-->

Hormon Sitokinin : Sejarah, Cara Kerja, Dan Fungsinya

Hormon sitokinin ialah hormon yang juga diproduksi oleh tumbuhan. Sama menyerupai auksin dan giberelin, hormon ini pun memiliki imbas besar terhadap proses dan laju pertumbuhan tanaman. Pengaruh apa yang didiberikan sitokinin tersebut? Bagaimana cara kerja sitokinin dalam menghipnotis pertumbuhan tanaman? Berikut ialah klarifikasi terkena hormon sitokinin pada flora mulai dari sejarah penemuannya sampai fungsi-fungsinya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Silakan disimak!

Sejarah Penemuan Hormon Sitokinin

Sitokinin pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an. Sitokinin ditemukan pada buah kelapa yang belum matang. Penelitian yang dilakukan oleh Johannes van Overbeek ini mendapat gosip bahwa embrio flora tumbuh lebih cepat kalau dimenambahkan air kelapa serta gosip bahwa sitokinin ini berperan dalam memicu pembelahan sitoplasma (sitokinensis). [Baca juga: Hormon Gidiberilin : Sejarah, Fungsi, dan Teknik Kerjanya]


Tahun 1950-an dilakukan pengamatan terhadap empulur tembakau atau floem akar wortel yang mencakup pengamatan pembelahan sel kalus. Dari pengamatan tersebut diperoleh suatu zat yang diidentifikasi sebagai 6-furfurilamino purin dan dikenal sebagai kinetin. Pada flora tingkat tinggi, sitokinin dipisahkan pada endosperm yang menyerupai susu pada biji jagung muda di tahun 1964 dan didiberi nama zeatin. Secara alami, terdapat kinin sebagai konjugasi gula dan ion fosfat.

Jenis-jenis Hormon Sitokinin

Sitokinin alami dihasilkan oleh jaenteng yang masih tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang dihasilkan di akar diangkut ke bab atas flora yang masih muda melalui xilem. Sitokinin terbagi dua yaitu:

  1. Tipe adenin. Tipe adenin ini diproduksi pada bab perakaran, jaenteng kambium dan bab flora yang sel-selnya masih aktif membelah. Misalnya kinetin, zeatin dan BAP (Benzyl Amino Purin)
  2. Tipe fenilurea. Tipe ini biasanya tidak dibuat oleh tumbuhan. Misalnya difeniluera, tidiazuron (TDZ)

Mekanisme Kerja Hormon Sitokinin

Sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin. Selain sitokinin alami, terdapat pula sitokinin sintesis, menyerupai kinetin dan benziladenin. Sama halnya dengan giberelin, sitokinin juga berkeja sama dengan auksin dalam aneka macam proses fisiologis pada tumbuhan. Diproduksi di ujung akar dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin terbesar terdapat pada tempat meristematik dan jaenteng yang berkembang secara berkelanjutan, menyerupai akar, daun muda, pengembangan buah dan biji. [Baca juga: Jenis Hormon pada Tumbuhan]

Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis tumbuhan. Variasi serius sitokinin dan auksin akan menjadikan perbedaan pada pertumbuhan. misalnya:
  1. Jika serius sitokinin lebih besar dari  auksin, yang terjadi ialah pertumbuhan tunas dan daun
  2. Jika serius sitokinin relatif sama dengan serius auksin, maka tunas, akar dan batang tumbuh seimbang
  3. Jika serius sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi ialah pembentukan akar akan lebih aktif.

Mengapa demikian? Hal ini terjadi alasannya ialah intinya sitokinin bisa menghentikan dominasi pertumbuhan apikal dan merangsang pertumbuhan lateral.

Fungsi Hormon Sitokinin

Kinerja sitokinin selalu dimenolong dengan auksin. Jika spesialuntuk ada sitokinin tanpa auksin maka tidak sanggup terjadi perangsangan terhadap proses pembelahan sel. Namun kalau sitokinin bekerja bersama auksin maka akan merangsang terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel. Selain itu, fungsi hormon sitokinin juga kuat terhadap:
  1. Pembelahan sel. Hormon sitokinin terdapat pada sel-sel yang sedang aktif membelah dalam jumlah yang besar
  2. Pada beberapa tumbuhan, sitokinin sanggup meningkatkan pembukaan stomata.
  3. Menghambat proses penuaan pada daun
  4. Pertumbuhan kuncup lateral sehingga menurunkan dominasi pucuk apikal
  5. Memacu membukanya stomata pada beberapa jenis tumbuhan
  6. Mempengaruhi morfogenesis pada metode kultur jaenteng
  7. Mempengaruhi perkembangan kloroplas. Pemdiberian sitokinin sanggup memicu peningkatan kadar klorofil, bisa meningkatkan konversi etioplast ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.

Demikian klarifikasi terkena hormon sitokinin. Dari pemaparan di atas, sanggup kita simpulkan bahwa setiap hormon yang dihasilkan oleh flora secara alami menghipnotis proses-proses fisiologis pada flora itu sendiri. Semoga bermanfaa.
LihatTutupKomentar