Penjelasan Kegunaan Mempelajari Sejarah - Mempelajari sejarah tentu banyak gunanya. Sebab, sejarah berbicara tentang kehidupan manusia. Kegunaan mempelajari sejarah yaitu sebagai diberikut.
Sejarah yakni suatu studi tentang kehidupan insan dalam konteks waktu. Waktu dalam pengertian sejarah sanggup berupa sebuah garis yang lurus ke depan. Garis tersebut sanggup menunjukkan adanya kesinambungan. Kesinambungan waktu yang dimaksud yakni kesinambungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan hadir. Masa kemudian sangat memilih masa sekarang, dan masa kini sangat memilih masa yang akan hadir.
Kesinambungan waktu dalam sejarah sanggup kita contohkan terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Misalnya kini kita duduk di dingklik SMA. Keberadaan kita kini di Sekolah Menengan Atas ini sebetulnya tidak lepas dari apa yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika kita di Sekolah Menengah Pertama atau di SD.
Kesinambungan waktu dalam sejarah sanggup kita contohkan terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Misalnya kini kita duduk di dingklik SMA. Keberadaan kita kini di Sekolah Menengan Atas ini sebetulnya tidak lepas dari apa yang kita lakukan pada masa lalu, yaitu ketika kita di Sekolah Menengah Pertama atau di SD.
Apabila kita ketika di SMP-nya mencar ilmu dengan rajin dan fokus maka ketika kita duduk di Sekolah Menengan Atas tidak menutup kemungkinan prestasi kita menjadi lebih baik lagi. Begitu pula halnya dalam melihat masa depan kita. Apabila kita ketika di SMA-nya malas, maka tidak menutup kemungkinan masa depan kita menjadi kurang baik. Kerajinan dan keuletan kita mencar ilmu kini di Sekolah Menengan Atas sangat memilih hidup kita pada masa yang akan hadir.
Sejarah banyak menghasilkan banyak sekali karya, baik karya seni maupun karya sastra. Karya-karya tersebut banyak mempersembahkan pandangan gres bagi seniman untuk berkreasi dalam membuat karya-karyanya. Bahkan karya-karya seni pada masa kemudian tidak sedikit yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, susah untuk dicapainya pada zaman sekarang.
Karya seni tersebut sanggup menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang mempunyai karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Karya seni tersebut sanggup menjadi suatu peradaban. Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan yang mempunyai karya seni yang bernilai tinggi. Misalnya candi-candi yang dibangun oleh para raja.
Karya seni pada masa kemudian di samping mempunyai nilai seni yang tinggi juga menunjukkan kemampuan teknologi yang sudah maju pada zamannya. Misalnya, Candi Borobudur ialah sebuah bangunan monumental yang mempunyai nilai seni sangat tinggi. Kamu sanggup membayangkan bagaimana masyarakat ketika itu menumpukkan batu-batu dengan tidak dilem (pakai semen) menyerupai kini ini sanggup berdiri dengan megah hingga ratusan tahun.
Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi pembangunan mereka ketika itu begitu tinggi. Relief-relief yang diukir begitu rapinya pada tumpukan batu-batu. Kemampuan teknologi bangunan dalam Candi Borobudur sanggup mempersembahkan pandangan gres bagi para jago bangunan bagaimana membuat bangunan yang lebih kokoh. Bahkan relief-relief yang ada di Candi Borobudur pun sanggup mempersembahkan pandangan gres bagi pengembangan seni rupa.
Kreasi seni masa kemudian tidak identik dengan ketinggalan zaman. Karya seni masa kemudian banyak mempersembahkan kreasi bagi para jago seni ketika ini dalam menyebarkan karyanya. Perkembangan seni mode ketika ini misalnya, banyak diwarnai oleh pandangan gres karya seni masa lalu. Para kreator seni memadukan model masa kemudian dengan masa sekarang. Misalnya dalam seni mode berpakaian atau busana. Busana-busana yang dikreasi ketika ini banyak mendapat pandangan gres dari karya masa lalu. Sehingga ketika busana itu ditampilkan menjadi lebih menarikdanunik.
Bagitu pula halnya dalam seni bangunan. Para kreator seni bangunan banyak mengkreasi model-model seni bangunan masa kemudian dengan masa sekarang. Kita sering melihat adanya restoran-restoran, hotel-hotel, dan tempat-tempat hiburan menyajikan bentuk bangunan fisik yang menampilkan keindahan model masa lalu. Bahkan bukan spesialuntuk bangunannya saja yang dikreasi, termasuk juga alat-alat yang digunakan. Misalnya kursi, meja, alat makanan, dinding, dan lain-lain. Kreasi masa kemudian yang ditampilkan dengan konteks masa kini membuat bangunan itu menjadi indah.
