-->

Penjelasan Jenis-Jenis Insan Purba

Penjelasan Jenis-Jenis Manusia Purba - Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil daripada manusia modern sekarang. Teknik berpikirnya pun masih sederhana dan primitif. Serta hidupnya pun berkelompok. Tempat tinggal mereka yaitu gua-gua dan pepohonan yang tinggi guna terhindari dari serangan hewan buas. Jadi, mereka belum mempunyai tempat tinggal permguan; dengan kata lain: mereka hidup berpindah-pindah (nomaden).

Manusia purba atau dikategorikan sebagai insan yang hidup pada masa goresan pena atau huruf belum dikenal, disebut juga insan prasejarah atau Prehistoric people. Manusia purba diperkirakan sudah ada di bumi semenjak 4 juta tahun yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, mereka biasa memakan buah-buahan dan tetumbuhan yang disediakan alam. Untuk sanggup memakan daging, mereka berburu hewan dengan memakai perkakas dari batu. Batu ini pun dipergunakan untuk keperluan ritual keagamaan, menyerupai membuat dolmen, menhir, sarkofagus, dan punden berundak-undak. Oleh alasannya yaitu itu, masa ini disebut juga dengan insan Zaman Batu.


Seperti sudah dibahas di atas bahwa di Indonesia banyak ditemukan fosil tengkorak dan tulang-belulang insan purba. Manusia purba yang pernah hidup di Kepulauan Indonesia ini banyak jenisnya. Masing-masing mewakili zaman di mana ia hidup.

 Manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil daripada Penjelasan Jenis-Jenis Manusia Purba
a. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba jenis ini hidup pada masa paleolitikum. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia-Jawa purba yang bertubuh besar (mega). Manusia purba ini diyakini ialah makhluk tertua yang pernah hidup di Pulau Jawa. Mereka diperkirakan hidup sekitar 1–2 juta tahun yang lalu. Fosil rahang bawah dan rahang atas insan purba ini ditemukan oleh Von Koenigswalg di Sangiran pada tahun 1936 dan 1941. 

Von Koenigswalg menemukan bahwa Meganthropus ini mempunyai rahang bawah yang tegap dan geraham yang besar, tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta sendi-sendi yang besar. Melihat kondisi fisiknya disimpulkan bahwa Meganthropus ini pemakan tumbuh-tumbuhan.

b. Pithecanthropus

Pithecanthropus artinya insan kera, hidup di zaman Paleolitikum. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891, yakni pecahan rahang, gigi dan sebagian tulang tengkorak. Manusia monyet ini berjalan tegak dengan dua kaki, dan diperkirakan hidup pada 700.000 tahun yang lalu. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus di Trinil kawasan Ngawi pada ketika Sungai Bengawan Solo sedang kering, kemudian fosil tersebut dinamai Pithecanthropus erectus, artinya insan monyet yang berjalan tegak. 

Sekarang, nama ilmiah insan purba Pithecanthropus erectus dikenal dengan nama Homo erectus. Pithecanthropus mempunyai ciri-ciri tinggi tubuh antara 165-180 cm, volume otak antara 750-1300 cc dan berat tubuh 80-100 kg.

Dalam beberapa sumber penelitian diperkirakan Pithecanthropus yaitu insan purba yang pertama kalinya mengenal api sehingga terjadi perubahan contoh memperoleh makanan yang tiruanla mengandalkan makanan dari alam menjadi contoh berburu dan menangkap ikan.

Peralatan yang sudah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswalg di kawasan Pacitan tepatnya di kawasan Punung yaitu kapak genggam atau chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Kapak genggam dan kapak perimbas sangat cocok dipakai untuk berburu. Manusia purba yang memakai kapak genggam hampir merata di seluruh Indonesia, di antaranya di Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Gombong, Lahat, Bengkulu, Bali, Flores dan Timor. 

Di kawasan Ngandong dan Sidoarjo ditemukan pula alat-alat dari tulang, kerikil dan tanduk rusa dalam bentuk mata panah, tombak, pisau dan belati. Di erat Sangiran ditemukan alat-alat berukuran kecil yang terbuat dari batu-batu indah yang bernama flakes (serpihan).

