-->

Penjelasan Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56

Penjelasan Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56 - Sesudah Allah SWT. menyatakan akan mengangkat khalifah di muka bumi dan mengajarkan ihwal penciptaan manusia, pada ayat ini Allah SWT. menyampaikan kerangka umum kiprah insan di muka bumi ini. Ayat ini menjawaban kewajiban yang harus dilakukan oleh insan setelah diciptakan.

Surah Az-Zariyat [51] ayat 56 ini mempersembahkan arah umum kiprah insan bahwa insan diciptakan tidak lain spesialuntuk untuk diberibadah kepada Allah SWT. Pernyataan ini mempersembahkan penegasan bahwa ketika diangkat sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi, insan tidak bebas bertindak semau yang diinginkannya. Perilaku insan dituntun untuk selalu sadar terhadap Tuhan dan menjalin kekerabatan dengan-Nya.

Berikut Surat Az-Zariyat Ayat 56
 menyatakan akan mengangkat khalifah di muka bumi dan mengajarkan ihwal penciptaan manus Penjelasan Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56
Wa ma - khalaqtul-jinna wal-insa illa- liya'budu-n(i)
Aku tidak membuat jin dan insan melainkan biar mereka diberibadah kepada-Ku. (Q.S. Az-Zariyat Ayat 56)

Terdapat tiga cara Allah menyebut insan dalam Al-Qur’an. Ketiga sebutan itu yaitu an-nas, al-insa atau al-insan, dan al-basyar.

1. Sebutan an-nas merujuk pada maksud insan sebagai makhluk sosial yang hidup bersama dengan insan lain dalam kekerabatan saling membutuhkan.
2. Sebutan al-insa atau al-insan merujuk kepada maksud insan sebagai makhluk yang mempunyai hati nurani, akal, dan jiwa, serta emosi.
3. Sebutan al-basyar merujuk pada maksud insan sebagai makhluk biologis yang membutuhkan makan,minum, dan banyak sekali kebutuhan biologis yang lain.

 menyatakan akan mengangkat khalifah di muka bumi dan mengajarkan ihwal penciptaan manus Penjelasan Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56
Manusia dipanggil dengan sebutan al-insa menawarkan panggilan Allah SWT. pada jiwa kemanusiaan insan yang unik dibandingkan makhluk Allah SWT. yang lain. Manusia tidak sama dari batu, hewan, atau tanaman. Manusia mempunyai nalar sekaligus hati. Manusia mempunyai nafsu, emosi, sekaligus fitrah kesucian jiwa. Artinya, insan mempunyai potensi untuk berbuat baik dan potensi untuk berbuat buruk. melaluiataubersamaini kedua potensi inilah insan dipanggil oleh Allah SWT.

melaluiataubersamaini memakai kata al-insa Allah SWT. ingin mengingatkan insan yang sanggup berbuat baik sekaligus berbuat jelek itu bahwa dirinya ada di dunia ini tidak lain spesialuntuk untuk diberibadah kepada Allah SWT. Secara tidak eksklusif Allah mengingatkan insan untuk berlaku sebaik-baiknya dan menjauhi potensi jelek yang ada pada dirinya. Allah SWT. mengingatkan insan untuk menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntunan yang sudah Allah SWT. sediakan untuk manusia.

Beribadah kepada Allah SWT. ialah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Beribadah kepada Allah SWT. mempunyai dua tindakan nyata, satu tindakan dalam kesadaran diri kita selaku manusia dan satu tindakan aktual dengan tiruana potensi yang ada pada diri kita untuk menuruti impian Allah SWT. atas kita. Tindakan dalam kesadaran yaitu keimanan kita kepada Allah SWT. sebagai ilah yang kita sembah dan Rabb yang mempunyai kekuasaan mutlak atas diri kita. 

Kesadaran ini mempersembahkan warna tauhid dalam diri kita sekaligus membebaskan jiwa kita dari kemusyrikan. INI dasar dalam diberibadah kepada Allah SWT. Kesadaran jiwa itu selanjutnya mewujud dalam tindakan aktual untuk mengikuti tuntunan dan hukum Allah SWT. dalam menjalani kehidupan. Kesadaran itu ada di sepanjang hidup kita alasannya yaitu setiap tindakan kita yaitu ibadah kepada Allah SWT. melaluiataubersamaini kata lain, hidup kita yaitu ibadah kepada Allah SWT.

Beribadah kepada Allah SWT. bukanlah semata menjalankan salat lima kali sehari atau berpuasa pada bulan Ramadan. Beribadah kepada Allah SWT. seharusnya kita lakukan dalam setiap tarikan napas kita. Setiap gerakan jari kita, setiap langkah kaki kita, setiap ucapan yang keluar dari mulut kita seharusnya bernilai ibadah kepada Allah SWT. melaluiataubersamaini demikian, kita diberibadah kepada Allah SWT. ketika menuntut ilmu. Kita diberibadah kepada Allah SWT. ketika berjalan ke pasar dan sebagainya.

Pada ayat ini Allah SWT. juga mempersembahkan info bahwa tidak spesialuntuk insan yang memiliki kewajiban untuk diberibadah kepada Allah SWT. Ada makhluk lain yang juga mendapat tugas yang sama. Makhluk itu yaitu jin. Bangsa jin yang ialah makhluk tak kasat mata bagi insan diciptakan Allah SWT. dari nyala api. Mereka juga mempunyai pola kehidupan selayaknya manusia. Dalam arti mereka juga mempunyai hati nurani, akal, emosi, bahkan kehidupan sosial. Mereka berkeluarga, bermasyarakat, dan juga bernegara.

Jin diciptakan Allah SWT. untuk diberibadah kepada-Nya. Namun, syariat yang dipakai dalam ibadah mereka, spesialuntuk Allah yang mengetahui. Ada sebagian pendapat menyampaikan bahwa syariat mereka yaitu syariat insan dan mengikuti pedoman yang disampaikan oleh para nabi manusia. Pendapat ini dikuatkan dengan banyak sekali dasar Al-Qur’an dan hadis. Di antaranya hadis dari Nabi Muhammad SAW. bahwa ada serombongan kaum jin yang hadir menemui Nabi Muhammad SAW. untuk berguru agama dan Nabi Muhammad SAW. pun dengan senang hati menyampaikan pelajarannya. 

Hal ini menawarkan bahwa kaum jin berguru syariat kepada manusia. melaluiataubersamaini demikian, pastilah mereka juga memakai syariat yang mereka pelajari tersebut. Pendapat lain sebut bahwa mereka mempunyai syariat mereka sendiri dalam diberibadah. Pendapat ini beralasan bahwa karakteristik insan dan jin tidak sama. Oleh alasannya yaitu itu, seharusnyalah Allah menurunkan syariat yang sesuai dengan keunikan yang dimiliki  bangsa jin.

Demikianlah penjelasan Kandungan Surah Az-Zariyat Ayat 56, semoga bermanfaa.
LihatTutupKomentar