Dalam konteks berbangsa, kebemasukan masa kemudian bukan untuk dikultuskan, tetapi harus mempersembahkan pandangan gres semangat masa kini bagaimana kita harus menjadi bangsa yang besar. Kebemasukan bangsa Indonesia bukan spesialuntuk besar dalam jumlah penduduknya, tetapi kebemasukan yang ditandai sebagai bangsa yang diperhitungkan dan dihormati oleh bangsa lain. Sejarah mencatat di Indonesia pernah lahir kerajaan-kerajaan besar yang menjadi ciri kejayaan masa kemudian bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit ialah dua kerajaan yang diperhitungkan ketika diberinteraksi dengan bangsa lain menyerupai bangsa India dan Cina, dua bangsa yang pada masa itu dianggap mempunyai peradaban yang sudah maju.
Kebemasukan masa kemudian bangsa Indonesia harus mempersembahkan pandangan gres bagaimana kita sanggup menjadi bangsa yang maju dan bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Untuk menjadi bangsa yang maju, sudah barang tentu harus mempunyai nilai-nilai yang mendukung terhadap terbentuknya bangsa yang maju. Nilai-nilai tersebut contohnya nasionalisme, etos kerja yang tinggi, penegak aturan yang konsisten, inovatif, kreatif, dan lain-lain. Apa yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan besar pada masa kemudian harus dilihat nilai-nilai positif dari mereka. Kemajuan spesialuntuk sanggup dicapai dengan kerja keras sendiri, bukan ditentukan oleh bangsa lain.
Instruktif secara harfiah sanggup diartikan pengajaran. Pengajaran dalam konteks di sini mempersembahkan arti keterampilan yang diperoleh dari pengajaran sejarah. Keterampilan tersebut, baik berupa keterampilan berpikir maupun keterampilan yang bersifat fisik. Keterampilan berpikir yakni keterampilan yang bersifat kognitif. Hal ini sanggup diperoleh melalui pengkajian terhadap materi sejarah. Adapun keterampilan yang bersifat fisik lebih banyak diperlihatkan dalam bentuk unjuk kerja.
Sejarah sebagai ilmu intinya mempersembahkan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat teoretis. Sifat teoretis sanggup berupa pemahaman terhadap konsep-konsep atau generalisasi-genaralisasi yang dikaji dari insiden sejarah yang dipelajarinya. Konsep-konsep yang ada dalam ilmu sejarah misalnya, berpikir lantaran akhir atau kausalitas, kronologis, perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan. Dalam melihat atau mengamati kehidupan sehari-hari, sanggup memakai konsep-konsep tersebut. Dua hal yang mempunyai hubungan sanggup menjadi pengembangan berpikir kausalitas.
Berbagai analisis sanggup dikembangkan dalam melihat penyebab konflik. Sebab-sebab konflik sanggup dihubungkan dengan kebijakan pemerintahan setempat, kondisi perekonomian masyarakat, hubungan antarkelompok masyarakat, letak geografis tempat konflik, dan lain-lain. melaluiataubersamaini ditemukannya lantaran akhir dari konflik tersebut, diperlukan kemampuan berpikir kausalitas ini sanggup mempersembahkan tuntunan dalam memecahkan problem semoga konflik tidak terjadi lagi.
Berpikir kronologis sanggup diartikan berpikir yang bersifat runut atau tersusun menurut urutan waktu. Hal ini sanggup dilakukan dalam mengungkap suatu kejadian, contohnya kecelakaan. Untuk mengungkap mengapa terjadi kecelakaan, biasanya polisi mencari bukti-bukti yang menjadi penyebab kecelakaaan.
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, maka kronologi insiden kecelakaan tersebut sanggup diceritakan atau diungkap. Kronologi kecelakaan tersebut, contohnya sanggup diceritakan, yaitu diawali dengan seorang perjaka yang mengendarai sepeda motor sambil membawa minuman keras. Pemuda tersebut mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi. Ketika sepeda motor yang dikendarainya itu tiba-tiba bannya pecah, sehingga ia tidak bisa mengendalikan sepeda motornya yang oleng. Akibatnya, terjadilah kecelakaan itu.
