-->

Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan

Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan - Para petani baik yang menanam padi, cabe, singkong, jagung atau pun tumbuhan lainnya menghadapi aneka macam hambatan dalam menanam tumbuhan tersebut biar sanggup dipguan dalam jumlah dan mutu yang memuaskan. Selain menghadapi hambatan dari alam berupa curah hujan, angin, atau banjir, para petani biasa dihadapkan pada dilema hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan mereka.

Hama ialah hewan, ibarat tikus, ulat dan binatang lain yang memakan, mengganggu atau merusak tanaman. Ulat biasanya menyerang pecahan daun dan buah dari tumbuhan Setiap tumbuhan menghadapi hama yang tidak sama.

Padi, selain sering dimakan dan dirusak tikus dan burung pipit juga sering diserang oleh homogen hama yang dikenal dengan hama wereng. Biasanya untuk mengatasi tikus para petani sering mengadakan perburuan tikus, untuk menghadapi burung biasanya diletakkan orang-orangan sawah untuk menakut-nakuti, namun hama wereng relatif susah ditanggulangi.

 jagung atau pun tumbuhan lainnya menghadapi aneka macam hambatan dalam menanam tumbuhan tersebu Hama dan Penyakit Pada Tumbuhan
Hama tidak spesialuntuk hadir dari permukaan tanah, sanggup juga dari dalam tanah sendiri. Hama sepeti ini sering menyerang tumbuhan yang diambil umbinya terutama kentang. Hama yang dikenal dengan nematoda sistem kuning ini menyerang disaat demam isu hujan, alhasil kentang menjadi sakit yang ditandai dengan menguningnya daun dan kemudian mati.

Gajah juga sering merusak lahan pertanian terutama untuk lahan yang berada di pinggir hutan. Satu buntut gajah memerlukan minimal 3 km2 sebagai tempat hidupnya. Gajah biasanya memakan tumbuhan dan merusak lahan yang ialah area tempat hidupnya. Saat insan merambah hutan dimana tempat gajah mencari makanan, maka gajah akan tetap menganggap sebagai tempat kekuasaannya. Gangguan dari binatang dikategorikan sebagai hama jikalau terjadi dalam jumlah yang besar, kalau spesialuntuk satu buntut ulat atau tikus saja kita belum menyebutnya sebagai hama. 

Hama timbul biasanya lantaran adanya ketidak seimbangan dalam ekosistem yang menghambat kerja salah satu pemikiran makan-memakan. Dalam mengatasi hama ibarat ulat pun kita sanggup memakai pemangsa yang lebih tinggi ibarat burung atau laba-laba. Namun lantaran penerapan insektisida untuk mengatasi ulat, biasanya laba-laba ikut mati diberikut ulat, dan burung pun mengalihkan samasukannya pada padi itu sendiri jikalau tidak ada ulat.

Penyakit yang dialami oleh tumbuhan disebabkan oleh serangan virus, basil atau jamur. Penyakit menyerang tumbuhan dari dalam, sehingga fungsi dan kerja jaenteng pada flora sanggup terganggu dan akhirnya mati.

Virus yang sering menyerang flora tembakau disebut sebagai Tobacco Mosaic. Virus ini mengakibatkan daun tembakau rusak dengan bercak-bercak putih dan menghambat proses fotosintesis daun. Virus ini sangat merugikan, lantaran bukan spesialuntuk satu lembar daun yang rusak dari setiap tumbuhan tembakau, tapi keseluruhannya. Selain itu gangguan virus belum sanggup ditanggulangi jikalau sudah terserang.

Apakah engkau pernah melihat daun dipenuhi serbuk putih yang bila tergoyang akan beterbangan? Serbuk putih itu sebetulnya yaitu jamur sphaerotecha mascularis. Keberadaan jamur ini akan menjadikan gangguan berupa kerusakan pada daun, daun sering menjadi menggulung dan gagal terbentuk. Penyakit ini praktis terbentuk dan menyebar dengan cepat lantaran sporanya praktis tertiup angin. 

Untuk mengatasi jamur ini sanggup dipakai fungisida ketika jumlahnya masih sedikit, namun sebaiknya tidak dipakai untuk tumbuhan yang di petik hasilnya berupa daun, dan untuk tumbuhan ibarat strawbery pun sebaiknya dipakai sebelum menghasilkan buah.

Pohon pisang biasa terkena penyakit yang disebut dengan penyakit darah. Tanda pisang yang terkena penyakit ini bila kita potong akan mengeluarkan cairan kental ibarat darah. Penyakit ini disebabkan adanya basil pada bonggol pisang yaitu basil pseudomonas celebensis.

Berikut ini yaitu beberapa binatang yang menjadi hama pada flora atau tumbuhan serta bagaimana cara menanggulangi hama tersebut:

1. Wereng

Gejala serangan hama wereng :
  • Menyebabkan daun dan batang flora berlubang-lubang.
  • Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.
Teknik pengendalian hama wereng :
  • Pengaturan referensi tanam, yaitu dengan melaksanakan penanaman secara sekaligus maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tumbuhan dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tumbuhan palawija atau tanah dibiarkan selama 1 s/d 2 bulan.
  • Pengandalian hayati, yaitu dengan memakai musuh alami wereng, contohnya laba-laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
  • Pengandalian kimia, yaitu dengan memakai insektisida, dilakukan apabila cara lain mustahil untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan kondusif bagi lingkungan.
2. Tikus

