-->

Penjelasan Kronologi, Periodisasi Dan Historiografi Dalam Sejarah

Penjelasan Kronologi, Periodisasi dan Historiografi Dalam Sejarah



Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kronologi. Kronologi biasanya dipakai dalam melihat suatu peristiwa. Misalkan insiden kecelakaan. Untuk mengungkap bagaimana kecelakaan itu terjadi, polisi akan menghubungkan aneka macam fakta yang ditemukan dan menganalisa korelasi alasannya akibatnya. Fakta-fakta tersebut, kemudian direkonstruksi dalam bentuk kronologi kejadian. melaluiataubersamaini cara menyerupai ini, maka polisi sanggup menemukan apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

Begitu pula kronologi sejarah. Kronologi sejarah ialah urutan insiden sejarah yang terjadi. Ada tahapan-tahapan yang mengantarkan insiden itu terjadi. Berbagai kronologi yang ada dalam sejarah contohnya kronologi lahirnya kerajaan, pemberontakan, perang, dan lain-lain. Kronologi lahirnya sebuah kerajaan contohnya diawali dengan kronologi awal lahirnya kerajaan tersebut.

Ada kerajaan yang lahir diawali oleh suatu insiden kudeta atau pemberontakan. Kelompok yang memenangkan kudeta atau pemberontakan itu akan mendirikan suatu kerajaan baru. Kemudian secara kronologis digambarkan perkembangan kerajaan gres tersebut. Siapa saja yang menjadi raja, peristiwa-peristiwa penting apa saja selama kerajaan itu berdiri, dan bagaimana kerajaan itu berakhir.

 Periodisasi dan Historiografi Dalam Sejarah Penjelasan Kronologi, Periodisasi dan Historiografi Dalam SejarahPada masa kemudian ada kebiasaan dalam kerajaan-kerajaan, menulis sejarah kerajaannya. Penulisan ini dilakukan oleh pejabat kerajaan yang mencatat peristiwa-peristiwa penting. Hal-hal yang dicatat biasanya lebih banyak menonjolkan hal-hal yang positif dari kerajaan tersebut atau tugas dari raja sendiri. 

Apa yang ditulis tersebut lebih banyak mempersembahkan legitimasi terhadap eksistensi kerajaan. Hal-hal yang dilakukan oleh raja selalu ditafsirkan sebagai suatu tindakan yang benar. Semua tindakan atau sikap raja seakan-akan tidak ada kesalahannya. Bahkan berdirinya kerajaan tersebut, biasanya ditafsirkan sebagai suatu keharusan dalam rangka menyelamatkan masyarakat tempat di mana kerajaan itu berdiri. 

Catatan-catatan menyerupai itulah yang biasanya disebut dengan kronik. Kronik biasanya disusun secara kronologis, artinya insiden disusun berdasarkan angka tahun yang berurutan dan saling berkesinambungan.

Pada dinasti-dinasti kuno di Cina banyak mencatat kunjungan utusan-utusan dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Kunjungan utusan ini sanggup berupa adanya korelasi dagang, atau ialah bentuk legalisasi kepada raja di Cina sebagai kerajaan yang dipertuan dengan mempersembahkan upeti. Misalkan diberita dari Dinasti Sung yang menginformasikan wacana Kerajaan Sriwijaya. 

Menurut diberita dari Dinasti Sung, pada tahun 960 M nama raja Sriwijaya yaitu Si-Li Hu-ta-hsia-li-tan dan pada tahun 962 M rajanya yaitu Shih-li Wu-yeh. Pada tahun 988 hadir utusan dengan maksud memberikan upeti. Pada tahun 992, utusan yang meninggalkan Kanton dua tahun sebelumnya tidak sanggup kembali ke negerinya lantaran negerinya diserbu oleh She-p’o.

Akibatnya, utusan terpaksa berdiam di Kanton selama satu tahun. Pada ekspresi dominan gerah tahun 992 utusan itu pergi ke Campa dengan perahu, di sana ia mendapat diberita yang tidak sangat senang wacana negerinya. Akhirnya ia kembali ke Cina dan memohon kepada kaisar Cina untuk mengumumkan bahwa San-fo-ch’i berada di bawah derma Cina.

Kebiasaan menulis sejarah secara resmi hingga kini masih dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu. Di antara lembaga-lembaga tersebut ialah Tentara Nasional Indonesia (ABRI). Tentara Nasional Indonesia ialah forum yang mempunyai perjalanan sejarah yang sangat panjang dan berperan dalam pembentukan Republik Indonesia. 

