-->

Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat Secara Vertikal

#Sosiologi_Kelas_11 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal - Secara vertikal, masyarakat Indonesia yang multikultural sanggup dilihat dari ciri-ciri yang didasarkan pada kriteria ekonomi pada zaman industri modern dan kriteria feodal.

a. Berdasarkan Kriteria Ekonomi pada Zaman Industri Modern

Pada masa kini ini, penentuan kelas sosial tidak lagi spesialuntuk ditentukan oleh aspek ekonomi semata, namun juga ditentukan oleh aspek lain menyerupai aspek profesionalitas seseorang. Karena pada zaman industri modern ini, hal yang lebih dikedepankan ialah penghargaan terhadap prestasi dan kreativitas seseorang dalam bidangnya yang sanggup mempersembahkan bantuan yang berarti pada kawasan ia bekerja. Sehingga, kriteria kepandaian atau kepemilikan modal saja belum cukup untuk digunakan sebagai pedoman dalam pengelompokan masyarakat. Pengelompokan masyarakat pada zaman industri modern ini lebih mengarah pada aspek profesionalitas.

b. Berdasarkan Kriteria Feodal

Secara umum, sumbangan masyarakat menurut kriteria ini ialah masyarakat yang masih memakai sistem kerajaan. Di antaranya ialah Surakarta, Jogjakarta, Aceh, Kutai Banjar, Cirebon, dan lain sebagainya.

Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara VertikalAda beberapa referensi dasar masyarakat feodal, yaitu sebagai diberikut.

1) Raja dan kaum aristokrat yang ialah sentra kekuasaan yang harus ditaati oleh masyarakatnya alasannya ialah mempunyai hak istimewa (privelese).
2) Terdapat lapisan utama, yaitu raja dan kaum bangsawan, serta lapisan di bawahnya, yaitu rakyatnya.
3) Adanya referensi ketergantungan, di mana kaum feodal (raja dan kaum bangsawan) sebagai tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus selalu menghamba dan berada pada pihak yang selalu dirugikan.
4) Terdapat referensi korelasi yang diskriminatif, di mana kaum feodal bebas memperlakukan rakyatnya dengan sewenang-wenang.
5) Sistem stratifikasi tertutup pada golongan bawah.

c. Berdasarkan Kriteria pada Masa Kolonial Belanda

Masyarakat di Indonesia pada masa penjajahan dibagi ke dalam tingkatan-tingkatan menurut ras. Dan hal itu juga besar lengan berkuasa pada peluang di dalam kehidupan ekonomi. Misalnya yang boleh menjadi pedagang besar spesialuntuklah golongan teratas, sedangkan golongan yang paling bawah spesialuntuk boleh menjadi pedagang kecil. Lapisan tersebut sanggup engkau lihat pada denah di samping.

d. Berdasarkan Kriteria pada Zaman Pendudukan Jepang

Pada masa ini, Jepang menempatkan golongannya pada strata paling atas. Berikutnya ialah Bumiputera, sedangkan Cina dan Eropa berada pada lapisan terbawah. Hal ini dimakasudkan untuk menarikdanunik simpati masyarakat Bumiputera biar mendukung Perang Asia Timur Raya. Pelapisan tersebut sanggup engkau lihat pada denah di samping.

e. Berdasarkan Kriteria Pertanian

Dalam masyarakat pertanian, pengelompokan masyarakat memakai kriteria kepemilikan tanah. Biasanya golongan teratas ditempati oleh pembuka tanah (cikal bakal). Kelompok ini dan keturunannya dianggap sebagai golongan elit oleh masyarakat. Lapisan diberikutnya ditempati oleh kelompok orang-orang kaya dan mempunyai tanah banyak. Kelompok ini disebut dengan kuli kenceng.

Kemudian lapisan diberikutnya ditempati kelompok yang mempunyai tanah sedikit dan karenanya spesialuntuk untuk konsumsi sendiri. Kelompok ini disebut dengan kuli kendho. Dan lapisan paling bawah ditempati kelompok orang yang tidak mempunyai tanah, namun tetap bekerja di sektor pertanian yang disebut buruh tani. Untuk lebih jelasnya sanggup engkau lihat pada denah di samping. Selain kriteria di atas, diberikut ini mari kita bahu-membahu mempelajari banyak sekali stratifikasi sosial dalam masyarakat dilihat dari beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai citra untuk megampangkanmu dalam memahami banyak sekali kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

a. Stratifikasi Sosial Masyarakat Aceh

Ada dua sistem penggolongan masyarakat Aceh yang dianut,
yaitu sebelum dan sehabis Indonesia merdeka.
1) Sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Aceh dikelompokkan sebagai diberikut.
a) Golongan raja atau datuk.
b) Golongan uleebalang atau hulubalang.
c) Golongan ulama, termasuk kadhi dan imam.
d) Golongan rakyat biasa.