Sejarah mengajarkan cara berpikir perubahan. Perubahan itu sanggup berupa perkembangan dan pertumbuhan. Teknik berpikir menyerupai ini sanggup diterapkan dalam melihat diri sendiri. Kita tumbuh berubah semenjak kecil, mulai dari masa bawah umur hingga sampaumur kini ini. Bagaimana pertumbuhan yang terjadi pada diri kita, apakah mengarah kepada perubahan yang bersifat positif atau negatif. Pemahaman terhadap perubahan yang terjadi pada diri kita sendiri sanggup mempersembahkan pengajaran bagi kita, apakah kita sudah menjadi orang yang baik atau sebaliknya, apakah kita sudah menjadi orang yang berkhasiat atau sebaliknya. Introspeksi diri sanggup kita lakukan dalam melihat perubahan yang terjadi pada diri kita.
sepertiyang sudah dicontohkan di atas, sejarah banyak meninggalkan banyak sekali peninggalan yang sangat penting. Peninggalan tersebut intinya ialah hasil dari keterampilan insan pada masa itu. Keterampilan-keterampilan yang ditunjukkan oleh masyarakat pada masa kemudian intinya sanggup menjadi pengajaran bagi insan kini dalam menyebarkan keterampilan, contohnya keterampilan dalam seni.
Berbagai karya sanggup mempersembahkan pengembangan keterampilan contohnya seni bangunan, seni lukis, seni rupa, seni ukir, pelayaran, bertani, berkebun, dan banyak sekali keterampilan teknis lainnya. Peninggalan bangunan masa lalu, sebagaimana sudah dicontohkan dengan candi yang mempunyai nilai seni sangat tinggi. Selain metode cara membangun yang sudah maju, dalam candi itu terdapat ukiran-ukiran yang sangat indah.
Keterampilan-keterampilan yang ada pada pola bangunan candi sanggup kita pelajari. Kita bisa mencar ilmu bagaimana cara membangun suatu bangunan yang indah dan kokoh, bagaimana mengukir kerikil dengan goresan yang sangat indah. Sejak masa lampau bangsa Indonesia sudah mengenal metode pelayaran. Pelajaran cara berlayar sudah dipelajari oleh bangsa Indonesia lantaran kondisi geografis wilayah Indonesia yang sebagian besar atau dua pertiganya terdiri atas lautan.
Relief yang ada dalam Candi Borobudur menunjukkan realitas kehidupan masyarakat pada ketika itu. Realitas tersebut contohnya keterampilan berlayar yang diiringi dengan keterampilan membuat perahu. Keterampilan ini sudah semenjak usang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dari satu keterampilan sanggup dikembangkan pada keterampilan-keterampilan lainnya, contohnya keterampilan pelayaran sanggup mencakup keterampilan-keterampilan mengetahui arah mata angin, memperkirakan cuaca, memperkirakan tempat berkumpulnya ikan, dan keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan yang positif tersebut sanggup diwariskan kepada generasi sekarang. Kita dikenal sebagai bangsa pelaut akan tetapi keterampilan kita dalam teknologi kelautan ketika ini sangat tertinggal dari bangsa lain. Akibatnya, maritim yang kita miliki belum diolah secara optimal hingga ketika ini.
Edukatif berarti nilai-nilai yang mengandung unsur pendidikan. Orang sering berkata “Belajar dari sejarah”, “Belajarlah dari masa lalu”. Dalam ungkapan tersebut terkandung arti bahwa sejarah mempunyai kegunaan yang sanggup mendidik kita. Apa yang terjadi pada masa kemudian harus menjadi pelajaran buat kita, orang sering menyatakan “ambillah hikmahnya”. Hikmah sanggup diambil dari apa yang pernah terjadi dalam diri kita.
Peristiwa yang terjadi pada masa kemudian mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan kita ketika ini. Beberapa nilai yang bisa kita ambil dari peristiwa-peristiwa sejarah, menyerupai kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi, sejarah banyak mempersembahkan pengajaran moral.
Sejarah yang mengandung nilai-nilai kebenaran misalnya, sanggup kita lihat dalam usaha para nabi. Kita sudah sering membaca dan mendengar bagaimana tantangan yang dihadapi oleh para nabi dalam melaksanakan misi. Misi yang diemban oleh para nabi yakni menegakkan kebenaran yang sudah ditugaskan oleh Tuhan. Kebenaran yang diperjuangkan oleh para nabi yakni mengajak insan untuk melaksanakan aliran Tuhan, semoga hidup insan itu menjadi selamat baik di dunia maupun di akhirat.