Berbagai tugas yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam kaitannya dengan usaha pembentukan bangsa sudah banyak ditulis oleh Tentara Nasional Indonesia secara resmi. Dalam perannya, Tentara Nasional Indonesia ditampilkan sebagai kepingan terdepan dalam usaha bangsa. Salah satu referensi penulisan sejarah Tentara Nasional Indonesia yang bersifat kronologis contohnya buku yang berjudul Siliwangi Dari Masa Ke Masa. Buku ini secara kronologis menampilkan tugas Kodam Siliwangi dalam usaha bangsa.

Kronologi sejarah Indonesia
1. Zaman Prasejarah ......................... Sebelum kala Abad ke-4 M
2. Zaman Hindu-Buddha................... Abad ke-4 M–15 M
3. Zaman Perkembangan Islam ......... Abad ke-7 M–16 M
4. Zaman Penjajahan Belanda........... Abad ke-16–1942
5. Zaman Pendudukan Jepang .......... 1942–1945
6. Zaman Kemerdekaan ................... Awal 1945
7. Zaman Revolusi ............................ 1945–1949
8. Zaman Orde Lama ....................... 1949–1966
9. Zaman Orde Baru ........................ 1967–1998
10. Zaman Reformasi.......................... 1998–Sekarang


Sejarah yaitu studi yang berkaitan dengan konteks waktu. Waktu dalam sejarah akan membentuk suatu periodisasi. Periodisasi dipakai biasanya untuk megampangkan pemahaman suatu kisah sejarah sehingga terjadi suatu kesinambungan. Jadi, periodisasi ini semacam serialisasi rangkaian berdasarkan urutan zaman.

Peristiwa yang ditulis dengan menampilkan periodisasi akan mempergampang untuk mengetahui ciri khas atau karakteristik kehidupan insan pada masing-masing periode, sehingga kehidupan insan simpel dipahami. melaluiataubersamaini adanya periodisasi, akan diketahui perkembangan kehidupan manusia, kesinambungan antara periode yang satu dengan periode diberikutnya, apakah ada pengulangan fenomena yang terjadi, dan perubahan dari periode yang awal hingga pada periode-periode diberikutnya.

Secara teoritis perkembangan sanggup diartikan sebagai suatu insiden yang berturut-turut dalam masyarakat yang bergerak dari satu bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Dalam perkembangan ini, tidak ada efek luar yang menyebabkan pergeseran. Misalnya perkembangan suatu kota yang berasal dari suatu desa. Desa yang tiruanla dihuni oleh penduduk yang sangat terbatas jumlahnya. Perkembangan desa tersebut disebabkan oleh adanya pembentukan lembaga-lembaga gres yang besar lengan berkuasa terhadap dinamika desa itu. Misalnya di desa tersebut dibuka sebuah forum pendidikan.

Lembaga pendidikan tersebut merangsang kehadiran orang. Dalam beberapa waktu kemudian, banyak orang yang hadir untuk mengikuti pendidikan di forum pendidikan tersebut. Akibatnya, jumlah penduduk di desa tersebut semakin bertambah. Pertambahan penduduk berdampak kepada kehidupan ekonomi. Kebutuhan ekonomi penduduk tersebut harus dipenuhi, alhasil lahir pasar. 

Dalam beberapa waktu kemudian desa tersebut menjadi berkembang pesat, baik secara ekonomi maupun sosial budaya. Perkembangan itu menyebabkan desa tersebut tidak lagi masuk ke dalam kategori bentuk desa, akan tetapi menjadi kategori kota.

Kesinambungan terjadi kalau suatu masyarakat gres spesialuntuk melaksanakan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya kolonialisme ialah salah satu periode dalam sejarah Indonesia. Keberlangsungan kolonialisme salah satu sebabnya, yaitu adanya praktik-praktik yang pernah dilakukan pada masa prakolonial. Sebelum periode kolonial, kehidupan patrimonial sudah berlangsung. 

Raja selalu mendapat upeti terutama dari daerah-daerah taklukan. Selain itu, rakyat mempunyai kewajiban untuk melaksanakan segala perintah raja. Rakyat wajib bekerja kepada raja dan para ningrat tanpa memperoleh upah. Fenomena patrimonial ini ternyata dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pemerintah kolonial meminta upeti kepada raja-raja.

Salah satu referensi yang terperinci yaitu praktek pengerahan tenaga kerja saat pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Pemerintah kolonial memakai korelasi tradisional antara penguasa pribumi dalam hal pengerahan tenaga kerja untuk keperluan Tanam Paksa. Para pekerja ini dikenakan kerja wajib. melaluiataubersamaini cara menyerupai ini, pemerintah kolonial mendapat laba yang sangat besar dari hasil pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Jadi, kolonialisme sanggup dikatakan sebagai kesinambungan dari patrimonialisme.

