Baiklah sobat, kali ini kita akan membahas mengenai Pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan leopold ini dilakukan untuk mengetahui presentasi janin, tinggi fundus uteri, dan apakah kepala bayi sudah memasuki PAP atau belum. Langsung saja kita masuk ke pembahasannya.
Untuk persiapannya, perempuan hamil yang akan diperiksa disuruh berbaring telentang dengan pundak dan kepala sedikit lebih tinggi (memakai bantal) dan pemeriksa berada di sebelah kanan pasien (atau di sebelah kiri untuk pemeriksa yang kidal).
Baca juga : Prosedur Pemeriksaan Pelvimetri Klinis
Setelah pasien yang akan diperiksa berbaring telentang, perhatikanlah apakah uterus berkontraksi atau tidak. Jika berkontraksi maka harus dinantikan hingga kontraksinya berhenti. Dinding perut juga harus rileks, sehingga investigasi sanggup dilakukan dengan teliti dan nyaman. Untuk itu, tungkai pasien sanggup ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa harus diubahsuaikan dengan suhu badan pasien supaya pasien tetap merasa nyaman dan supaya dinding perut tidak tidak berkontraksi tiba-tiba jawaban perubahan suhu. Maka, sebelum melaksanakan palpasi, kedua telapak tangan sanggup digosokkan terlebih dahulu gres lalu investigasi dilakukan.
Palpasi sanggup dilakukan secara sistematik menurut Perasat Leopold. Perasat Leopold yaitu teknik palpasi bimanual yang dibagi dalam 4 tahapan teknik pemeriksaan, yaitu:
Leopold I
- Pemeriksa menghadap ke arah wajah ibu hamil
- Dengan menggunakan kedua tangan, pemeriksa memilih tinggi fundus uteri (jarak fundus ke prosessus xiphoideus atau pengukuran dengan sentimeter jarak dari pinggir atas simphisis ke fundus uteri)
- Melakukan palpasi secara gentle dengan menggunakan jari-jari kedua tangan untuk memilih bab mana dari janin yang terletak pada fundus.
Bokong akan teraba sebagai bab yang besar dan lunak, sedangkan kepala akan teraba sebagai bab yang keras, bulat, dan lebih gampang untuk digerakkan.
Leopold II
- Pemeriksa masih menghadap ke arah wajah ibu hamil.
- Dengan menggunakan kedua tangan, telapak tangan diletakkan pada sisi kiri-kanan abdomen dengan memperlihatkan sedikit penekanan.
- Menentukan letak bab besar (punggung) dan bagian-bagian kecil janin.
- Pada letak lintang, tentukan di mana letak kepala janin.
Pada satu sisi akan teraba bab yang agak keras dan besar yang merupakan punggung janin, dan di sisi lain akan teraba beberapa bab kecil yang lebih gampang digerakkan yang merupakan ekstremitas dari janin.
Wanita hamil dengan dinding abdomen yang tipis akan menciptakan bagian-bagian janin tersebut sanggup diidentifikasi.
Leopold III
- Pemeriksa menghadap ke arah wajah ibu hamil.
- Dengan menggunakan ibu jari asisten dan jari-jari tangan lainnya untuk memilih bab terbawah janin dengan cara meraba di kawasan abdomen bab bawah atau sempurna di atas simphisis pubis, sedangkan tangan kiri melaksanakan fiksasi pada bab fundus uteri.
Leopold IV
- Pemeriksa kini menghadap ke arah kaki ibu
- Dengan menggunakan 3 jari dari kedua tangan, maka selain sanggup ditentukan bab terbawah janin juga untuk memilih seberapa jauh bab tersebut telah memasuki pintu atas panggul.
Bila kepala dalam perilaku fleksi, maka tonjolan kepala yaitu dahi yang berada di pihak bagian-bagian kecil, sedang dalam perilaku defleksi maka tonjolan kepala yaitu oksiput yang berada di pihak punggung. Dengan menggunakan ujung ketiga jari kedua tangan, pemeriksa melaksanakan tekanan yang dalam searah dengan aksis punggung. Tangan yang tertahan memperlihatkan adanya tonjolan kepala, sedangkan tangan yang lain akan dengan gampang masuk lebih jauh ke dalam panggul.
Bila kepala belum masuk ke dalam panggul, kepala dengan gampang sanggup digerakkan ke kanan dan ke kiri dan teraba ballotement. Kedua jari tangan sanggup berada di antara kepala dan simphisis. Bila hanya sebagian kecil kepala saja yang sanggup teraba dan kepala tidak sanggup digerakkan, maka ia sudah memasuki PAP (engaged).
Baiklah sobat, inilah artikel kali ini mengenai Pemeriksaan Leopold, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua dan kalau ada pertanyaan, silakan tuliskan di kolom komentar J