-->

Mengelola Sumber Daya Pertambangan Dengan Prinsip Ekoefisiensi

Mengelola Sumber Daya Pertambangan dengan Prinsip Ekoefisiensi - Hasil tambang termasuk kelompok sumber daya yang tidak sanggup diperbarui. Konsekuensinya, jikalau suatu hari sumber daya ini habis, kita tidak lagi sanggup menikmatinya. Oleh sebab itu, tindakan yang sempurna semenjak kini perlu kita terapkan biar kebutuhan tetap terpenuhi. 

Kita dilarang mengulang kesalahan yang sama, pada ketika dekade tahun 1970-an. Pada ketika itu naiknya harga minyak secara signifikan (oil booming) membuat Indonesia menyerupai menerima durian runtuh. Keuntungan yang berlipat ganda dari hasil penjualan minyak sudah mengantarkan Indonesia sebagai salah satu kandidat ’Macan Asia’, bersama dengan Thailand dan Malaysia. 

Namun, kejayaan Indonesia dari hasil minyak bumi kini sepertinya sudah menjadi kenangan. Sumur-sumur minyak semakin mengering, sebab ekstraksi (pengeboran) tidak dibarengi dengan eksplorasi dan penghematan sumber daya alam ini. Ketika hal itu terjadi, pada umumnya kualitas lingkungan pun menurun dan harga energi makin mahal.

Apabila mencermati kasus menyerupai di atas, selain melaksanakan penghematan perlu dilakukan pengelolaan pertambangan dengan arif. Langkah yang sanggup diambil, yaitu dengan melaksanakan taktik pertambangan berwawasan lingkungan hingga dengan proses pengelolaannya sambil terus mencari sumber daya pengganti. Salah satu contohnya penambangan pasir laut, banyak pertimbangan lingkungan yang harus diperhatikan antara lain lokasi yang layak.

Mengelola Sumber Daya Pertambangan dengan Prinsip Ekoefisiensi Mengelola Sumber Daya Pertambangan dengan Prinsip Ekoefisiensi
Apabila acara penambangan tersebut tidak dilakukan di tempat yang layak dan dengan cara yang sempurna akan berdampak pada lingkungan, baik fisik, biologi, maupun sosial. Penambangan pasir maritim sanggup mengganggu stabilitas pantai yang selama ini dipahami sebagai penyebab tenggelamnya sebuah pulau. Secara eksternal, kestabilan pantai dipengaruhi oleh arus, gelombang, angin, dan pasang surut. 

Sedangkan secara internal dipengaruhi oleh tipe sedimen serta lapisan dasar di mana sedimen itu berada. Penggalian pasir pantai akan menjadikan dampak berupa perubahan batimetri, pola arus, pola gelombang, dan abrasi pantai. Apabila dasar maritim digali untuk penambangan pasir, maka dasar perairan akan semakin dalam.

Akibatnya, lereng pantai menjadi terjal sehingga mengakibatkan ketidakstabilan. Meskipun dampak penambangan pasir tidak secara pribadi terjadi dan berlangsung dalam skala yang lama, harus ada upaya-upaya pencegahannya. INI bukti pentingnya melaksanakan studi kelayakan wilayah tambang. 

Dalam kasus penambangan pasir laut, pengenalan kelayakan lokasi ditinjau melalui pengenalan sifat dasar dinamika pantai dan faktor eksternal yang sanggup memengaruhi garis pantai, termasuk di dalamnya, yaitu:

a. Menentukan kedalaman dan kemienteng maksimum lereng yang sanggup mencegah terjadinya longsoran jawaban penambangan pasir laut.

b. Menetapkan kedalaman penambangan pasir untuk mencegah terjadinya perubahan pola gelombang yang menjadikan terseriusnya gelombang di suatu tempat hingga menjadikan terjadinya gangguan stabilitas pantai.

