Dua per tiga luas permukaan bumi ialah hamparan lautan dengan keguakaragaman ekosistem yang luar biasa. Terkait dengan kehidupan dan sistem ekologinya, luas bahari yang sebesar itu tentu menyimpan banyak misteri dan rahasia. Mengenali keguakaragaman ekosistem laut tentu sangat sangat senang alasannya ialah kita sanggup tahu bagaimana bekerjsama organisme bahari sanggup hidup dengan kondisi komponen penyusun ekosistem yang serba ekstrim itu. Berikut ini eBiologi.com sudah merangkum informasinya untuk Anda.
Pembagian ekosistem laut
Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem bahari terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
Berdasarkan keragamannya, ekosistem air bahari terbagi menjadi 4 ekosistem, yaitu:
Ekosistem terumbu karang
Ikan dan banyak sekali binatang dan tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam mempunyai tekanan osmosis yang jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis air laut. Ia sanggup hidup dan melaksanakan interaksi dengan komponen penyusun ekosistem bahari dengan melaksanakan pembiasaan sebagai diberikut:
Nah, itulah pembahasan seputar ekosistem air laut, penggolongannya, serta biota atau organisme yang hidup di dalamnya. Semoga sanggup menjadi sumber referensi bagi kita tiruana.
Pengertian Ekosistem Laut dan Ciri-cirinya
Menurut ekosistem air tawar, ekosistem bahari mempunyai ciri-ciri umum yaitu :- Berupa perairan dengan kadar mineral yang sangat tinggi.
- Mineral yang mendominasi ialah Klor (Cl) dengan jumlah sebanyak 55%-75%.
- Memiliki salinitas tinggi (semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi).
- Iklim dan cuaca tidak kuat besar pada ekosistem laut.
- Punya variasi perbedaan suhu antara permukaan dengan kawasan di kedalaman.
Jenis-jenis Ekosistem Laut
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem bahari terbagi menjadi 4 kawasan yaitu:- Daerah Pasang Surut (Coastal). Merupakan kawasan yang pribadi berbatasan dengan darat. Variasi temperatur dan salinitas mempunyai imbas yang berarti untuk kawasan ini dibanding dengan kawasan bahari yang lainnya. Biota yang hidup dan berkembang di kawasan ini antara lain ganggang teripang, udang, binatang laut, kepiting, cacing laut.
- Daerah Neritik atau Euptopic. Merupakan kawasan bahari dangkal, kawasan ini masih sanggup ditembus cahaya hingga ke dasar, kedalaman kawasan ini sanggup mencapai 200 m. Adapun biota yang hidup antara lain plankton, nekton, neston, dan bentos.
- Daerah Remang-Remang (Batial). Merupakan kawasan bahari dengan kedalaman antara 200 – 1500 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
- Daerah Abisal atau Daerah bahari dalam. Merupakan kawasan bahari yang kedalamannya antara 1500 - 6000 m. Daerah ini petang sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
- Daerah Hadal. Merupakan kawasan bahari yang kedalamannya lebih dari 6000 m.
Pembagian ekosistem laut
Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem bahari terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
- Daerah fotik. Merupakan kawasan bahari yang masih sanggup ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
- Daerah twilight atau kawasan disafotik. Merupakan kawasan remang-remang, tidak efektif untuk acara fotosintesis, kedalaman antara 200 – 2000 m.
- Daerah afotik. Merupakan kawasan yang tidak tembus cahaya matahari. Kaprikornus petang sepanjang masa.
Berdasarkan keragamannya, ekosistem air bahari terbagi menjadi 4 ekosistem, yaitu:
- Ekosistem laut, ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi terutama di kawasan bahari tropis.
- Ekosistem pantai, letak dan posisinya berbatasan dengan darat, laut, dan kawasan pasang surut.
- Ekosistem estuari (muara) ialah ekosistem tempat bersatunya sungai dengan laut.
- Ekosistem terumbu karang, yang didominasi oleh kerikil karang dan organisme-organisme lainnya, kawasan ini masih sanggup ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis masih sanggup berlangsung.
Ekosistem terumbu karang
Komponen Biotik dalam Ekosistem Laut
melaluiataubersamaini kondisi lingkungan yang salinitasnya tinggi, intensitas matahari yang sedikit, serta kandungan mineral yang banyak, komponen biotik dalam ekosistem bahari tentu menarikdanunik untuk dibahas. Jika binatang dan tumbuhan tingkat rendah mempunyai tekanan osmosis yang kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut, sehingga tidak terlalu mengalami kesusahan untuk beradaptasi. Lalu, bagaimanakah dengan binatang tingkat tinggi, menyerupai ikan?Ikan dan banyak sekali binatang dan tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam mempunyai tekanan osmosis yang jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis air laut. Ia sanggup hidup dan melaksanakan interaksi dengan komponen penyusun ekosistem bahari dengan melaksanakan pembiasaan sebagai diberikut:
- Banyak minum.
- Air masuk ke jaenteng secara osmosis melalui usus.
- Sedikit mengeluarkan urine.
- Eksreksi air terjadi secara osmosis.
- Mineral garam dikeluarkan secara aktif melalui insang.
Nah, itulah pembahasan seputar ekosistem air laut, penggolongannya, serta biota atau organisme yang hidup di dalamnya. Semoga sanggup menjadi sumber referensi bagi kita tiruana.