Penjelasan Agama dan Kepercayaan di Indonesia - Indonesia tidak spesialuntuk mempunyai suku bangsa yang beragam, namun juga mempunyai agama dan kepercayaan yang beragam. Terdapat enam agama resmi di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Berdasarkan data yang ada, secara umum dikuasai masyarakat Indonesia yaitu pemeluk agama Islam. Di samping agama yang resmi, di Indonesia juga tumbuh dan berkembang keyakinan lain yang disebut dengan kepercayaan tradisional.
melaluiataubersamaini adanya diversitas agama di Indonesia, masyarakat Indonesia harus menghargai perbedaan yang ada. Hal tersebut sudah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 29 ayat 2 yang menjamin masyarakat memiliki kemerdekaan di dalam beragama. Setiap individu dibebaskan untuk menganut agama yang dipilihnya. melaluiataubersamaini demikian, tidak ada diskriminasi agama. Setiap individu harus menghormati dan memelihara toleransi terhadap kepercayaan masing-masing.
a. Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar masa ke-15 dan 16. Agama Islam salah satu di antaranya dibawa ke Indonesia oleh pedagang India dan Arab. Jumlah pemeluk agama Islam di seluruh Indonesia sekitar 88% dari penduduk Indonesia.
Bukti tertua kehadiran Islam di Indonesia ditemukan di Aceh berupa watu nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah bin al-Basir dengan angka tahun 1211. Dari temuan nisan itu, kita bisa menduga bahwa sekitar masa XII di Sumatra sudah berkembang masyarakat Islam. Dari daerah itulah, Islam bisa berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Meski memuat nilai-nilai baru, namun perilaku beragama ketika awal masih dipengaruhi oleh unsur-unsur Hindu-Buddha. Bahkan para pengembang agama Islam di Jawa ibarat wali sanga masih menggunakan adat istiadat yang ialah peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha.
Sesudah Aceh, komunitas muslim generasi pertama terdapat di Demak, Banten, Makassar, Maluku, dan Yogyakarta. Di kota-kota itu kita ketahui berdiri kerajaan-kerajaan Islam yang menjadi pusat pengembangan ajaran Islam. Peninggalan sejarah dari kerajaan-kerajaan tersebut masih bisa kita lihat sampai kini.
Salah satu sikap beragama yang berkembang pada periode awal yaitu sufisme atau tasawuf. Sufisme ialah sikap yang mencerminkan unsur batin anutan Islam. Misalnya dengan pengekangan diri melalui bermacam-macam kegiatan ibarat zikir, puasa, sembahyang terus-menerus, dan tarian suci. Dari sini dikenal adanya tarekat yaitu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Perilaku beragama umat Islam didasarkan atas keyakinan adanya rukun iktikad dan rukun Islam. Rukun iktikad terdiri atas percaya pada Allah swt., percaya pada malaikat, percaya pada nabi, percaya pada hari kiamat, percaya pada kitab suci (Taurat, Mazmur, Injil, Quran) dan percaya pada takdir. Rukun Islam meliputi pengakuan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah syahadat, sembahyang lima waktu (shalat), puasa di bulan Ramadan, zakat, dan naik haji.
Pada masa kontemporer, sikap keagamaan di Indonesia semakin beragam. Baik dari tradisi Muhammadiyah, NU, maupun penganut Islam inklusif. Masing-masing organisasi massa dan kelompok-kelompok penganut agama itu kemudian berkembang dengan ciri khas masing-masing.
b. Protestan
Agama Protestan banyak dijumpai di daerah Maluku, Sulawesi Utara, dan Batak. Jumlah pemeluk agama Protestan sebesar 5% dari populasi. Pembawa agama ini yaitu orang Belanda dan Portugis.
Agama Kristen mulai masuk ke Indonesia setelah VOC menjalankan penjajahannya di aneka macam pulau. Meski misi utama VOC yaitu berdagang, namun mereka juga wajib mengembangkan iman Protestan. Saat VOC dibubarkan tahun 1799, di Indonesia terdapat 50.000 orang pemeluk Protestan. Agama ini semakin berkembang setelah pemerintah kolonial mendukung sepenuhnya kegiatan misionaris. Apalagi kitab-kitab suci mereka diterjemahkan ke dalam bahasa lokal dan bahasa Melayu. Komunitas agama Protestan banyak terdapat di daerah Indonesia pecahan timur.
