-->

Mengenal Fakta Ihwal Daendels Dan Pendidikan Di Tanah Air

Daendels atau lengkapnya Herman Willem Daendels lahir pada 21 October 1762 sangat dikenal di Indonesia alasannya yaitu pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan dengan panjang sekitar 1000km. Selain populer alasannya yaitu proyek jalan dari Anyer hingga Panarukan, Daendels  juga turut andil dalam sejarah pendidikan yang ada di Indonesia, meskipun pendidikan pada masa kepemerintahannya mengalami kegagalan.

Sekitar Bulan Juni 1810, Daendels berkunjung ke Cirebon dan menyaksikan sendiri bahwa rakyat pribumi mengalami kehidupan yang sungguh tidak layak, yaitu tidak mendapat pendidikan serta mereka benar-benar buta karakter secara total. Karena intinya Daendels sangat terobsesi dengan dunia pendidikan dan ia pun penggemar berat Rene Descartes alasannya yaitu pemikirannya yang ingin memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada setiap orang, maka Daendels ingin mewujudkan mimpinya untuk mengajarkan pendidikan kepada rakyat pribumi.

Sekolah pertama yang didirikan yaitu Sekolah Ronggeng dan mempunyai tujuan ingin mengenalkan siswa didik pada lingkungan sekitar serta mengenalkan jadwal melek huruf. Sekolah ini dibuat sehabis adanya persetujuan dari Pangeran Cirebon.

Setelah itu, Daendels pun melanjutkan pembangunan sekolah yang berfokus pada kebidanan alasannya yaitu ia melihat begitu banyaknya angka maut bayi yang gres lahir dan minimnya sarana kesehatan yang memadai. Pembangunan Sekolah bidan dilangsungkan pada tahun 1811 bertempat di Batavia. Sekolah bidan merupakan sekolah pertama dalam dunia kedokteran alasannya yaitu pada ketika itu belum ada sistem pendidikan yang terstruktur.

Daendels memang populer kejam pada masanya, namun dalam penelitian sejarah terakhir ditemukan bahwa daendels tidaklah sekejam menyerupai yang selama ini diberitakan.  Dalam perkara anyer panarukan, tidak disebutkan bahwa Daendels memakai buruh upah, dan sehabis keuangan untuk proyek tersebut habis dari asumsi awal, maka bekerja sama dengan para bupati untuk menyiapkan tenaga kerja dengan undangan semoga bupati juga menyediakan kebutuhan pangan dan bebas masa kerja kepada bupati selama menuntaskan proyek tersebut.  Banyak pejabat lain yang tidak suka pada masa pemerintahannya menyerupai Prediger, Nicolaas Engelhard dan Nederburgh dan mereka pun menulis informasi mengenai keburukan Daendels dan mengirimkannya ke Belanda. Hal ini yang menjadi sumber sejarah para sejarawan Indonesia sehingga mereka mempunyai kesalahan persepsi hingga ketika ini.
LihatTutupKomentar