-->

Pengertian, Fungsi, Prosedur Kerja Hormon Pada Manusia

Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas perihal Pengertian Hormon, Mekanisme Kerja Hormon, dan Kelenjar yang Menghasilkan Hormon. Pembahasan kali ini mungkin akan sedikit panjang, tapi kami akan menampilkan banyak gambar untuk memperjelas pembahasan.

Hormon yakni senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu alasannya tidak mempunyai susukan tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti ajaran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi organ target.

Hormon
(Perjalanan Impuls Saraf], imbas hormon berjalan lambat, tetapi alasannya hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada jaringan dan organ menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, ada pula hormon yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan oleh sel saraf tersebut dinamakan neurohormon.

Hormon diproduksi menurut prosedur kerja umpan balik. Artinya kekurangan atau kelebihan hormon tertentu sanggup mempengaruhi produksi hormon lain.

Perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon
1. Sistem saraf
  • Sinyal yang dibawa berupa impuls saraf
  • Impuls saraf berjalan cepat alasannya dihantarkan melalui serabut saraf
  • Organ sasaran biasanya khusus, misal kalau kaki terkena paku, impuls khusus dari kaki kembali lagi ke kaki
  • Tanggapan organ sasaran berlangsung cepat
 2. Sistem hormon
  • Sinyal yang dibawa berupa cairan hormon
  • Efek hormon berjalan lambat alasannya dihantarkan melalui sistem peredaran darah
  • Organ sasaran ada yang khusus ada pula yang umum. Misalnya hormon vasopressin besar lengan berkuasa pada peresapan air di ginjal, sedangkan hormon pertumbuhan besar lengan berkuasa ke seluruh tubuh.
  • Tanggapan organ sasaran ada yang cepat, ada yang lambat.



Di dalam tubuh insan terdapat 9 kelenjar endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon, yaitu hipotalamus, pituitari, pineal, tiroid, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, pankreas, ovarium (pada wanita), dan testis (pada laki-laki).

1. Hipotalamus

Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostasis. Hipotalamus mempunyai sel-sel saraf khusus yang memproduksi neurohormon. Neurohormon ada yang berfungsi sebagai faktor aktivis dan ada pula yang berfungsi sebagai faktor penghambat. Hormon yang berperan sebagai faktor aktivis akan dihasilkan dan dibawa melalui pembuluh darah portahipotalamohipofisis menuju ke hipofisis. Jika hormon itu datang di hipofisis, maka hipofisis akan mengeluarkan hormon yang sesuai.

Berikut ini yakni hormon yang dihasilkan hipotalamus beserta fungsinya:
  • Hormon aktivis kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF) à Merangsang lobus anterior hipofisis biar mensekresi Adenocorticotropic Hormone (ACTH)
  • Hormon aktivis hormon pertumbuhan atau Growth Hormone Releasing Faktor (GRF) à Merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan Somatotrophic Hormone (STH)
  • Hormon aktivis tirotropik atau Tyrotrophic Releasing Factor (TRF) à Merangsang lobus anterior biar mensekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
  • Hormon aktivis hormon FSH atau Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor (FRF) à Merangsang lobus anterior mensekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • Hormon aktivis hormon LH atau Luteinizing Hormone Releasing Factor (LRF) à Merangsang lobus anterior mensekresi LH (Luteinizing Hormone)


Neurohormon yang bekerja sebagai faktor penghambat, contohnya Prolactin Inhibiting Factor (PIF) berfungsi untuk menghambat pengeluaran prolaktin. Hipotalamus juga menghasilkan hormon yang bukan faktor pencetus. Hormon ini diangkut oleh neurit sel-sel neurosekresi ke dalam hipofisis potongan belakang. Hormon-hormon tersebut yakni vasopressin (mempengaruhi pengeluaran air pada urine) dan oksitosin (mempengaruhi kontraksi uterus).

2. Hipofisis (Kelenjar Pituitari)

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi 3 potongan (lobus), yaitu bagi anterior, tengah, dan posterior. Lobus tengah hanya terdapat pada ketika kita bayi, kemudian akan hanya tinggal sisa ketika sudah beranjak dewasa. Kelenjar hipofisis memegang peranan penting dalam koordinasi kimia tubuh, sehingga kelenjar ini disebut “master of glands” alasannya sekresinya dipakai untuk mengontrol acara kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar endokrin lain gres mensekresi hormon sesudah menerima kiriman sinyal (berupa hormon) dari kelenjar hipofisis.

Untuk lebih jelasnya silakan baca artikel lengkapnya :


3. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal terletak di otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang berjulukan melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun sesuai siklus diurnal. Kadar melatonin paling tinggi terjadi di malam hari sehingga menciptakan kita mengantuk; sedangkan pada siang hari kadarnya hanya sedikit. Kelenjar pineal diduga membantu mengatur siklus proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi contoh tidur, selera makan, dan suhu tubuh.

4. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea. Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu hormon tirotropik. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur reaksi metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan O2 dan CO2, mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental.

Kelenjar Paratiroid dan Tiroid
(http://www.parathyroidglands.com/images/parathyroid-glands-2.jpg)

Kekurangan hormon tiroksin pada masa belum dewasa sanggup mengakibatkan kretinisme, yaitu terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental. Kekurangan homo tiroksin pada orang remaja mengakibatkan mixudema, dengan tanda-tanda proses metabolisme menurun, berat tubuh bertambah, gerakan lamban, berpikir dan berbicara lamban, kulit tebal, dan rambut rontok. Kelebihan tiroksin pada orang remaja akan menimbulkan penyakit “Grave’s disease” atau penyakit gondok eksoftalmus. Tanda-tanda penyakit tersebut yakni mata menonjol, gampang gugup, denyut nadi bertambah, mata lebar, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, dan insomnia. Selain nafsu makan meningkat tetapi diiringi dengan menurunnya berat tubuh alasannya meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.