Para pemeluk agama Kristen menjalankan beragam upacara. Banyak di antaranya yang menggunakan kebudayaan lokal yang sudah usang berkembang di masyarakat. Misalnya yang dilakukan oleh masyarakat Kristen di Pulau Samosir, bersahabat Danau Toba. Mereka biasa menggelar tarian suci dan nyanyian puisi ratapan pada perayaan Jumat Agung.
Di Larantuka, Flores Timur, penganut Kristen menyelenggarakan ritual siklus kehidupan dengan menyisipkan prosesi kelahiran dan tamat hidup Kristus dalam kebaktian Paskah. Upacara ini yaitu peninggalan masyarakat Eropa masa XVI. Pada Jumat Agung mereka mengadakan arak-arakan lilin di sepanjang jalan dengan membawa patung Perawan Maria lambang Mater Dolorosa (Bunda Berkabung). Kini, daerah-daerah itu menjadi pusat komunitas Kristen. Kamu bisa mencari isu sebanyak-banyaknya perihal perilaku agama mereka.
c. Katolik Roma
Agama Kristen Roma banyak dijumpai di daerah kepulauan timur Indonesia, ibarat Roti, Timor, dan Flores. Jumlah pemeluk agama Protestan sebesar 5% dari populasi. Pembawa agama ini adalah orang Belanda dan Portugis.
Komunitas Katholik terbentuk semenjak masa XVI di Ambon, Ternate, dan Halmahera. Agama tersebut hadir semenjak Portugis masuk ke Indonesia. Namun, berkembang dengan cepat pada abad XIX setelah pemerintah kolonial Belanda memberlakukan otonomi Gereja Katolik. Apalagi banyak keluarga Belanda yang hadir ke Indonesia mengikuti suami atau ayah mereka yang bertugas di Indonesia.
Penyebaran agama ini banyak didukung oleh keberadaan ordo Fransiscan. Ordo yang berpusat di Maluku Utara dan Sulawesi Utara ini berhasil membuat penduduk beragama Katolik. Ordo lain adalah Jemaat Theatine yang berpusat di pantai barat daya Sumatra dan ordo Dominikan yang berpusat di Solor, Timor, dan Flores.
d. Hindu
Agama Hindu banyak dijumpai di daerah Bali dan Lombok (di tempat orang Bali yang tinggal di daerah Lombok). Penganut kurang lebih 2% dari total populasi. Agama ini sedikit tidak sama dengan yang dianut di India.
Agama ini sudah dikenal masyarakat Indonesia semenjak awal abad I Masehi melalui kekerabatan dagang dengan India. Dari kontak dagang ini, kemudian terbangunlah komunitas-komunitas Hindu pada masa VIII-IX. Saat itu bersamaan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu dengan puncak Kerajaan Majapahit. Peran utama penyebaran agama Hindu dipegang oleh kaum brahmana. Merakalah yang memimpin upacara di kerajaan-kerajaan Hindu. Dalam perkembangannya, mereka memakai akar budaya lokal untuk menjalankan sikap agamanya. Misalnya, kita mengenal Dewi Sri atau penerapan Gunung Meru.
Masyarakat Hindu terbagi ke dalam empat kasta, yaitu brahmana, kesatria, waisya, dan sudra. Di luar itu masih ada kasta chandala yang mencakup golongan pemburu yang tercemar kedudukannya. Prinsip anutan agama Hindu didasarkan atas lima kepercayaan: brahman yaitu kepercayaan kepada para ilahi dalam berbagai bentuk perwujudannya, atman yaitu kepercayaan perihal jiwa yang awet, karmaphala yaitu kepercayaan bahwa setiap tindakan akan berakibat pada pelakunya, punar bhawa yaitu kepercayaan wacana reinkarnasi, dan moksa yaitu kepercayaan perihal kebahagiaan yang tertinggi.