Manusia monyet (Pithecanthropus) jenis lain yang berhasil ditemukan antara lain:

(1) Pithecanthropus mojokertensis atau insan monyet dari Mojokerto, ditemukan di kawasan Perning, Mojokerto, pada 1936-1941 oleh Von Keonigswalg. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak belum dewasa berusia sekitar 6 tahun. Walaupun ditemukan lebih muda dari Pithecanthropus erectus oleh Dubois, fosil Pithecanthropus mojokertensis ditafsir ialah jenis insan purba yang lebih bau tanah usianya dibandingkan dengan yang lain.

(2) Pithecanthropus soloensis atau insan monyet dari Solo, ditemukan di kawasan Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo, antara tahun 1931-1934. Fosil inovasi Von Keonigswalg dan Weidenreich ini berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi.

Fosil pithecanthropus ditemukan pula di Cina, tepatnya di gua Chou-ku-tien erat Beijing. Fosil ini ditemukan oleh ilmuwan Cina, Pei Wen-Chung, dan fosil itu dinamai Sinanthropus Pekinensis. Sinanthropus pun mempergunakan perkakas kerikil yang homogen dengan perkakas kerikil dari Pacitan.

c. Homo sapiens

Homo sapiens ialah insan purba modern yang mempunyai bentuk tubuh yang sama dengan insan sekarang. Homo sapiens disebut pula insan berbudaya alasannya yaitu peradaban mereka cukup tinggi. Dibandingkan dengan insan purba sebelumnya, Homo sapiens lebih banyak meninggalkan benda-benda berbudaya. Diduga, mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia.

Fosil Homo sapiens di Indonesia ditemukan di Wajak, erat Tulungagung, Jawa Timur, oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini ialah fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang didiberi nama Homo Wajakensis atau insan dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh Eugene Dubois. Manusia purba ini mempunyai tinggi tubuh 130-210 cm, berat tubuh 30-150 kg, dan volume otak 1350-1450 cc. 

Homo Wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000 – 40.000 tahun yang lalu. Homo Wajakensis mempunyai persamaan dengan orang Australia purba (Austroloid). Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan sebuah rahang atas dari insan purba itu sangat menyerupai dengan insan purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami kawasan Irian dan Australia. Di Asia Tenggara ditemukan pula insan purba jenis ini di antaranya di Serawak, Filipina, dan Cina Selatan.

Berdasarkan penemuan-penemuan fosil tersebut, timbul pertanyaan yang mendasar: apakah Homo sapiens (manusia modern, menyerupai kita) ialah kelanjutan dari insan Pithecanthropus (manusia kera) ? Apakah keduanya masih dalam satu spesies yang sama ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut belum sanggup dijawaban oleh para andal alasannya yaitu tidak adanya mata rantai yang sanggup menghubungkan ”benang merah” antar keduanya. Sedangkan agama monotheis (Islam, Kristen, Yahudi) menyatakan bahwa insan (homo sapiens) ialah keturunan Nabi Adam dan tidak ada sangkut pautnya dengan insan purba manapun.


Selain di Indonesia, fosil insan purba juga ditemukan di luar Indonesia. Fosil insan purba di luar Indonesia sebagai diberikut:

a. Sinanthropus Pekinensis.
Fosil ini ditemukan oleh Prof. Devidson Black pada tahun 1927 di gua−gua erat Chou−Kou−Tien ± 60 km di sebelah Barat Daya kota Peking. Hasil inovasi menawarkan adanya persamaan-persamaan dengan Pithecanthropus Erectus

b. Homo Africanus (Homo Rhodesiensis)
Ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert Brom pada tahun 1924 di goa Broken Hill, Rhodesia (Zimbabwe).

c. Australopithecus Africanus
Ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924 di Taung, erat Vryburg, Afrika Selatan.

d. Homo Heidelbergensis
Ditemukan oleh Dr. Schoetensack di desa Mauer erat kota Heidelberg (Jerman).

e. Homo Neanderthalensis Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr. Fulrott di lembah Sungai Neander, erat Dusseldorf, Jerman tahun 1956.
Ciri−ciri insan purba ini mendekati ciri−ciri Homo Wajakensis.

f. Homo Cro Magnon (Ras Cro - Magnon) Ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon erat Lez Eyzies, sebelah Barat Daya Perancis tahun 1868.

Demikianlah materi Penjelasan Jenis-Jenis Manusia Purba, supaya bermanfaa.
LihatTutupKomentar