Peristiwa dalam sejarah spesialuntuk terjadi satu kali, tidak ada insiden yang berulang. Sebab, setiap insiden yang terjadi mempunyai keunikan tersendiri yang belum tentu ada dalam insiden diberikutnya. Misalnya insiden proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 akan tidak sama dengan perayaan 17 Agustus pada tahun-tahun diberikutnya. Yang ada kesamaan dalam suatu insiden dengan insiden diberikutnya yaitu fenomena. 

Fenomena inilah yang sering ditafsirkan oleh orang awam sebagai pengulangan sejarah. misal terjadinya pengulangan fenomena dalam sejarah Indonesia yaitu berakhirnya kekuasaan pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Orde Lama berakhir kekuasaannya dengan adanya krisis politik, krisis ekonomi, dan demonstrasi dari aneka macam lapisan masyarakat khususnya mahasiswa. Fenomena ini pun terjadi pula pada masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru.

Dinamika yang terjadi di masyarakat sanggup pula dikategorikan sebagai perubahan apabila mengalami pergeseran. Perubahan di sini sama artinya dengan perkembangan. Dinamika yang terjadi dalam perubahan yaitu adanya perkembangan besar-bemasukan dan dalam waktu yang relatif singkat. 

Perubahan biasanya terjadi lantaran efek dari luar. Misalnya, dalam sejarah Indonesia lahirnya kaum akil yang menjadi pencetus gagasan nasionalisme di Indonesia pada awal kala ke-20. Kelahiran kelompok akil tersebut ialah dampak dari penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap kaum pribumi. Pendidikan ini ternyata melahirkan suatu kelompok gres dalam masyarakat Indonesia, yaitu kaum intelektual atau kaum terpelajar. 

Pada kaum ini tumbuh kesadaran bahwa bangsanya dijajah, dan munculnya keinginan untuk melepaskan diri dari penjajah serta berkeinginan untuk membangun sebuah negara nasional. Perubahan terjadi dalam hal menghadapi penjajah. Pada masa sebelum kala ke-20, lebih banyak memakai perang fisik menyerupai Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, dan perang-perang lainnya. Ketika munculnya pergerakan kebangsaan yang dimotori oleh kaum intelektual, perlawanan terhadap penjajah dengan memakai organisasi yang modern.

Penetapan penyusunan periodisasi tergantung kepada penulis sejarah. Terdapat aneka macam alasan dalam penetapan periodisasi. Misalnya suatu insiden disusun berdasarkan awal kejadiannya hingga berakhirnya insiden tersebut. Selain itu, penetapan periodisasi tergantung pula pada tema sejarah yang ditulisnya. melaluiataubersamaini demikian, setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, tergantung pada pendiriannya.

Perkembangan politik, contohnya menulis periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau dinasti-dinasti. Kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia contohnya mulai dari periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha hingga dengan periode Islam. Periode kerajaan Hindu-Buddha mulai dari kerajaan tertua yaitu Kutai hingga dengan Majapahit. Akhir dari Kerajaan Majapahit, memasuki periode kerajaan-kerajaan Islam. Dalam setiap periode kerajaan tersebut, diceritakan wacana kekuasaan raja-raja khususnya yang berperan besar.

Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi, contohnya melihat perkembangan kehidupan insan mulai dari masa berburu, mengumpulkan makanan, mulai menanam, berkebun atau bersawah, hingga dengan masa produksi. Setiap periode tersebut mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. Masa berburu dan mengumpulkan kuliner misalnya, ialah masa saat insan masih tergantung pada alam. 

Untuk mencapai kebutuhan hidupnya, insan tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Kehidupan sosial pada masa berburu, yaitu berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah atau nomaden. Pada masa berkebun atau bersawah, insan sudah mulai menetap lantaran sudah bisa mengolah alam dalam bentuk berkebun atau bersawah. Kehidupan sosial-ekonominya, sudah tidak lagi tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Ada proses produksi walaupun masih sederhana.


Secara harfiah, historiografi berasal dari adonan dua kata, yaitu histori yang berarti sejarah dan grafi yang berarti deskripsi atau penulisan. Jadi, berdasarkan asal katanya historiografi berarti penulisan sejarah. Secara lebih luas, historiografi sanggup diartikan sebagai sejarah penulisan sejarah. Kronik-kronik yang ditulis pada masa kerajaan-kerajaan kuno ialah salah satu bentuk historiografi. Bentuk ini termasuk dalam historiografi tradisional.

Masyarakat Indonesia pada masa kemudian sudah mempunyai kesadaran dalam menulis sejarahnya. Selain kronik, terdapat beberapa bentuk historiografi tradisional menyerupai babad, hikayat, silsilah, tambo (Minangkabau), tutui teteek (Roti), dan lain-lain. Historiografi di Indonesia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. 

Demikianlah Materi Penjelasan Kronologi, Periodisasi dan Historiografi Dalam Sejarah, selamat belajar.
LihatTutupKomentar