Teori dan Mekanisme Perubahan Kebudayaan - Dari waktu ke waktu kebudayaan selalu berkembang mencapai bentuknya yang semakin sempurna. Perkembangan kebudayaan tersebut menjadi semakin kompleks mana kala terjadi persinggungan antara kebudayaan masyarakat yang satu dengan kebudayaan masyarakat yang lain. Dalam keadaan menyerupai inilah kebudayaan mengalami perubahan-perubahan.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan tersebut?
Perubahan kebudayaan ditandai dengan perubahan unsur-unsur budaya masyarakat yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman untuk kemudian dibuat suatu kesatuan budaya gres yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Seperti yang sudah diuraikan dalam bab sebelumnya, bahwa kebudayaan mencakup keseluruhan dari sistem ide, sistem aktivitas, dan artefak-artefak. Perubahan kebudayaan yang dimaksud sanggup terjadi pada salah satu atau seluruh unsur kebudayaan yang ada.
Pada dasarnya, perubahan pada salah satu unsur kebudayaan akan besar lengan berkuasa terhadap perubahan pada unsur-unsur lainnya. Perubahan pada sistem wangsit akan membawa efek kepada sistem acara dan sekaligus besar lengan berkuasa pada artefak yang dihasilkan. Sebaliknya, dihasilkannya artefak-artefak gres akan besar lengan berkuasa pada sistem wangsit dan sistem aktivitas.
Ditinjau dari waktunya, perubahan kebudayaan sanggup terjadi melalui dua cara, yakni revolusi dan evolusi. Revolusi sanggup diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang terjadi secara besar-bemasukan dan terjadi pada waktu yang relatif singkat.
Fenomena revolusi ini sanggup disimak pada Revolusi Pertanian di Inggris pada kala ke-17, Revolusi Industri di Inggris pada kala ke-18, Revolusi Perancis pada kala ke-18, Revolusi Kemerdekaan di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dan sebagainya. Sedangkan evolusi sanggup diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang berlangsung secara berurutan dalam waktu yang relatif lama.
Ditinjau dari sifatnya, perubahan kebudayaan juga sanggup dibedakan menjadi dua bagian, yaitu progresif dan regresif. Progresif ialah perubahan kebudayaan yang mengarah pada bentuk yang semakin sempurna. Progresif sanggup dikatakan sebagai langkah maju dari suatu kebudayaan. Sedangkan regresif ialah suatu perubahan kebudayaan yang justru menjadi semakin menurun.
Regresif sanggup dikatakan sebagai langkah mundur dari suatu kebudayaan. cepat atau lambatnya suatu perubahan kebudayaan, atau, maju atau mundurnya suatu perubahan kebudayaan akan sangat tergantung pada kondisi masyarakat di mana kebudayaan tersebut berada.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan adalah:
(1) adanya pihak-pihak yang menghendaki terjadinya perubahan kebudayaan atau dikenal dengan istilah agent of change,
(2) hubungan-hubungan yang terjadi dengan kebudayaan-kebudayaan lain.
(3) kondisi-kondisi lain yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan, menyerupai huruf masyarakat, sistem sosial, struktur sosial, dan lain sebagainya.
Pada peluang ini akan dikemukakan tiga teori tentang perubahan kebudayaan, yakni:
(1) unlinear theories of evolution,
(2) universal theories of evolution,
(3) multilinear theories of evolution.
Unlinear theories of evolution menyatakan bahwa insan dan masyarakat, termasuk di dalamnya kebudayaan, mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang semakin tepat dan kompleks. Teoti ini dipelopori oleh Auguste Comte. Termasuk pendukung teori ini yakni Pitirim A. Sorokin yang menyatakan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang masing- masing didasarkan pada sistem kebenaran. Tahap pertama didasarkan pada kepercayaan, tahap kedua didasarkan pada indera manusia, dan tahap terakhir didasarkan pada kebenaran.
Universal theories of evolution menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak melalui tahapan-tahapan secara tetap alasannya yakni kebudayaan insan sudah mempunyai garis evolusi tertentu. Prinsip dasar teori ini diletakkan oleh Herbert Spencer. Selanjutnya tokoh ini beranggapan bahwa masyarakat masyarakat ialah suatu hasil perkembangan dari sifat dan susunan yang sejenis menuju sifat dan susunan yang heterogen.
Multilinear theories of evolution menyatakan bahwa perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Teori ini lebih menekankan pada kegiatan penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat, contohnya mengadakan penelitian tentang efek perubahan sistem kekeluargaan dalam suatu masyarakat, dan sebagainya.
Berlangsungnya proses perubahan kebudayaan sangat dipengaruhi oleh dua hal, yakni:
(1) adanya faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan, dan
(2) adanya saluran-saluran perubahan.
Terdapat dua faktor yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan. Pertama, faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, antara lain: (a) berkembangnya rasa ketidakpuasan terhadap sistem kebudayaan yang ada,
(b) adanya individu-individu yang menyimpang dari sistem nilai budaya yang ada,
(c) adanya penemuan-penemuan gres yang sanggup diterima secara luas di kalangan masyarakat yang bersangkutan.
Kedua, faktor eksternal, yakni faktor yang berasal dari luar masyarakat. Termasuk ke dalam faktor eksternal antara lain adalah:
(a) terjadinya kontak dengan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain,
(b) terjadinya musibah yang merusak lingkungan tempat kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang,
(c) terjadinya peperangan yang dapat mengembangkan dan/atau mematikan suatu kebudayaan.
Kemajuan kebudayaan yang dicapai oleh suatu masyarakat tidak sanggup dilepaskan dari beberapa komponen, yaitu:
(a) adanya kepemimpinan yang mantap,
(b) adanya stabilitas sosial pada masyarakat yang bersangkutan,
(c) adanya saluran-saluran yang memungkinkan terjadinya perubahan.
Saluran-saluran kebudayaan yang dimaksud di antaranya yakni lembaga sosial, forum politik, forum keagamaan, forum pendidikan, dan sebagainya.
Perubahan kebudayaan sanggup terjadi dalam beberapa bentuk, menyerupai difusi, inovasi, asimilasi, dan akulturasi. Difusi ialah suatu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari pihak yang satu menuju pihak yang lainnya, contohnya tersiarnya ide-ide gres melalui siaran radio, televise, internet, koran, dan sebagainya.
Inovasi ialah proses perubahan yang bersumber dari adanya penemuan-penemuan gres yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri. Asimilasi ialah proses bercampurnya kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang saling berdekatan yang terjadi secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama.
Proses asimilasi ini akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan gres yang ialah konbinasi dari masing-masing huruf kebudayaan yang saling mempengaruhi. Akulturasi ialah proses bercampurnya kebudayaan absurd dengan kebudayaan setempat yang bersifat melengkapi. Proses akulturasi tidak mengubah ciri khas dari budaya setempat.
Demikianlah materi Teori dan Mekanisme Perubahan Kebudayaan, biar bermanfaa.