Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa kajian, diantaranya pendidikan keterampilan, pendidikan intelek, pendidikan karakter, dan pendidikan sikap. Pengertian pendidikan abjad ialah tunjangan perihal suatu pandangan mengenai aneka macam jenis nilai hidup, diantaranya kejujuran, kepedulian, kecerdasan, tanggung jawab, keindahan, kebenaran, keimanan dan kebaikan. Pendidikan abjad lebih berkaitan dengan psikis seseorang (individu), antara lain dari segi motif, dorongan berbuat, dan nafsu atau keinginan.
Di dalam pendidikan berbasis karakter, isu yang diperoleh selama dalam pendidikan dibutuhkan sanggup diintegrasikan sebagai pandangan hidup yang bermanfaat sebagai upaya penanggulangan masalah hidup. Adanya pendidikan berbasis abjad menimbulkan insan lebih sadar diri sebagai warga negara, manusia, makhluk, laki-laki atau wanita. Kesadaran itu dijadikan tolak ukur martabat dirinya supaya sanggup berpikir kritis, terbuka, obyektif dan mempunyai harga diri yang tidak gampang untuk diperjualbelikan. Menjadikan individu mempunyai perilaku kejujuran, kejujuran, integritas, dan produktivitas.
Tidak hanya itu, ia juga lebih menyadari sebagai apa tugasnya, dan cara mengambil perilaku dalam menghadapi aneka macam situasi permasalahan, kehidupannya juga berjalan dengan penu kesadaran, peka dengan lingkungan sosial dan sanggup bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
Pembentukan pribadi
Pendidikan berbasis abjad ini akan diimplementasikan dalam sekolah. Sebenarnya beberapa mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum sudah terdapat muatan perihal pendidikan berbasis karakter, diantaranya pelajaran PKn, pelajaran agama, dan bahasa Indonesia. Dari ketiga mata pelajaran tersebut tidak pernah mengajarkan kejelekan. Pelajaran Agama mengajari kita untuk mengasihi sesama dan Tuhan. Pelajaran PKn mengajarkan untuk mengasihi negara dan pelajaran bahasa Indonesia mengajarkan bagaimana memakai bahasa yang santun, baik dan benar. Terus mengapa pendidikan berbasis abjad masih dibutuhkan?
Setidaknya untuk dikala ini pendidikan berbasis abjad sangat dibutuhkan sebab pendidikan tinggi tidak menjadi jaminan untuk seseorang melaksanakan tindak pidana korupsi dan asusila. Buktinya banyak pejabat yang masuk penjara tertangkap KPK. Indonesia sudah mempunyai dasar negara pancasila yang di dalamnya sudah memuat pemikiran perihal karakter.
Permasalahan di atas kiranya sanggup diatasi dengan hasil yang maksimal dari pendidikan berbasis karakter. Dunia pendidikan sanggup dijadikan terobosan untuk membuat generasi muda yang mempunyai abjad dan berprestasi. Pencapaian itu harus diimbangi dengan penemuan dan pengembangan nilai-nilai alamiah setiap individu.
Terwujudnya nilai alamiah itu sanggup dicapai dengan pendidikan yang membangun individu untuk sanggup mengenali dirinya sendiri serta sanggup menetapkan tujuan dari pendidikannya. Bila hal itu sanggup dilakukan oleh setiap siswa maka secara alamiah penanaman jiwa yang berkarakter budaya akan lebih gampang untuk ditanamkan.
Sebenarnya sudah semenjak dulu pendidikan berkarakter terbentuk. Contohnya ialah Among Metode yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara, dimana terdapat 3 unsur pendidikan yang berjalan sinergis (keluarga, sekolah, dan masyarakat). Diharapkan dengan Among Metode anak sanggup tumbuh sesuai kodrat dan keadaan budaya sendiri. Dalam rangka untuk membangun abjad yang berpendidikan maka dibutuhkan tiga hal yang perlu untuk dikembangkan yaitu membangun budaya untuk menyiapkan siswa biar lebih siap dalam menghadapi perubahan budaya yang kompetitif sebab budaya bersifat kontinue, konvergen, dan konsentris. Peserta didik harus disiapkan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang sangat pesat supaya menjadi individu yang high achiver. Individu yang mempunyai kesiapan untuk bersaing baik secara mental dan akademik.