Pengertian hujan, Proses Pembentukan Hujan,dan Jenis – jenis Hujan, tema dari artikel kali ini ialah “Hujan”, tiga point tadi merupakan pokok pembahasan dalam postingan kali ini di softilmu.blogspot.com. Saya harap sanggup bermafaat bagi sobat-sobat semua, eksklusif saja ya...
A.PENGERTIAN HUJAN
Hujan ialah sebuah insiden Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal semoga sanggup menemui suhi di atas titik leleh es di akrab dan ia atas permukaan Bumi.
Di Bumi, hujan ialah proses kondensasi( perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat ) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya datang di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan sanggup mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan mempunyai ukuran yang bermacam-macam mulai dari yang menyerupai penekuk (butiran besar), hingga butiran kecilnya.
B.PROSES TERJADINYA HUJAN
Proses berikut merupakan proses terbentuknya hujan dalam islam yang juga sanggup diterima logika.
Proses Terjadinya Hujan |
TAHAP KE-1 : “Dialah Allah yang mengirimkan angin...”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibuat dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menimbulkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, kemudian diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel yang disebut aerosol ini membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari maritim sebagai titik-titik kecil dengan prosedur yang disebut “perangkat air”.
TAHAP KE-2 : “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal...”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil ( dengan diameter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3 : “...lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya...”
Partikel-partikel air ini yang mengelilingi butir-butir daram dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Butiran hujan mempunyai bermacam-macam ukuran, mulai dari diameter rata-rata 1 milimeter (0,039 in) hingga 9 milimeter (0,35 in), di atas itu butiran akan terpisah-pisah. Butiran kecil disebut butiran awan dan berbentuk bola. Sedangkan butiran besarnya terlihat menyerupai hamburger. Butiran terbesar yang pernah turun di Bumi tercata di Brazil dan Kepulauan Marshall pada tahun 2004, beberapa diantaranya sebesar 10 milimeter (0,39 in). Ukuran besar ini disebabkan oleh pengembunan partikel asap besar atau gesekan antara sekelompok kecil butiran dengan air tawar yang banyak.
C.JENIS-JENIS HUJAN
a.Berdasarkan Proses Terjadinya
- Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi lantaran udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
- Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi belahan utara dan selatan), akhir pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
- Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi lantaran angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu udara menjadi cuek sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
- Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang cuek bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat, massa udara cuek menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
- Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan yang terjadi lantaran Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson ialah lantaran adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober hingga April. Sementara di daerah Asia Timur terjadi di bulan Mei hingga Agustus. Siklus inilah yang menimbulkan adanya animo penghujan dan animo kemarau.
b.Berdasarkan Ukuran Butirannya
- Hujan Gerimis , diameter butirannya kurang dari 0.5 mm.
- Hujan Salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 derajat Celcius.
- Hujan Batu Es, curahan watu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yangg suhunya dibawa 0 derajat Celcius.
- Hujan Deras, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 derajat Celcius dengan diameter kurang lebih 7 mm.
c.Berdasarkan Besar Curah Hujan (Definisi BMKG)
- Hujan Sedang, 20-50 mm perhari.
- Hujan Lebat, 50-100 mm perhari.
- Hujan Sangat Lebat, di atas 100 mm perhari.
D.PENGUKURAN HUJAN
Pengukur Hujan |
Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju ialah memakai pengukur hujan standar, dengan variasi plastik 100 mm (4 in) dan Logam 200 mm (8 in). Tabung dalam diisi dengan 25 mm (0,89 in) hujan, limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik mempunyai tanda di tabung dalam hingga resolusi 25 mm (0,98 in), sementara pengukur logam membutuhkan batang yang dirancang dengan tanda 25 mm. Setelah tabung dalam penuh, isinya dibuang dan diisi dengan jumlah air hujan yang tersisa di tabung luar hingga tabung luar kosong, sehingga menjumlahkan total keseluruhan hingga tabung luar kosong.
Jenis pengukuran lain ialah pengukur hujan sepatu yang terkenal (pengukur termurah dan paling rentan), bejana miring, dan beban. Untuk mengukur curah hujan dengan cara yang murah, kaleng silindris dengan sisi tegak sanggup dipakar sebagai pengukur hujan juka dibiarkan berada di tempat terbuka, namun akurasinya bergantung pada penggaris yang dipakai untuk mengukur hujan. Semua pengukur hujan tadi sanggup dibuat sendiri dengan pengetahuan memadai.
Ketika perhitungan curah hujan dilakukan, berbaggai jaringan muncul di seluruh Amerika Serikat dan tempat lain, ketika itu perhitungan curah hujan sanggup dikirm melalui internet, menyerupai COCORAHS atau GLOBE. Jika jaringan Internet tidak tersedian di daerah tempat tinggal, stasiun cuaca terdekat atau kantor meteorologi akan melaksanakan perhitungan. Satu milimeter curah hujan sama dengan satu liter meter persegi. Ini menyederhanakan perhitungan kebutuhan air untuk pertanian.
Selesai sudah pembahasan wacana hujan yang kami sajikan kali ini. Mungkin masih banyak kekurangannya, jadi jikalau ada yang mau ditambahkan mari diskusikan di kotak komentar. Terimakasih telah berkunjung di blog sederhana ini. Jangan lupa Like FP nya ya J.