Akan tetapi usaha yang dilakukan oleh para nabi itu tidak sedikit yang mendapat tantangan dari para kaumnya. Para nabi tersebut dicerca, dihina, bahkan hingga akan dibunuh. Para nabi tak gentar menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Mereka bersikukuh memperjuangkan misinya. Perjuangan yang dilaksanakan oleh para nabi tersebut dalam perkembangan kemudian ada hasilnya. Misalnya agama hingga kini mengalami perkembangan.
Nilai kebenaran sanggup pula kita lihat dalam usaha para pendekar kita ketika menghadapi penjajah. Penjajahan intinya ialah tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Hal-hal yang berperihalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu penjajahan biasanya melaksanakan tindakan menindas kepada bangsa lain oleh bangsa yang menjajah. Tindakan penindasan itu, akan menjadikan reaksi dalam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat yang terjajah.
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda di Indonesia menjadikan perlawanan dari bangsa Indonesia, baik perlawanan dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Dalam bentuk fisik sanggup berupa peperangan, menyerupai Perang Diponegoro, Perang Paderi, Perang Aceh, dan lain-lain. Perlawanan dalam bentuk nonfisik, contohnya usaha yang dilakukan oleh para pemimpin pergerakan kebangsaan. Perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang tersebut, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik intinya yakni usaha untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran, yaitu kemerdekaan.
Kemerdekaan ialah hak azasi setiap individu yang harus diperjuangkan. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pejuang tersebut ternyata mempersembahkan hasil yang sanggup kita rasakan hingga sekarang, yaitu kemerdekaan. Aspek nilai yang bisa kita tarik dari usaha para pejuang tersebut yakni apabila kita mempunyai sesuatu impian yang mengandung nilai-nilai kebenaran maka haruslah kita perjuangkan. Risiko dan tantangan apa pun harus kita hadapi dalam memperjuangkan sebuah kebenaran. Apabila kita sungguh-sungguh dan fokus dalam memperjuangkan sebuah kebenaran, maka pada suatu ketika usaha kita akan ada hasilnya.
Nilai-nilai keadilan terdapat pula dalam suatu insiden sejarah. Dalam bertindak, kita harus bersikap adil terutama ketika kita menjadi pemimpin. Jatuh bangunnya sebuah kerajaan atau kekuasaan dalam sejarah, sanggup dilihat dari bagaimana kebijakan para raja atau penguasa dalam melaksanakan kebijakan yang mempersembahkan keadilan bagi rakyatnya. Kita sanggup membaca dalam sejarah, terdapat raja-raja yang bersifat sewenang-wenang dan menindas rakyat. Kebijakan-kebijakan yang diambilnya lebih banyak menguntungkan raja dan keluarganya.
Raja dan keluarganya hidup bermewahan, sedangkan rakyatnya hidup sengsara. Tindakan penguasa tersebut menjadikan reaksi dari rakyat. Reaksi yang timbul, contohnya pemberontakan. Akibat pemberontakan tersebut, kekuasaan raja berakhir, diganti oleh sebuah dinasti baru. Bahkan yang paling mengerikan ada raja yang diganti tersebut dieksekusi oleh rakyatnya dengan sanksi yang mengerikan. Nilai yang bisa kita ambil dari insiden ini yakni bahwa kita harus berbuat adil. Apabila kita tidak berbuat adil, akan menjadikan tanggapan kelak yang sanggup menyengsarakan kita.
Kebijakan raja atau penguasa sebagaimana sudah dicontohkan di atas, sanggup pula mengandung nilai-nilai kejujuran. Pada umumnya penguasa yang menindas ialah cerminan dari seorang penguasa yang tidak jujur. Dia menunjukkan banyak sekali kebohongan, mengeluarkan pernyataan-pernyataan kepada rakyat seakan-akan tindakannya benar. Padahal dibalik pernyataannya tersebut banyak mengandung ketidakjujuran. Rakyat dibohongi oleh banyak sekali pernyataannya.
Bahkan kebohongan bisa semakin meluas, tidak spesialuntuk dilakukan oleh raja, tetapi dilakukan pula oleh pegawanegeri kerajaan dan keluarganya. Mereka mempersembahkan kesan bahwa kerajaannya ialah kerajaan yang mementingkan dan memperhatikan rakyatnya. Padahal kenyataannya tidak, yang terjadi sebaliknya. Raja, pejabat kerajaan, dan keluarganya lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan rakyatnya. Fenomena sejarah kerajaan menyerupai ini, biasanya kerajaan itu berakhir dengan keadaan yang tragis. Sebagai akhir munculnya pemberontakan rakyat. Hal ini, bagi kita harus menjadi pelajaran. Apabila kita tidak berbuat jujur maka akan mencelakakan kita sendiri kelak.