Gejala serangan tikus :
  • Tikus menyerang aneka macam tumbuhan.
  • Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa pguan, tempat penyimpanan.
  • Bagian flora yang dimasukang tidak spesialuntuk biji-bijian tetapi juga batang flora muda.
  • Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak.
Teknik mengendalikan hama tikus :
  • Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
  • Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  • Menanam tumbuhan secara bersamaan biar sanggup menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada peluang bigi tikus untuk mendapat masakan sehabis tumbuhan dipguan.
  • Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang sudah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tumbuhan padi berbunga dan berbiji. Selain itu penerapan racun harus hati-hati lantaran juga berbahaya bagi binatang ternak dan manusia.
3. Walang Sangit

Gejala serangan hama walang sangit :
  • Menghisap butir-butir padi yang masih cair.
  • Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
  • Kulit biji iu akan berwarna kehitam-hitaman.
  • Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi binatang remaja sanggup merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
  • Walang sangit remaja juga sanggup memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang sanggup mencerna karbohidrat.
Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai diberikut:
  •         Sawah sangat akrab dengat perhutanan.
  •         Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
  •         Penanaman tidak sekaligus
Teknik mengendalikan hama walang sangit :
  • Menanam tumbuhan secara sekaligus.
  • Memmembersihkankan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah biar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
  • Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan memakai jala penangkap.
  • Penangkapan memakai unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
  • Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba-laba dan menanam jamur yang sanggup menginfeksi walang sangit.
  • Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan memakai insektisida.
4. Tungau

Gejala serangan hama tungau :
  • Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.
  • Pada daun yang terjangkit kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning kemudian gugur.
Teknik mengendalikan hama tungau :
  • Hama ini sanggup diatasi dengan cara mengumpulkan daun-daun yang terjangkit hama pada suatu tempat dan dibakar.
5. Anjing Tanah atau Orong-orong (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa African)

Gejala serangan hama orong-orong :
  • Hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan.
  • Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tumbuhan lebih besar dari pada keuntungannya sebagai predator.
  • Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina akupnya berkembang setengah, yang jantan sanggup mengerik di senja hari.
Teknik mengendalikan hama orong-orong :

    Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik biar terowongan rusak.

6. Lalat Bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)

Gejala serangan hama lalat bibit :
  • Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari.
  • Telur menetas sehabis dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Sesudah keluar dari pupa selama 1 ahad menjadi imago yang siap kimpoi.
  • Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi.
Teknik mengendalikan hama lalat bibit :

    Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.

7. Ganjur (Orseolia oryzae)

Gejala serangan hama ganjur :
  • Hama ganjur homogen lalat ordo Diptera. Ngengat betina spesialuntuk kawin satu kali seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan menetas sehabis 3 hari.
  • Larva makan jaenteng tumbuhan diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal.
  • Pucuk tumbuhan menjadi kering dan praktis dicabut. Masa larva selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
Teknik mengendalikan hama ganjur :

    Pengendalian diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal pertanaman sehabis pguan biar pupanya mati.

8. Ulat

Gejala serangan hama ulat :
  • Aktif memakan dedaunan bahkan awal batang, terutama pada malam hari.
  • Daun yang dimakan oleh ulat spesialuntuk tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Teknik mengendalikan hama ulat :
  • Memmembuang telur-telur kupu-kupu yang menempel pada pecahan bawah daun.
  • Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga praktis untuk dikumpulkan dan dibasmi.
  • Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka sanggup dilakukan penyemprotan dengan memakai pertisida.
9. Pengorok Daun atau Hama Putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih tiruan (Cnaphalocrosis medinalis)

Gejala serangan hama pengorok daun atau hama putih :
  • Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi semenjak dipesemaian hingga dilapang.
  • Daun padi yang sudah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.
  • Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  • Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembangan hingga menjadi pupa 14 s/d 20 hari. Stadia pupa 4 s/d 7 hari.
Teknik mengendalikan hama pengorok daun atau hama putih :
  • Meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva tidak sanggup memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  •  Lalat Tabanidae dan tiruant Solenopsis gemitata ialah musuh alami.
10. Penggerek Jagung (Ostrinia furnacalis)

Gejala serangan hama penggerek jagung :
  • Menyebabkan batang jagung retak dan patah.
  • Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 hingga pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telur berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu.
  • Sesudah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang sehabis berumur 7-10 hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan sehabis habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
  • Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.
  • Serangan diberikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna coklat. Apabila batang jagung patah, tumbuhan akan mati.
  • Tanaman inang selain jagung yaitu cantel, Panicum viride, bayam dan gulma Blumea lacera.
Teknik mengendalikan hama penggerek jagung :
  • melaluiataubersamaini cara pergiliran tumbuhan dengan tumbuhan yang bukan ialah inangnya.
  • Tanaman yang terjangkit dipotong dan ditimbun dalam tanah atau didiberikan pada binatang ternak.
  • Menghilangkan tumbuhan inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.
  • Memmembersihkankan rumput-rumputan
  • Teknik kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa jenis insektisida yang ditetapkan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC.
11. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)

Gejala serangan hama uret :
  • Uret yang merusak tumbuhan padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri
  • Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur – larva (uret) – pupa – imago (kumbang).
  • Kumbang spesialuntuk makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding uretnya.
Teknik mengendalikan hama uret :

Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam yang baik biar vigor tumbuhan baik.

Demikianlah Penjelasan Hama dan Penyakit Tumbuhan, selamat belajar.
LihatTutupKomentar