-->

Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu Dan Metode

Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode - Sejak dilahirkan di dunia, insan mempunyai naluri untuk memperhatikan insan lain yang ada di sekitarnya. Lingkungan pertama yang menjadi perhatian yaitu keluarganya, yang terdiri dari kedua orang tua, ssaudara, dan mungkin juga orang lain yang sudah dianggap menjadi pecahan dari keluarga yang bersangkutan. Selanjutnya insan juga memperhatikan lingkungan lain yang lebih luas, menyerupai karib kerabat, tetangga, mitra sepermainan, dan seterusnya. 

Perhatian tersebut pada awalnya bersifat naluriah saja, oleh lantaran semenjak dilahirkan insan mempunyai hasrat yang besar lengan berkuasa untuk senantiasa hidup bersama dengan sesama manusia. Perhatian yang bersifat naluriah tersebut mula-mula spesialuntuk ialah pengetahuan belaka, kemudian secara lambat laun tersusun secara sistematis. Dalam perkembangan selanjutnya, muncullah orang-orang yang secara khusus memikirkan masyarakat beserta kehidupannya secara mendalam dalam rangka mencari kebenaran yang hakiki. Berawal dari aliran yang mendalam menyerupai itulah kemudian berkembang ilmu pengetahuan, dalam hal ini yaitu ilmu sosiologi dan ilmu antropologi.


Secara etimologis, sosiologi terdiri dari dua suku kata, yakni socius dan logos. Socius ialah bahasa Latin yang berarti kawan, sedangkan logos ialah bahasa Yunani yang berarti kata, perkataan, atau pembicaraan. melaluiataubersamaini demikian, secara harfiah sosiologi berarti memperbincangkan mitra pergaulan, atau, sanggup diperluas artinya menjadi ilmu pengetahuan wacana pergaulan hidup insan atau ilmu pengetahuan wacana masyarakat.

Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode  Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode
Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi yaitu Auguste Comte (1798-1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalam wacana masyarakat sudah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi. Dalam bukunya yang berjudul Cours de Philosophie Positive, ia mempersembahkan klarifikasi wacana beberapa pendekatan umum yang sanggup dipergunakan untuk mengkaji kehidupan masyarakat. Pendekatan-pendekatan umum tersebut pada akibatnya berubah menjadi metodologi yang bersifat ilmiah. Itulah sebabnya Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi..

Pemikiran-pemikiran Auguste Comte wacana masyarakat menerima perhatian dari pemikir-pemikir sosial pada generasi diberikutnya. Itulah sebabnya sosiologi mengalami perkembangan secara pesat yang ditandai dengan bermunculannya ahli-ahli sosiologi. Karena objek kajian sosiologi yaitu kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis dan sangat beragam, sehingga terdapat beberapa perbedaan sudut pandang terhadap konsep sosiologi. Perbedaan sudut pandang tersebut tentu akan memunculkan banyak sekali definisi wacana sosiologi. Beberapa pendapat hebat wacana sosiologi sanggup diperhatikan pada uraian diberikut ini:

1. Menurut Max Weber, sosiologi ialah ilmu yang berafiliasi dengan pemahaman terhadap tindakan-tindakan sosial dan sekaligus berafiliasi dengan suatu klarifikasi kausal terkena arah, tujuan, dan konsekuensi dari tindakan sosial.

2. Menurut Roucek Warren, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kekerabatan antara insan dalam kelompok.

3. Menurut Peter L. Berger, sosiologi ialah studi ilmiah terkena kekerabatan antara masyarakat dengan individu.

4. Menurut Emile Durkheim, sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Selanjutnya tokoh ini juga menunjukan bahwa fakta sosial sangat tidak sama dengan fakta individual. Fakta sosial bukanlah fakta individual.

5. Menurut Pitirim Sorokin, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari perihal: (1) kekerabatan dan efek timbal balik antara guaka macam gejala-gejala sosial, (2) kekerabatan antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial, dan (3) ciri-ciri umum tiruana jenis tanda-tanda sosial lainnya. Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial contohnya adalah: kekerabatan antara tingkat ekonomi dengan sikap sosial, kekerabatan antara pendidikan dengan kebudayaan, kekerabatan antara pendidikan dengan ekonomi, kekerabatan antara agama dengan kehidupan sosial, dan lain sebagainya.

Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial contohnya adalah: kekerabatan antara kondisi geografis dengan kebudayaan, kekerabatan antara iklim dengan kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.

6. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa pendapat di atas menunjukkan, selain adanya perbedaan cara pandang yang ditunjukkan oleh masing-masing sosiolog, juga menawarkan adanya guaka ragam tanda-tanda sosial yang menjadi kajian sosiologi. Namun secara umum sanggup dikatakan bahwa sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antarmanusia dalam kehidupan masyarakat, baik struktur sosial, proses sosial, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Lalu, apakah yang dimaksud dengan masyarakat tersebut?

J.L. Gillin dan J.P. Gillin menyampaikan bahwa masyarakat ialah kesatuan hidup insan yang terikat oleh suatu tata cara (sistem), kebiasaan, dan adab istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat menyampaikan bahwa masyarakat ialah sekumpulan insan yang saling bergaul atau saling diberinteraksi berdasarkan suatu sistem adab istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Tidak diragukan lagi bahwa sosiologi ialah suatu ilmu. Pernyataan tersebut setidaknya didukung oleh beberapa hal yaitu:

1. Memiliki objek kajian
Objek kajian sosiologi yaitu fenomena sosial secara umum. melaluiataubersamaini demikian, sosiologi tidak terserius pada bidang-bidang kajian yang Istimewa menyerupai ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, sejarah, antropologi, dan lain sebagainya.

2. Memiliki metode ilmiah
Secara singkat sanggup dikatakan bahwa metode ilmiah ialah seperangkat langkahlangkah yang disusun secara sistematis guna:
a. Menggali data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian,
b. Menganalisis data penelitian,
c. Menginterpretasikan data penelitian, dan
d. Mengambil kesimpulan dalam sebuah penelitian ilmiah. Metode sosiologi akan dijelaskan dalam pecahan tersendiri.

3. Memiliki masyarakat ilmiah
Masyarakat ilmiah ialah sekumpulan orang yang menggeluti disiplin ilmu tertentu untuk mempelajari dan sekaligus menyebarkan bidang keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipilih. Tidak sedikit tokoh yang menentukan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam sehingga memunculkan sosiolog-sosiolog yang membuat masyarakat ilmiah tersendiri.

Seperti yang sudah dijelaskan pada pecahan sebelumnya bahwa objek kajian sosiologi yaitu fenomena sosial secara umum. Oleh lantaran itu, sosiologi ialah pecahan dari ilmu pengetahuan sosial. Adapun posisi sosiologi dalam keseluruhan ilmu pengetahuan sanggup diperhatikan dalam skema diberikut ini:

Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode  Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode
Objek kajian sosiologi yang ialah fenomena sosial secara umum memungkinkan berkembangnya beberapa cabang dalam disiplin ilmu sosiologi, di antaranya adalah:

a. Sosiologi Agama, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berafiliasi dengan sikap beragama.
b. Sosiologi Politik, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berafiliasi dengan sikap berpolitik.
c. Sosiologi Pendidikan, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berafiliasi dengan sikap pendidikan.
d. Sosiologi ekonomi, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berafiliasi dengan sikap ekonomi.
e. Dan lain sebagainya.

Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu sebagai diberikut:

1. Sosiologi tidak mempunyai konsep maupun teori yang tetap dan niscaya lantaran objek kajiannya yaitu masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk. Pada dasarnya ilmu-ilmu sosial memang tidak mempunyai konsep dan teori yang tetap dan pasti. Hal ini tidak sama dengan ilmu-ilmu alam yang mempunyai rumus, dalil, konsep, dan teori yang relatif lebih pasti. Misalnya, dalam mengkaji masalah sikap menyimpang atau kebadungan cukup umur akan terdapat beberapa pendapat sesuai dengan sudut pandang yang dipergunakan oleh sosiolog yang bersangkutan.

2. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang sudah terjadi dalam kehidupan masyarakat. melaluiataubersamaini demikian sosiologi tidak mempunyai kemampuan untuk membuat suatu prediksi terhadap sesuatu yang belum terjadi. Sosiologi bukan ialah ilmu pengetahuan yang mengkaji wacana segala sesuatu yang seharusnya terjadi. Misalnya, keguakaragaman budaya dan adab istiadat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang ialah suatu yang secara turun temurun diwarisi dari nenek moyang bangsa Indonesia.

3. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.

4. Sebagai konsekuensi dari poin (3) di atas, maka sosiologi ialah ilmu murni (pure science) yang bersifat teoritis. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari percoalan-persoalan yang bersifat penilaian. Artinya, teori-teori sosiologi tidak dipergunakan untuk menilai atau menunjukan segi-segi moral dari suatu fenomena sosial. Sosiologi sebatas mendeskripsikan fenokena sosial berdasarkan aturan alasannya yaitu akhir (kausalitas). Sosiologi berasifat teoritis, bahwa fenomena kehidupan masyarakat sebagai objek sosiologi dikaji secara ilmiah, konseptual, dan teoritis.


Selain sebagai ilmu, sosiologi juga ialah metode. melaluiataubersamaini demikian, sosiologi setidaknya harus mencakup beberapa aspek pengetahuan dasar perihal: 

(1) kedudukan dan tugas sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat, 
(2) nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari dan sekaligus mempengaruhi sikap dan sikap hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat, 
(3) masyarakat dan kebudayaan kawasan sebagai submasyarakat dan kebudayaan nasional Indonesia, 
(4) perubahan sosial budaya yang terus menerus berlangsung, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun faktor- faktor eksternal.
(5) masalah-masalah sosial budaya yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mengkaji masalah-masalah sosial yang fundamental menyerupai di atas sosiologi menyebarkan suatu metode penelitian yang dikenal dengan istilah metode sosiologi. Metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi pada umumnya lebih dari satu metode keilmuan mengingat kompleksitas fenomena masyarakat yang menjadi objek penelitian.

Adapun metode yang lazim digunakan dalam penelitian sosiologi antara lain:

1. Metode kualitatif, ialah metode sosiologi yang menekankan pengumpulan data yang berupa kata-kata. Terdapat tiga macam metode kualitatif, yakni metode historis, metode komparatif, dan metode studi kasus.

a. Metode historis yaitu metode yang dipergunakan untuk mencari dan sekaligus menganalisis data yang berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang lampau dalam rangka memperoleh citra umum wacana fenomena kehidupan masyarakat yang terjadi pada masa silam. contohnya yaitu penelitian wacana efek kolonialisme dalam peri kehidupan masyarakat Indonesia. Masalah menyerupai itu sanggup dikaji dengan memakai metode historis.

b. Metode komparatif yaitu metode sosiologi yang dikembangkan melalui acara perbandingan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode komparatif sanggup bersifat horisontal meupun bersifat vertikal. 

Metode komparatif horisontal sanggup dilakukan dengan cara melaksanakan studi perbandingan terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat yang satu dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat yang lain dalam waktu yang bersamaan. 

Metode komparatif vertikal sanggup dilakukan dengan cara melaksanakan studi perbandingan terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat kini dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat pada masa yang lampau.

c. Metode studi masalah ialah suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu masyarakat tertentu dalam rangka mengkaji secara mendalam fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut.

2. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang menekankan pengumpulan data dalam bentuk angka-angka. Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk mengukur gejala-gejala sosial dengan ukuran-ukuran yang jelas. Terdapat dua macam metode kuantitatif, yaitu metode statistik dan metode sociometry.

a. Metode statistik yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengkaji fenomena sosial melalui data-data statistik.
b. Metode sociometry yaitu metode penilitian yang bertujuan untuk mencari hubungan-hubungan antarmanusia dalam kehidupan masyarakat secara kuantitatif.

3. Metode induktif adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk mengkaji fenomena masyarakat dengan suatu proses yang dimulai dari kajian-kajian terhadap fenomena-fenomena
yang secara khusus terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kesimpulan umum.

4. Metode deduktif yaitu metode penelitian yang dipergunakan untuk mengkaji fenomena masyarakat dengan suatu proses yang dimulai dari kaidah-kaidah umum untuk dijadikan alat dalam mengkaji fenomena-fenomena yang secara khusus terjadi dalam kehidupan masyarakat.

5. Metode empiris yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara yang intensif dan sistematis dalam rangka menggali kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (data-data empiris). Metode empiris tersebut dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap terkena permasalahan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Demikianlah materi Penjelasan Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode, biar bermanfaa.
LihatTutupKomentar