Mangga atau mempelam ialah nama homogen buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya ialah Mangifera indica.
Pohon mangga termasuk flora tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu flora berkayu yang memiliki tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga sanggup mencapai tinggi 10-40 m.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.
Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga sudah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya sejak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam banyak sekali bahasa daerah, ibarat pelem atau poh
Pohon mangga termasuk flora tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu flora berkayu yang memiliki tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga sanggup mencapai tinggi 10-40 m.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari India”.
Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga sudah menyebar ke Asia Tenggara sekurangnya sejak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam banyak sekali bahasa daerah, ibarat pelem atau poh
Pohon mangga berperawakan besar, sanggup mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan spesialuntuk sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter hingga 10 m. Kulit batangnya tebal dan garang dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah bau tanah biasanya coklat keabuan, kelabu bau tanah hingga hampir hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga sanggup mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bab awalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letak dan posisinya makin berdekatan sehingga nampaknya ibarat dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong hingga lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat ibarat kulit, hijau bau tanah berkilap, berawal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
Lonjong dan ujungnya ibarat mata tombak.
Berbentuk lingkaran telur, ujungnya runcing ibarat mata tombak.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di lalu hari akan berubah pada bab permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bab permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun sanggup mencapai 1 tahun atau lebih.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga sanggup mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bab awalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letak dan posisinya makin berdekatan sehingga nampaknya ibarat dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong hingga lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat ibarat kulit, hijau bau tanah berkilap, berawal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
Lonjong dan ujungnya ibarat mata tombak.
Berbentuk lingkaran telur, ujungnya runcing ibarat mata tombak.
Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di lalu hari akan berubah pada bab permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bab permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun sanggup mencapai 1 tahun atau lebih.
Bunga
Berumah satu (monoecious), bunga mangga ialah bunga beragam yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, hingga 40 cm panjangnya. Bunga beragam ini terdiri dari sumbu utama yang memiliki banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini memiliki banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini memiliki suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau memiliki cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga beragam sanggup mencapai 1000-6000.
Bunga-bunga dalam karangan berkelabuin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelabuin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang memilih terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang memiliki bakal buah normal kira-kira 5-10%.
Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi adakala ada yang 4 hingga 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bab tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 hingga 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang rindang spesialuntuk satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang rindang biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memdiberi peluang kepada tepung sari yang sudah remaja untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya lingkaran panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu pienteng. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga adakala terdapat tiga bakal buah.
Bunga-bunga dalam karangan berkelabuin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelabuin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang memilih terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang memiliki bakal buah normal kira-kira 5-10%.
Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi adakala ada yang 4 hingga 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bab tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 hingga 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang rindang spesialuntuk satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang rindang biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memdiberi peluang kepada tepung sari yang sudah remaja untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya lingkaran panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu pienteng. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga adakala terdapat tiga bakal buah.
Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah watu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari lingkaran (misalnya mangga gedong), lingkaran telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm. Pada bab ujung buah, ada bab yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bab yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bab perut.
Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah kalau masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak, elok hingga masam dengan banyak air dan berbau berpengaruh hingga lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional. salah satu jenis mangga yang digemari di Indonesia ialah mangga arummanis
Buah mangga termasuk kelompok buah watu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari lingkaran (misalnya mangga gedong), lingkaran telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm. Pada bab ujung buah, ada bab yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bab yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bab perut.
Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah kalau masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak, elok hingga masam dengan banyak air dan berbau berpengaruh hingga lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional. salah satu jenis mangga yang digemari di Indonesia ialah mangga arummanis