliki anak yang berjulukan Aswawarman yang memiliki putra pula berjulukan Mulawarman. 

Dua nama terakhir ialah nama yang mengandung unsur India, tidak sama dengan nama Kundungga. Baik Kundungga, Aswawarman maupun Mulawarman ialah raja-raja di Kutai, namun dari nama mereka sanggup menawarkan bahwa imbas Hindu pada keluarga kerajaan itu sudah mulai masuk pada masa Kundungga, meskipun gres menguat pada masa Aswawarman.

Bukti kebudayaan Hindu sudah mulai masuk pada masa Kundungga sanggup dibuktikan dengan didiberikannya nama Hindu kepada anaknya. Namun pendapat itu sanggup saja tidak tepat, bila Aswawarman yang mengganti namanya sendiri, dan bukan oleh ayahnya melalui upacara vrtyastoma. 

Vrtyastoma yaitu upacara penyucian diri dalam agama Hindu. Upacara vrtyastoma dipakai oleh orang-orang Indonesia yang terkena imbas Hindu untuk masuk ke dalam kasta tertentu sesuai dengan kedudukan asalnya, dan sehabis upacara ini diadakan, biasanya disusul dengan pergantian nama.


Berdasarkan isi prasasti itu pula sanggup diketahui bahwa masyarakat di Kerajaan Kutai memeluk agama Hindu. Hal itu sanggup dilihat dari prasasti yang sebut tempat suci yaitu Waprakeswara, yaitu tempat suci yang dihubungkan dengan Dewa Wisnu. melaluiataubersamaini demikian, kita sanggup menyimpulkan bahwa agama Hindu ialah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kutai. 

Agama yang dianut di Kutai yaitu agama Hindu ajaran pemuja Siwa yang diduga berasal dari India Selatan, dengan bukti adanya abjad Pallawa yang dipakai di India Selatan, serta penerapan nama Warman yang ialah kebiasaan dari India Selatan.

Demikianlah Materi Sejarah Kerajaan Kutai, selanjutnya baca juga bahan Sejarah Kerajaan Tarumguagara semoga bermanfaa.
LihatTutupKomentar