Proses pencernaan protein dalam badan manusia tersebut sanggup dijelaskan oleh denah diberikut ini.
Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan proteosa. Kedua gugus ini ialah polipeptida pendek yang masih belum sanggup diabsorpsi oleh jonjot usus.
Sesudah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat pada dinding usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui anutan darah ke seluruh sel-sel di badan kita.
Nah, demikianlah pemaparan terkena proses pencernaan protein di dalam badan manusia. Ternyata proses pencernaan protein membutuhkan tahapan yang sangat banyak, tahapan yang bahkan sama sekali tidak kita sadari sebelumnya. Oleh alasannya ialah itu, proses ini juga ialah salah satu bukti bahwa Sang Pencipta sudah mengatur tiruananya di badan kita. Karena tentu mustahil bukan, jikalau proses yang rumit tersebut terjadi tanpa ada yang mengaturnya.
Proses Pencernaan Protein
Sama ibarat proses pencernaan lemak dan karbohidrat , protein juga spesialuntuk sanggup diserap badan insan jikalau sudah diurai dalam bentuk yang sederhana. Penguraian protein dalam sistem pencernaan insan melibatkan seluruh organ pencernaan dan kerja dari enzim-enzim protease melalui serangkaian proses. Rangkaian dari proses pencernaan protein dalam badan insan tersebut dimulai dari rongga mulut.1. Rongga Mulut dan Kerongkongan
Di rongga mulut, proses pencernaan protein melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal ini berfungsi untuk memperkecil ukuran masakan sedangkan ludah mempunyai kegunaan dalam mempergampang lewatnya masakan yang dikunyah untuk melewati kerongkongan. Baik di rongga mulut, maupun dalam kerongkongan, protein secara khusus belum mengalami proses pencernaan yang sebenarnya.2. Lambung
Di lambung, protein yang tertampung akan bereaksi dengan enzim pepsin yang berasal dari getah lambung. Enzim pepsin sendiri spesialuntuk akan terbentuk jikalau asam lambung (HCl) menemukan protein dan melaksanakan penguraian rangkaiannya. Penguraian rangkaian protein dalam lambung secara biokimia akan menstimulasi pepsin pasif menjadi pepsin aktif.Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan proteosa. Kedua gugus ini ialah polipeptida pendek yang masih belum sanggup diabsorpsi oleh jonjot usus.
3. Usus Halus
Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi enzim pepsin dan protein kemudian akan bercampur dengan enzim protease (erepsin) di dalam usus halus. Protease berasal dari pankreas yang disalurkan ke usus halus melalui dinding membran. Protease mengandung beberapa prekursor yang antara lain prokarboksipeptidase, kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan collagenase. Masing-masing prekursor protease ini akan menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino yang tidak sama-beda.- Prokarboksipeptidase menguraikan asam amino dari ujung karboksil polipeptida.
- Kimotripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino methionine, tryptophan, tyrosine, asparagine, phenylalanine, dan histidine.
- Tripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi asam amino arginine dan lysine.
- Proelastase dan collagenase menguraikan polipeptida menjadi tripeptida dan polipeptida yang lebih kecil.
Sesudah protein berhasil diurai menjadi asam amino, selanjutnya jonjot usus yang terdapat pada dinding usus penyerapan (ileum) akan menyerap asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein untuk dikirimkan melalui anutan darah ke seluruh sel-sel di badan kita.
4. Usus Besar dan Anus
Jika asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan protein mempunyai jumlah yang berlebih, asam amino tersebut kemudian akan dirombak menjadi senyawa-senyawa ibarat amoniak (NH3) dan amonium (NH4OH). Pada tahap selanjutnya, tiruana senyawa ini kemudian dimembuang melalui jalan masuk kencing atau bersama dengan feses.Nah, demikianlah pemaparan terkena proses pencernaan protein di dalam badan manusia. Ternyata proses pencernaan protein membutuhkan tahapan yang sangat banyak, tahapan yang bahkan sama sekali tidak kita sadari sebelumnya. Oleh alasannya ialah itu, proses ini juga ialah salah satu bukti bahwa Sang Pencipta sudah mengatur tiruananya di badan kita. Karena tentu mustahil bukan, jikalau proses yang rumit tersebut terjadi tanpa ada yang mengaturnya.