Beberapa definisi perubahan sosial sebagai diberikut.
a. Menurut Kingsley Davis
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
b. Menurut Gillin and Gillin
Perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang sudah diterima, baik alasannya ialah perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun alasannya ialah adanya difusi ataupun penemuan-penemuan gres dalam masyarakat.
c. Menurut Mac Iver
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
d. Menurut Selo Soemardjan
Perubahan sosial ialah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola sikap di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dari pengertian-pengertian tersebut, bahwa dalam perubahan sosial yang berubah ialah struktur dan fungsi sosialnya.
misal: Perubahan dalam struktur ialah perubahan jumlah penduduk, perubahan status sosial, perubahan pelapisan sosial, sedangkan perubahan dalam fungsi sosial antara lain ayah di rumah dan ibu bekerja. Di sini terjadi perubahan fungsi ayah dengan fungsi ibu.
Ada dua teori utama terkena perubahan sosial, yaitu teori siklus dan teori perkembangan. Kedua teori perubahan sosial itu akan dijelaskan dalam uraian diberikut.
a. Teori Siklus
Teori siklus membuktikan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar. Menurut teori siklus, perubahan sosial ialah sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar berdasarkan pola melingkar. Pandangan teori siklus ini, yaitu perubahan sosial sebagai suatu hal yang berulang-ulang. Apa yang terjadi kini akan mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada di zaman lampau. Didalam pola perubahan ini tidak ada proses perubahan masyarakat secara sedikit demi sedikit sehingga batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan modern tidak jelas. Perubahan siklus ialah pola perubahan yang ibarat spiral.
Pandangan teori siklus sesungguhnya sudah dianut oleh bangsa Yunani, Romawi, dan Cina Kuno jauh sebelum ilmu sosial modern lahir. Mereka membayangkan perjalanan hidup insan intinya terperangkap dalam bundar sejarah yang tidak menentu.
Seorang filsuf sosial Jerman, Oswald Spengler, berpandangan bahwa setiap peradaban besar menjalani proses penahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Selanjutnya, perubahan sosial akan kembali pada tahap kelahirannya kembali. Seorang sejarawan sosial Inggris, Arnold Toynbee, beropini bahwa sejarah peradaban ialah rangkaian siklus kemunduran dan pertumbuhan.
Akan tetapi, masing-masing peradaban mempunyai kemampuan meminjam kebudayaan lain dan berguru dari kesalahannya untuk mencapai tingkat peradaban yang tinggi. Salah satu pola ialah kemajuan teknologi di suatu masyarakat umumnya terjadi alasannya ialah proses berguru dari kebudayaan lain.
Akan tetapi, masing-masing peradaban mempunyai kemampuan meminjam kebudayaan lain dan berguru dari kesalahannya untuk mencapai tingkat peradaban yang tinggi. Salah satu pola ialah kemajuan teknologi di suatu masyarakat umumnya terjadi alasannya ialah proses berguru dari kebudayaan lain.
Kita sanggup melihat kebenaran teori siklus ini dari kenyataan sosial sekarang. Misalnya, dari sikap mode pakaian, dan gaya kepemimpinan politik. Sebagai contoh, dalam perubahan mode pakaian, seringkali kita melihat mode pakaian terbaru adakala ialah tiruan atau mengulang model pakaian zaman dulu.
Dalam bidang politik, kita juga melihat adanya perubahan bersifat siklus. Sering kita melihat upacara-upacara sosial yang dilakukan pemimpin suku di zaman kuno dilakukan kembali oleh pemimpin politik masyarakat modern sekarang, contohnya melaksanakan upacara-upacara yang sifatnya memuja dan memelihara tradisi turun-temurun.
b. Teori Perkembangan/Teori Linier
Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern.
Pandangan wacana teori linier dikembangkan oleh para jago sosial semenjak era ke-18, bersamaan dengan munculnya zaman pencerahan di Eropa yang berkeinginan masyarakat lebih maju. Teori linier sanggup dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Teori evolusi melihat perubahan secara lambat, sedangkan teori revolusi melihat perubahan secara sangat drastis.
Menurut teori evolusi bahwa masyarakat secara sedikit demi sedikit berkembang dari primitif, tradisional, dan bersahaja menuju masyarakat modern. Teori ini sanggup kita lihat di antaranya dalam karya sosiolog Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber. Herbert Spencer seorang sosiolog Inggris, beropini bahwa setiap masyarakat berkembang melalui tahapan yang pasti.
Herbert Spencer menyebarkan teori evolusi Darwin untuk diterapkan dalam kehidupan sosial. Menurut Spencer orang-orang yang cakap akan memenangkan usaha hidup, sedangkan orang-orang lemah akan tersisih sehingga masyarakat yang akan hadir spesialuntuk diisi oleh manusia-manusia tangguh yang memenangkan usaha hidup.
Herbert Spencer menyebarkan teori evolusi Darwin untuk diterapkan dalam kehidupan sosial. Menurut Spencer orang-orang yang cakap akan memenangkan usaha hidup, sedangkan orang-orang lemah akan tersisih sehingga masyarakat yang akan hadir spesialuntuk diisi oleh manusia-manusia tangguh yang memenangkan usaha hidup.
Emile Durkheim mengetengahkan teorinya yang populer bahwa masyarakat berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Solidaritas mekanik ialah cara hidup masyarakat tradisional yang di dalamnya cenderung terdapat keseragaman sosial yang diikat oleh wangsit bersama. Sebaliknya, solidaritas organik ialah cara hidup masyarakat lebih maju yang berakar pada perbedaan daripada persamaan. Masyarakat terbagi-bagi secara bermacam-macam atau terjadi proses diferensiasi kerja.
Teori revolusioner sanggup kita lihat dalam karya Karl Marx sebagai sosiolog. Karl Marx juga melihat masyarakat berubah secara linier, namun bersifat revolusioner. Semula masyarakat bercorak feodal kemudian berubah secara revolusioner menjadi masyarakat kapitalis. Kemudian, berkembang menjadi masyarakat sosialis-komunis sebagai puncak perkembangan masyarakat.
Max Weber beropini bahwa masyarakat berubah secara linier dan masyarakat yang diliputi oleh anutan gaib menuju masyarakat yang rasional. Terjadi perubahan dari masyarakat tradisional yang berorientasi pada tradisi bebuyutan menuju masyarakat modern yang rasional.
Demikianlah Materi Pengertian dan Teori Perubahan Sosial, supaya bermanfaa.