2) Sesudah Indonesia merdeka, masyarakat Aceh dikelompokkan sebagai diberikut.
a) Golongan penguasa dan pegawai negeri.
b) Golongan ulama (imam dan kadhi).
c) Golongan hartawan (pedagang besar, pemiliki kebun atau sawah yang luas, dan peternak kaya).
d) Golongan rakyat biasa (nelayan, buruh, petani, dan pegawai rendahan).

b. Stratifikasi Sosial Masyarakat Minangkabau

Stratifikasi sosial pada masyarakat Minangkabau dikelompokkan secara vertikal dan keaslian.

1) Secara Vertikal
Secara vertikal, masyarakat Minangkabau sanggup kita kelompokkan atas golongan ninik mamak dan kemenakan.

a) Golongan ninik mamak ialah tiruana mamak-mamak rumah yang bergelar datuk dan bertugas sebagai penghulu. Mereka memegang kekuasaan untuk mengatur anak kemenakannya. Golongan yang setingkat dengan golongan ini ialah golongan pintar pandai dan alim ulama.

b) Golongan kemenakan ialah golongan yang harus patuh kepada mamak-mamak mereka di dalam pengaturan negari. Semua anggota keluarga yang tidak menjabat sebagai penghulu atau mamak kepala waris dalam kaum, dan mamak tunganai di rumah tangga disebut sebagai kemenakan.

2) Secara Keaslian
Menurut sifat keasliannya, masyarakat Minangkabau dikelompokkan atas urang asa, kemenakan tali pariuak, kemenakan tali budi, kemenakan tali ameh, dan kemenakan bawah lutuik.

a) Urang asa (orang asal) ialah keluarga yang mula-mula hadir ke kawasan tertentu. Keluarga tersebut kemudian dianggap sebagai aristokrat dan menduduki stratifikasi tertinggi.
b) Kemenakan tali periuk ialah orang-orang yang ialah keturunan pribadi dari urang asa.
c) Kemenakan tali budi ialah keluarga-keluarga yang hadir ke wilayah urang asa. Tetapi alasannya ialah kedudukan dari kawasan asal cukup tinggi dan sanggup membeli tanah yang cukup luas dari urang asa, kedudukan mereka sederajat dengan keluarga urang asa.
d) Kemenakan tali ameh ialah para penhadir gres yang kemudian mencari korelasi dengan urang asa melalui perkawinan. Namun demikian, mereka kemudian tidak bergantung lagi kepada urang asa.
e) Kemenakan bawah lutuik ialah orang-orang yang hidupnya menghamba kepada urang asa dan tergantung kepadanya.

c. Stratifikasi Sosial Masyarakat Sunda

Masyarakat Sunda dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu menak dan cacah atau somah.

1) Golongan menak ialah golongan keturunan raden dan golongan yang alasannya ialah sesuatu hal menjadi pegawai negeri yang kemudian disebut priyayi dan dianggap mempunyai tingkatan tertinggi di mata masyarakat.
2) Golongan cacah atau somah ialah golongan yang terdiri dari pedagang, buruh, petani, dan rakyat jelata.

d. Stratifikasi Sosial Masyarakat Manggarai

Masyarakat Manggarai dikelompokkan ke dalam golongan kraeng, ataleke, dan aziana.

1) Kraeng, ialah golongan atas yang terdiri dari para bangsawan.
2) Ataleke, ialah golongan menengah yang terdiri dari petani, pedagang dan tukang.
3) Azi ana (budak), ialah golongan bawah yang terdiri dari orang-orang yang tertangkap di waktu perang, orang-orang berutang dan tidak sanggup membayar, serta orang orang yang dijatuhi eksekusi alasannya ialah melanggar adat.

Demikianlah Materi Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural Dilihat secara Vertikal, semoga bermanfaa.
LihatTutupKomentar