-->

Pengertian Teknik Kultur Jaringan, Keunggulan, Kelemahan, Dan Tahapannya

Permasalahan fundamental yang dihadapi bidang pertanian dikala ini yaitu kurangnnya ketersediaan dan kontinuitas benih yang berkarakter. Produksi benih secara konvensional agaknya semakin susah dilakukan alasannya yaitu terhalang kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu dengan produksi benih melalui metode kultur jaenteng.

Pengertian Kultur Jaenteng

Teknik kultur jaenteng ialah suatu metode mengisolasi cuilan tertentu dari tumbuhan ibarat protoplas, sel, sekelompok sel, jaenteng dan atau organ yang kemudian menumbuhkannya pada kondisi aseptik yang terkontrol sehingga bagian-bagian tersebut sanggup tumbuh dan beregenerasi menjadi tumbuhan yang lengkap. Teknik kultur jaenteng adalah salah satu contoh bioteknologi modern yang kian berkembang cukup umur ini.

Tujuan dari metode kultur jaenteng ini diantaranya memperbanyak tumbuhan dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat; menghasilkan varietas-varietas baru; memodifikasi genotipe tumbuhan pada aktivitas pemuliaan tanaman; mengeliminasi penyakit tumbuhan biar diperoleh bibit yang bebas penyakit; memproduksi senyawa metabolit sekunder yang diharapkan untuk keperluan industri atau biofarmasi.

Permasalahan fundamental yang dihadapi bidang pertanian dikala ini yaitu kurangnnya ketersedia Pengertian Teknik Kultur Jaenteng, Keunggulan, Kelemahan, dan Tahapannya

Keunggulan dan Kelemahan Teknik Kultur Jaenteng

Keunggulan dari metode kultur jaenteng ini diantaranya bibit yang dihasilkan memunyai sifat yang identik dengan induknya; sanggup memperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu lebih singkat sehingga tidak memerlukan kawasan yang luas; kualitas bibit yang lebih terjamin; kecepatan tumbuh bibit yang dihasilkan iasanya lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional; dan pengadaan bibit tidak tergantung dengan musim.

Selain mempunyai keunggulan, metode kultur jaenteng juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya yaitu :
  • Penggunaan metode kultur jaenteng sanggup mengurangi atau menutup peluang kerja alasannya yaitu untuk menghasilkan bibit dengan metode kultur jaenteng sanggup dihasilkan 200.000 bibit per tahun per orang.
  • Kesusahan dalam penanganan plantlet kecil yang dihasilkan.
  • Kestabilan genetik yang tidak selalu sanggup dipertahankan.
  • Tingkat keberhasilan metode kultur jaenteng ini sangat tergantung pada optimalisasi dari genotipe, penyakit (patogen eksternal dan internal), juvenilitas, seleksi materi tanam serta dampak media dan hormon.

Tahap-Tahap Teknik Kultur Jaenteng

Secara umum metode kultur jaenteng terdiri dari lima tahapan, yaitu: tahap persiapan; tahap inisiasi kultur; tahap multiplikasi tunas; tahap pemantidakboleh tunas, induksi akar dan perkembangan akar; dan tahap aklimatisasi.

Permasalahan fundamental yang dihadapi bidang pertanian dikala ini yaitu kurangnnya ketersedia Pengertian Teknik Kultur Jaenteng, Keunggulan, Kelemahan, dan Tahapannya

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi persiapan ruangan, alat-alat yang akan digunakan, materi tumbuhan serta media tanam.
  • Persiapan ruangan dan alat-alat yang akan dipakai ialah tahap awal dan sangat penting. Faktor yang memilih keberhasilan metode kultur jaenteng ini yaitu tingkat sterilisasi yang tinggi. Ruangan dan alat-alat yang akan dipakai harus disterilisasi terlebih lampau. Demikian pula dengan materi tumbuhan dan media tanam yang akan digunakan.
  • Bahan tumbuhan yang akan dipakai sebagai eksplan sanggup diperoleh dari daun, tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon ataupun bagian-bagian tumbuhan lainnya. Sterilisasi eksplan dilakukan dengan merendam eksplan dalam larutan kimia tertentu, diantaranya alkohol, NaOCl (biasanya pada pemutih pakaian), CaOCl (kaporit), HgCl2 (sublimat), serta H2O2.
  • Persiapan media tumbuhan penting diperhatikan. Media tanam yang sangat mendukung pertumbuhan eksplan haruslah mengandung sukrosa dan hara dalam serius yang cukup. Biasanya media tanam ditaruh di dalam botol-botol beling transparan.