Pemeluk agama Hindu menyelenggarakan serangkaian upacara yang disebut yadnya. Upacara ini terdiri atas lima jenis berdasarkan untuk siapa upacara ditujukan. Upacara itu mencakup Dewa yadnya untuk Yang Maha Kuasa, dewa-dewa dan dewi-dewi, bhuta yadnya untuk roh mistik setan, pitra yadnya untuk untuk orang mati atau leluhur, manusa yadnya untuk orang hidup, rsi yadnya untuk pendeta atau pentasbihan.
Agama Hindu di Bali mempunyai banyak nama, seperti Hindu Bali sebab khas Bali, agama Tirta karena air suci ialah unsur penting dalam agama Hindu, dan agama Siwa-Weda sebab ajaran-ajarannya memuja Siwa-Buddha. Kini, nama yang sering digunakan adalah Hindu Dharma. Penyebaran agama Hindu di Bali banyak memakai tari topeng, wayang, dan pergelaran drama. Tradisi keagamaan di Bali sudah mengakar dalam kehidupan sehari-hari dengan pusat keagamaan di pura.
e. Buddha
Agama Buddha berasal dari India. Penganutnya sekitar 1% dari populasi. Buddha berasal dari India dan menyebar ke Indonesia bersamaan dengan Hindu. Pengaruh agama Buddha masuk ke Indonesia pada masa VII. Hal ini berdasarkan catatan I-Ching yang melawat ke Sriwijaya pada tahun 671. Sesudah selama 10 tahun tinggal di Sriwijaya, IChing menerjemahkan teks-teks Buddha Sanskerta ke dalam bahasa Cina dan menulis dongeng perjalanannya.
Ada dua aliran utama yang berkembang dalam Buddha, yaitu Theravada dan Mahayana. Pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, yang berkuasa yaitu aliran Mahayana. Agama Buddha berbagi anutan Tantra. Namun setelah kedua kerajaan besar itu runtuh, imbas Buddha semakin menghilang. Dalam perkembangannya, para pemeluk agama Buddha mendirikan sangga atau organisasi para biarawan. Hingga kini, pelaksanaan upacara keagamaan banyak dipimpin oleh organisasi ini.
f. Konghucu
Penganut agama Konghucu di seluruh Indonesia berjumlah sekitar 1%. Agama Konghucu yaitu agama yang gres saja diakui oleh pemerintah sebagai salah satu agama resmi di Indonesia.
Selain percaya pada adanya Tuhan, masyarakat Indonesia juga percaya pada adanya makhluk halus dan alam gaib. Berkaitan dengan alam gaib, berdasarkan C. Geertz, masyarakat di daerah Jawa sangat memercayai adanya makhluk halus.
Makhluk halus tersebut terdiri beberapa macam, yaitu sebagai diberikut.
a. Memedi : roh yang menakut-nakuti.
b. Lelembut : roh yang menjadikan kesurupan.
c. Tuyul : makhluk hidup yang karib.
d. Demit : makhluk hidup yang menghuni suatu tempat.
e. Danyang : roh pelindung.
Untuk melindungi diri dari bahaya, masyarakat Jawa juga sangat aktif melakukan ritual keselamatan. Beberapa di antaranya yaitu sebagai diberikut.
a. telonan : ritual tiga bulan masa kehamilan.
b. tingkeban : ritual anak pertama bagi ibu, ayah, atau keduanya.
c. babaran/brokohan : ritual kelahiran bayi.
d. pamasukan : ritual lima hari setelah kelahiran.
e. pitman : ritual tujuh bulan setelah kelahiran.
f. selapanan : ritual satu bulan setelah kelahiran.
g. taunan : ritual satu tahun setelah kelahiran.
Masyarakat Jawa mempunyai cara penghitungan hari tersendiri, yakni lima hari pamasukan. Hari pamasukan tersebut yaitu legi, paing, pon, wage, dan kliwon. Di daerah-faerah yang lain di Indonesia mungkin juga memiliki cara tersendiri dalam tetapkan hari.
Demikianlah Penjelasan Agama dan Kepercayaan di Indonesia, semoga bermanfaa.