Menggunakan langkah menyerupai contoh, akan mempersembahkan hasil rekomendasi lokasi optimal penambangan pasir maritim dengan dampak minimal terhadap perubahan keseimbangan alam. Demi keselamatan lingkungan, tidak spesialuntuk proses pengambilan materi tambang yang dipertimbangkan, bahkan penyaluran materi mentah ke tempat pengelolaan perlu diatur dengan cara yang tepat. 

misalnya tambang minyak dan gas. Pada ketika minyak bumi dan gas alam yang diambil dari lepas pantai (anjungan) akan diolah di pengilangan minyak atau pabrik pemrosesan gas di daratan. Pengangkutannya sanggup melalui jalur pipa bawah tanah atau dengan kapal tanker.

Permasalahan timbul dalam proses pengangkutan minyak bumi. Apabila kapal tanker kandas akan timbul pencemaran berat sebab minyaknya tumpah ke laut. Tumpahan minyak tersebut sanggup mematikan ikan, burung laut, serta hewan maritim lainnya. Meskipun hal ini bukan ialah dampak pribadi dari penambangan minyak bumi di anjungan lepas pantai, namun suatu memanfaatkan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan, tentunya harus memerhatikan detail-detail dalam proses penambangan hingga menghasilkan barang jadi, serta dampak pada lingkungan sekecil apa pun. Mulai dari pendirian anjungan, yang harus menetapkan bentuk-bentuk kerangka anjungan yang sesuai hingga proses pemisahan minyak bumi di daratan.

Pertambangan tergolong pada acara yang memerlukan hard engineering (rekayasa keras) yang sangat mencakupko menganggu lingkungan. Tambang kerikil bara misalnya. Penggalian kerikil bara tentu saja akan mengubah penerapan lahan di atasnya, meskipun penambangan kerikil bara tersebut dilakukan di bawah tanah maupun terbuka. Secara alamiah dampak utama yang timbul jawaban adanya penambangan kerikil bara terhadap lingkungan meliputi abrasi dan sedimentasi, meningkatkan kemienteng lereng, menurunnya stabilitas dan kerindangan tanah, gangguan siklus hidrologi, serta perubahan faktor-faktor klimatologi (iklim).

Berdasarkan adanya dampak tersebut, maka harus disusun suatu perencanaan penambangan kerikil bara dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut. Pertimbangan tersebut minimal meliputi:

a. Jalan pengangkutan kerikil bara yang harus dikelola dengan baik.

b. Metode penambangan yang sempurna dan terpadu serta berencana, baik tahunan maupun lima tahunan yang disetujui oleh Departemen atau Dinas Pertambangan dan direkomendasikan oleh Bapedal/Bapedalda dari segi pengendalian lingkungan.

c. Metode pengangkutan kerikil bara yang sesuai ke pelabuhan pengolahan (stockpile), dengan membuat jalan sendiri atau yang sudah disediakan oleh manusia.

d. Pengalokasian zona preservasi dan konservasi dalam areal konsesi pertambangan serta adanya zona penyangga (buffer zone) yang dibangun di sepanjang anak sungai atau sistem hidrologi alami yang ada. Tujuannya yaitu untuk menahan materi pencemar dan memperlambat laju ajaran permukaan (run off).

Berdasarkan dongeng ihwal pertambangan di atas, sanggup ditarik kesimpulan langkah-langkah yang perlu diambil dalam memanfaatkan tambang dengan prinsip kelestarian. Langkah tersebut sebagai diberikut.

a. Penghematan dalam pemakaian dengan selalu mengingat generasi penerus.
b. Melakukan ekspor tambang bukan sebagai materi mentah, tetapi sudah menjadi materi baku ataupun barang jadi.
c. Mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk menemukan lokasi pertambangan yang baru.
d. Apabila dimungkinkan diusahakan materi pengganti. Misalnya pemakaian materi bakar minyak diganti dengan tenaga surya, gas, maupun alkohol.

Demikianlah Materi Mengelola Sumber Daya Pertambangan dengan Prinsip Ekoefisiensi, semoga bermanfaa.
LihatTutupKomentar