2. Tahap Inisiasi Kultur

Tahapan ini ialah tahap penanaman awal. Eksplan yang sudah disterilisasi kemudian ditanam pada media yang sudah dipersiapkan. Media yang sesuai ialah salah satu faktor yang menghipnotis kecepatan pertumbuhan pada tahap selanjutnya. Sesudah penanaman selesai, botol-botol meliputi eksplan disimpan di dalam ruangan tersendiri di mana suhu, kelembaban dan cahaya sanggup diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan eksplan.

Tingkat sterilisasi yang tinggi harus tetap dijaga selama proses penanaman dilakukan. Selama pertumbuhan awal, tingkat kontaminasi cukup tinggi. Semakin rendahnya tingkat sterilisasi maka tingkat kontaminasi terhadap eksplan akan semakin tinggi. Kontaminasi ditandai dengan perubahan warna pada eksplan. Indikasi pertama yaitu timbulnya warna kuning pada eksplan, kemudian coklat dan selanjutnya menghitam. Awal pertumbuhan eksplan ditandai dengan terbentuknya kalus kompak pada cuilan dasar eksplan. Diperlukan beberapa ahad untuk melihat perkembangan eksplan sebelum sanggup dilakukan tahap selanjutnya.

3. Tahap Multiplikasi Tunas

Umumnya eksplan akan membentuk akar pada ahad awal pertumbuhan, kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan tunas-tunas. Tunas-tunas tersebut selanjutnya dipisahkan untuk mendapat tumbuhan gres lagi. Multiplikasi tunas sanggup dilakukan dengan memisahkan ujung tunas yang sudah ada yang sudah menghasilkan ruas dan buku baru; tunas-tunas lateral; tunas adventif; serta dengan cara embrio somatik.

4. Tahap Pemantidakboleh Tunas, Induksi Akar dan Perkembangan Akar

Tunas-tunas yang sudah dipisahkan kemudian membentuk bagian-bagian tumbuhan lengkap, termasuk cuilan perakaran. Tahapan ini tidak berlaku terhadap tumbuhan yang praktis berakar. Induksi akar ialah proses memicu pertumbuhan akar yang biasanya dilakukan dengan penambahan zat pengatur tumbuh terutama dari golongan auxin. Planlet akan dipindahkan ke media yang mengandung zat pengatur tumbuh.

5. Aklimatisasi

Tahap simpulan dari metode kultur jaenteng ini yaitu aklimatisasi. Aklimatisasi ialah tahap pemindahan plantlet dari ruang tumbuh awal ke lingkungan. Atau dengan kata lain pemindahan plantlet dari kondisi terkontrol di dalam botol ke lingkungan luar.

Kondisi luar yang tidak stabil sangat rentan bagi plantlet-plantlet. Oleh alasannya yaitu itu, plantlet tidak pribadi dipindahkan ke lapangan melainkan ke tempat-tempat persemaian atau di rumah kaca. Kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban bertahap diubah hingga menyamai dengan kondisi di lapangan. Hal ini perlu dilakukan biar plantlet-plantlet sanggup menyesuaikan kondisi lingkungannya hingga nanti dipindahkan ke lingkungan tumbuhnya ibarat tiruanla.

Demikianlah pemaparan kami terkena metode kultur jaenteng, keunggulan dan kelemahan, serta tahapan-tahapannya. Adakah di antara Anda yang sanggup sebut contoh-contoh tumbuhan yang sanggup diperbanyak melalui metode kultur jaenteng ini? Silakan tuliskan di kolom komentar. (Wika/tes)
LihatTutupKomentar