-->

Penjelasan Sistem Ekskresi Paru-Paru Dan Hati

Penjelasan Sistem Ekskresi Paru-Paru dan Hati


Paru-paru selain berperan sebagai organ pernapasan juga berperan sebagai organ ekskresi. Hal ini lantaran gas CO2 dan uap air (H2O) hasil proses metabolisme diangkut darah dari jaenteng tubuh menuju paru-paru dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh pada waktu ekspirasi. CO2 sekitar 75% dari jaenteng tubuh diangkut plasma darah dalam bentuk ion HCO3– (asam bikarbonat) dan sisanya sekitar 25% diikat oleh hemoglobin (Hb) membentuk senyawa HbCO2 (karboksihemoglobin). Coba ingat kembali materi Penjelasan Organ Pernapasan Manusia.


Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, beratnya sekitar 1,5 kg atau sekitar 3–5% dari berat badan. Hati memperoleh darah dari arteri hepatica dan vena portal hepatica. Darah yang diangkut oleh arteri hepatica sebesar 30% dari jumlah darah total di hati. Darah ini berasal dari percabangan aorta sehingga kaya oksigen. Sementara itu, darah yang diangkut vena portal hepatica sebesar 70% dari jumlah darah total di hati. Darah ini banyak mengangkut zat-zat sari masakan dari usus halus. 

Pada organ ini spesialuntuk terdapat satu macam pembuluh yang mengangkut darah keluar dari hati, yaitu vena hepatica. Selain pembuluh darah, hati juga dilengkapi dengan saluran empedu yang mengangkut hasil produksi empedu dari hati menuju duodenum.

paru selain berperan sebagai organ pernapasan juga berperan sebagai organ ekskresi Penjelasan Sistem Ekskresi Paru-Paru dan Hati
a. Struktur dan Fungsi Hati
Hati pada kepingan luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut selaput hati (kapsula hepatica). Dalam jaenteng hati terdapat beberapa pembuluh darah. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus mengalami percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus akan membentuk vena. Jaenteng hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang disebut hepatosit.

Antarlapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sedang antara hepatosit satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang adalah daerah dihasilkannya empedu. Kanalikuli-kanalikuli ini lalu bergabung membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan empedu menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai daerah penyimpanan sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel kupffer ini memiliki sifat fagositosis.

Apabila dalam proses pencernaan di usus halus terdapat organisme absurd atau zat-zat berbahaya maka sel-sel ini akan menghancurkan organisme absurd atau zat berbahaya tersebut dengan cara fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan pigmen bilirubin. Bilirubin lalu dialirkan ke kanalikuli dan diekskresikan sebagai empedu.

Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Empedu berupa cairan berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu memiliki pH sekitar 7–7,6 dan mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin. Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Oleh lantaran itu, orang yang mengalaminya diindikasikan menderita penyakit kuning.
Di dalam hati, sel-sel eritrosit dirombak, hemoglobin dalam eritrosit dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi disimpan di hati, kemudian dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan lagi dalam metabolisme protein. Heme diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru dan disimpan dalam kantong empedu. Dari kantong empedu, zat ini dikeluarkan ke usus. Bilirubin yang berwarna kuning kecokelatan. Zat warna inilah yang mempersembahkan warna pada feses dan urine.
b. Gangguan dan Kelainan pada Hati
Hati (liver) adalah organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun atau obat yang masuk dalam tubuh kita. Apabila fungsi hati terganggu maka akan terjadi imbas yang kompleks pada kesehatan tubuh. Berikut akan dipaparkan beberapa gangguan dan kelainan pada hati.

paru selain berperan sebagai organ pernapasan juga berperan sebagai organ ekskresi Penjelasan Sistem Ekskresi Paru-Paru dan Hati
Hepatitis, adalah peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E sanggup disembuhkan, sebaliknya hepatitis B dan C sanggup menjadi kronis. Sementara itu hepatitis D spesialuntuk sanggup menyerang penderita yang sudah terinfeksi virus hepatitis B sehingga kondisi ini sanggup memperparah keadaan penderita.

Sirosis hati, adalah gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaenteng ikat pada hati. Sirosis hati ini sanggup terjadi lantaran virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini sanggup dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum sanggup disembuhkan. Sementara itu pengobatan yang dilakukan spesialuntuk berkhasiat mengobati komplikasi yang terjadi menyerupai berak darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum.

Kanker hati, adalah kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaenteng hati. Kanker ini sebagai komplikasi selesai dari hepatitis kronis lantaran virus hepatitis B, C, dan hemokromatis.

Perlemakan hati, adalah kelainan hati jawaban adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati, sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaenteng hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab sirosis hati. Kelainan ini sanggup dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebih.

Kolestasis dan Jaundice, adalah keadaan jawaban terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran empedu. Kolestasis sanggup menjadikan gagalnya perembesan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga sanggup menjadikan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

Hemokromatosis, adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara hiperbola dalam jaenteng. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.

Demikianlah materi Penjelasan Sistem Ekskresi Paru-Paru dan Hati, biar bermanfaa.
LihatTutupKomentar