Tiroksin mengandung banyak iodin, kekurangan iodin dalam waktu usang sanggup menimbulkan pembengkakan kelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi alasannya kelenjar harus bekerja keras biar produksi tiroksin terjamin. Akibatnya kelenjar gondok mengembang dan muncullah penyakit gondok. Penyakit ini sering dijumpai di daerah-daerah yang kekurangan iodin, contohnya tempat pegunungan atau tempat perbukitan. Pencegahan sanggup dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung cukup iodin, contohnya ikan laut, atau memakai garam beriodin.


5. Kelenjar Anak Gondok (Paratiroid)

Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau disebut juga dengan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini berfungsi untuk menghasilkan hormon paratiroid untuk mengatur kandungan ion fosfat (PO4) dan ion kalsium (Ca) dalam darah dan tulang. Kerja hormon ini sinergis dengan vitamin D [baca juga : Pengertian dan Jenis-jenis Vitamin].

Jika seseorang mengalami defisiensi (kekurangan) hormon paratiroid akan menimbulkan tetani, dengan tanda-tanda kejang pada tangan dan kaki, gelisah, susah tidur, dan merasa kesemutan.

Kebalikannya pula, kelebihan hormon ini akan menimbulkan kelainan pula, yaitu mengakibatkan kalsium dan fosforus dalam tulang akan dikeluarkan dan dialirkan ke dalam serum darah sehingga penderita akan gampang untuk mengalami patah tulang, serta dalam urine akan mengandung banyak kapur dan fosforus, sehingga memperbesar kemungkinan untuk menimbulkan kerikil ginjal yang kalau sudah parah sanggup menimbulkan kegagalan ginjal [baca : Pengertian,Fungsi, dan bagian-bagian Ginjal]

6. Kelenjar Anak Ginjal (Adrenal)

Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal) atau kelenjar suprarenal terletak di atas (kutub) setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri dari potongan luar berwarna kekuningan yang disebut korteks dan potongan dalam yang disebut medula. Setiap potongan tersebut menghasilkan hormon yang berbeda,

1. Bagian Medula
  • Hormon adrenalin (epinefrin) à mempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan darah, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
  • Hormon noradrenalin (norepinefrin) à menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin bekerja antagonis
 2. Bagian Korteks
  • Hormon Glukokortikoid (kortisol, kortikosteron) à menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak, serta mengurangi kekebalan.
  • Hormon Mineral kortikoid (aldosteron) à Regulasi Na+ dan K+, meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh, dan regulasi air.



Adrenalin berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Hormon adrenalin bekerja berlawanan dengan hormon insulin. Kedua hormon tersebut bekerja secara berlawanan, namun tujuannya sama yaitu mengatur kadar gula dalam darah biar tetap normal.

Kelenjar Adrenal
(http://healthcarehubindia.com/media/wysiwyg/Adrenal_Cortex.jpg)

Apabila kita terkejut, maka hormon adrenalin akan dilepaskan yang menimbulkan denyut jantung meningkat. Hormon adrenalin diedarkan ke seluruh tubuh untuk mengubah glikogen menjadi glukosa yang dipakai dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi. Hormon adrenalin juga menimbulkan susukan bronkiolus melebar, pupil mata melebar, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

Kurang berfungsinya kelenjar adrenal akan menimbulkan penyakit Addison, yang mempunyai tanda-tanda kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah, terasa sakit di dalam tubuh, dan meningkatnya pigmen melanin pada kulit. Hiperfungsi kelenjar adrenal menimbulkan tumor kelenjar adrenal yang mengakibatkan penyakit sindrom cushing dengan tanda-tanda yang terlihat tubuh gemuk, anggota gerak kurus, wajah menyerupai “bulan purnama”, adanya “punuk lembu” di punggung, dan perutnya menggantung. Kulit wajah juga memerah, hipertensi dan gampang stres.

7. Pankreas

Pada pankreas terdapat kelompok sel yang disebut dengan pulau Langerhans. Pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini membantu mengubah gula menjadi glikogen pada hati dan otot lurik. Kekurangan hormon ini akan menimbulkan gula darah tidak sanggup diubah menjadi glikogen untuk disimpan di dalam otot sehingga menimbulkan timbulnya penyakit kencing bagus (diabetes melitus). Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi menaikkan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
ArtikelPenunjang : Pengertian, Fungsi, dan Struktur Pankreas

Pankreas
(https://my.bpcc.edu/content/blgy225/Hormones/pancreas.jpg)

8. Ovarium

Ovarium berbentuk menyerupai buah kenari dan terletak di kanan dan kiri uterus [baca : Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya]. Selain menghasilkan ovum (sel telur), ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkannya, yaitu estrogen dan progesteron.

Ovarium
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

  • Estrogen, dihasilkan oleh folikel Graff. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi hormon estrogen yakni merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan dan sikap seksual.
  • Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron dirangsang oleh LH. Fungsi hormon ini yakni untuk memelihara kehamilan, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu.


9. Testis

Testis
(http://tcrc.acor.org/img/testicle.gif)

Testis yakni organ reproduksi laki-laki, berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron [Baca : Alat Reproduksi Priadan Fungsinya]. Sekresi hormon ini dirangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada masa pubertas. Hormon testosteron besar lengan berkuasa terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan sikap seksual.


Inilah pembahasan kita mengenai Pengertian Hormon, Mekanisme Kerja Hormon, dan Kelenjar yang Menghasilkan Hormon, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua J
LihatTutupKomentar