Keberanian ialah suatu modal untuk mencapai kemajuan. Dalam sejarah, kita banyak mencar ilmu bagaimana bangsa yang mempunyai keberanian sanggup menjadi bangsa yang maju. Keberanian yang dimaksud di sini yakni keberanian dalam memperjuangkan impian yang positif. Misalnya, sejarah bangsa Jepang mempersembahkan suatu nilai bagaimana bangsa Jepang sanggup menjadi maju menyerupai ketika ini disebabkan oleh nilai-nilai keberanian. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang mempunyai nilai atau etos kerja yang tinggi. Nilainilai tersebut terbentuk melalui proses perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Nilai-nilai keberanian yang tercermin dalam kelompok Samurai Jepang, kemudian diimplementasikan dalam industrialisasi sehingga tercapai sebuah modernisasi. Modernisasi yang dicapai oleh Jepang berakar dari tradisi Jepang. Perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan, banyak mengandung nilai rela berkorban. Mereka berjuang melawan penjajah bukan untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam melawan penjajah, contohnya mereka dipenjara, dimembuang ke kawasan lain, diasingkan dari pergaulan masyarakatnya. Sebagai contoh, Pangeran Diponegoro pernah dimembuang ke Manado dan Makasar. Para tokoh pergerakan banyak yang dimembuang ke Boven Digul (daerah Papua sekarang). Boven Digul yakni suatu tempat yang terletak di pedalaman Papua (dulu Irian Jaya). Untuk hingga ke kawasan ini, harus melalui jalan air yaitu memakai kapal. Daerah Boven Digul ialah kawasan rawan penyakit malaria. Banyak para pejuang yang terkena penyakit malaria.Walaupun para pejuang tersebut diperlakukan oleh penjajah dengan perlakukan yang buruk, tidak membuat perilaku mereka berubah terhadap penjajah. Sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh para pejuang tersebut patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai edukatif yang kita pegang dari nilai-nilai sejarah, tidaklah berarti kita harus mengkultuskan masa lalu. Kita tetap saja harus bersikap kritis terhadap insiden yang terjadi pada masa lalu. Sikap kekritisan itulah justru yang sanggup mendorong kita untuk mengambil nilai-nilai apa yang sanggup kita kembangkan dalam konteks kehidupan ketika ini. Janganlah hingga kita melupakan sejarah. Bung Karno pernah menyampaikan bahwa bangsa yang besar yakni bangsa yang menghormati sejarahnya. Masa kemudian harus menjadi pelajaran dalam menatap hari esok yang lebih baik. Sejarah yakni guru kehidupan, sebagaimana pepatah yang menyatakan “Historia magistra vitae”.
Saat ini kita sering mendengar wisata yang bernuansa spiritual. Wisata menyerupai ini mempunyai nilai sejarah. Sejarah sanggup mempunyai nilai-nilai penting dalam pengembangan kepariwisataan. Fungsi rekreatif sejarah sanggup mengandung arti wisata yang mengikuti lorong waktu masa lalu.
Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak mempersembahkan kesan kepada masyarakat ketika ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesan secara fisik contohnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya, orang tersebut tertarik untuk melaksanakan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun kesan nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan fisik tersebut, contohnya masjid kuno.
Banyak orang yang melaksanakan wisata dengan mengunjungi masjid-masjid kuno dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual ia terhadap nilai-nilai keagamaan. Apalagi bila di Masjid Kuno tersebut terdapat makam-makam orang yang berperan dalam sejarah. Para wisatawan biasanya akan berziarah ke makam tersebut. Bagi mereka yang menghayati kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seakan-akan mempersembahkan kesan bahwa mereka sudah melaksanakan lawatan masa lalu.
Peninggalan-peninggalan sejarah ketika ini banyak mempersembahkan kiprah yang sangat penting bagi pengembangan pariwisata. Bahkan beberapa pemerintah kawasan ada yang menyebarkan pariwisatanya dengan memanfaatkan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di daerahnya. Situs-situs sejarah secara hemat sanggup meningkatkan pendapatan daerah.
