Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas mengenai Kontrasepsi, baik kontrasepsi permanen dan kontrasepsi nonpermanen. Langsung saja ini penjelasannya sobat.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah atau melawan, dan konsepsi yang artinya pembuahan. Kaprikornus kontrasepsi yakni mencegah pembuahan sel telur oleh serma sehingga tidak terjadi kehamilan. Secara umum, kontrasepsi dibedakan atas dua metode, yaitu bersifat permanen dan nonpermanen.
Kontrasepsi |
1. Kontrasepsi Permanen
Kontrasepsi permanen sering disebut juga dengan kontrasepsi menetap, yaitu menciptakan kemampuan untuk hamil menjadi sulit dikembalikan atau tidak sanggup hamil kembali. Usaha kontrasepsi permanen dilakukan dengan cara operasi, baik pada laki-laki maupun wanita.
Pada wanita, kontrasepsi permanen disebut dengan tubektomi, yaitu pemotongan kanal tabung Fallopi (oviduk). Ada juga yang dilakukan dengan hanya mengikat oviduk semoga ovum atau sperma tidak sanggup melaluinya sehingga tidak terjadi fertilisasi. Satu ketika ikatan itu sanggup dilepaskan kembali. Tujuan tubektomi yakni semoga ovum yang sudah diovulasikan tidak sanggup melalui kanal telur (oviduk) sehingga tidak sanggup bertemu dengan sperma.
Pada pria, kontrasepsi permanen dikenal dengan vasektomi, yaitu pemotongan kanal asa deferensi. Selain itu ada pula yang hanya mengikat asa deferensi. Suatu ketika ikatan itu sanggup dilepaskan apabila yang bersangkutan menginginkannya. Tujuannya yakni supaya sperma tidak hingga ke uretra, sehingga sperma tidak sanggup dikeluarkan. Sperma yang dihasilkan testis akan diserap kembali (reabsorpsi). Orang tersebut masih sanggup mengeluarkan cairan mani yang tidak mengandung sperma, yang berasal dari kelenjar prostat.
Artikel Penunjang : Pengertian, Struktur dan Proses Pembentukan Sperma
2. Kontrasepsi Nonpermanen
Metode kontrasepsi nonpermanen disebut juga kontrasepsi tidak tetap, yaitu satu metode kontrasepsi di mana kemampuan hamil sanggup dikembalikan. Metode ini sanggup dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
a. Tanpa menggunakan alat bantu
Metode tanpa menggunakan alat bantu, sanggup dilakukan dengan cara:
(1) memperpanjang masa menyusui
(2) tidak melaksanakan hubungan intim pada waktu masa subur wanita
(3) mengeluarkan sperma di luar badan semoga tidak masuk ke dalam uterus perempuan (disebut coitus interuptus).
b. Menggunakan alat bantu
(1) menggunakan alat yang menghalangi terjadinya ovulasi dengan pemakaian hormon
- Pil KB, mengandung hormon estrogen dan progesteron. Jika pemakai tidak disiplin, penggunaan pil KB tidak bermanfaat. Efek sampingnya yakni terjadi kegemukan pada sebagian pemakainya.
- Susuk, atau implan diletakkan di bawah kulit lengan. Susuk mengeluarkan hormon yang mencegah terjadinya ovulasi. Efek sampingnya yakni pemakai sanggup mengalami gangguan siklus menstruasi.
- Suntikan, dilakukan dengan dukungan hormon setiap 3 bulan sekali untuk mencegah terjadinya ovulasi. Efek sampingnya yakni terjadinya kegemukan pada sebagian pemakainya.
(2) menggunakan alat yang bertujuan menghalangi fertilisasi sperma dan ovum atau menghalangi penempelan embrio.
- IUD (Intra Uterine Device), yang lebih dikenal dengan spiral, dipasang di dalam uterus (rahim) wanita. Spiral mencegah embrio melekat pada dinding rahim. Efek samping dari pemasangan IUD yakni sanggup terjadi perdarahan di luar siklus menstruasi.
- Jeli, tablet busa, dan spons. Bahan-bahan ini intinya mengandung spermisida (pembunuh sperma). Beberapa orang alergi terhadap materi tersebut.
- Diafragma atau cervical cup, menutupi uterus sehingga mencegah sperma memasuki uterus.
- Kondom, menciptakan sperma tertahan di dalam kondom sehingga sperma tidak membuahi sel telur.
Inilah pembahasan kita kali ini mengenai Kontrasepsi, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.