Bangunan-bangunan kuno lainnya contohnya beberapa bangunan keraton kerajaan. Di tempat ini kita sanggup berekreasi menikmati keindahan keraton-keraton masa kemudian yang dibangun dengan bentuk bangunan yang ialah perpaduan antara bentuk orisinil Indonesia dengan unsur-unsur dari luar. Beberapa unsur luar yang kuat terhadap bangunan luar misal efek dari Eropa, Cina, Arab, dan negara-negara lainnya. Dari jenis perpaduan bangunan ini kita sanggup mencar ilmu juga bahwa pada masa itu bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan bangsa-bangsa di luar Indonesia.
Salah satu tempat rekreasi sejarah yakni museum. Di tempat ini banyak disimpan atau dikoleksi benda-benda peninggalan sejarah. Benda-benda ini sangat penting untuk mempersembahkan pengetahuan tentang kesejarahan. Kunjungan ke museum mempunyai dua arti, yaitu pertama berekreasi dan kedua mencar ilmu ilmu pengetahuan. Setiap museum yang dibangun mempunyai kekhasan tersendiri, ada museum yang dibangun lantaran adanya insiden penting contohnya Museum Konferensi Asia Afrika yang ada di Gedung Merdeka Kota Bandung Jawa Barat.
Ada pula museum yang mengkoleksi benda-benda sejenis, contohnya museum kereta api di Madiun, museum Affandi di Yogya yang mengkoleksi lukisan-lukisan Affandi, dan lain-lain. Ada pula museum yang mengkoleksi benda-benda yang bermacam-macam dari kurun ke abad, contohnya Museum Sribaduga di Jawa Barat yang mengkoleksi benda-benda sejarah semenjak zaman prasejarah hingga zaman penjajahan.
Rekreatif bukan spesialuntuk dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah. Guna rekreaktif sanggup pula dirasakan dalam memahami karya sastra yang mempunyai nilai kesejarahan. Ada beberapa karya sastra yang mungkin fakta sejarahnya masih diragukan, tetapi dalam karya sastra itu mempersembahkan suatu citra bagaimana situasi zaman pada ketika itu. Kemampuan diberimajinasi bagi penulis karya sastra tersebut sangat penting. Begitu juga bagi yang membacanya, pembaca harus mempunyai kemampuan imajinasi ketika ia membaca karya sastra sejarah. Ketika ia membaca karya sastra tersebut seakan-akan ia sedang berekreasi memasuki zaman yang diceritakan dalam karya sastra tersebut. Dalam hal ini sejarah menjadi suatu seni, bukan saja sebagai ilmu pengetahuan.
Nilai-nilai politik sangat kentara dalam penulisan sejarah, terutama sejarah yang ditulis oleh pemerintah atau penulisan sejarah yang merujuk kepada kepentingan pemerintah. Penulisan sejarah menyerupai ini sangat nampak dalam buku-buku teks pelajaran sejarah yang ada di sekolah. Pelajaran sejarah yang didiberikan di sekolah harus merujuk kepada kurikulum yang berlaku. Adapun kurikulum intinya ialah produk kebijakan politik pemerintah dalam pendidikan. melaluiataubersamaini demikian, sejarah yang diajarkan di sekolah mempunyai misi dalam rangka pendidikan politik.
Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya yakni membuat masyarakat negara yang baik. Salah satu ciri penting dari masyarakat negara yang baik yakni masyarakat negara yang selalu tunduk dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan ini sanggup dibangun dengan cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa mempunyai terhadap bangsanya. Pengajaran sejarah mempunyai kiprah yang sangat penting dalam membangun nasionalisme. Nasionalisme yang diterapkan kepada siswa intinya ialah bentuk pendidikan politik dari negara kepada masyarakatnya. Setiap bangsa mempunyai kepentingan untuk menulis sejarahnya. Seperti juga bangsa Indonesia, kita mencar ilmu sejarah mulai dari SD hingga dengan Pendidikan Menengah. Pemerintah mempunyai kepentingan terhadap pendidikan sejarah di sekolah.
melaluiataubersamaini mencar ilmu sejarah, para siswa diperlukan mempunyai kecintaan terhadap tanah airnya, mempunyai jiwa nasionalisme. Kecintaan kepada bangsa diperlukan sanggup menumbuhkan rasa pujian terhadap bangsanya. Para siswa diperlukan menjadi masyarakat negara yang baik. Menjadi masyarakat negara yang baik ialah penggalan dari pendidikan politik oleh pemerintah terhadap masyarakat negaranya.
Demikianlah Materi Kegunaan Mempelajari Sejarah, selamat belajar.