-->

Cerpen: Pengertian, Ciri, Jenis, Syarat, Kerangka

Postingan kali ini membahas ihwal Penulisan Cerpen dengan fokus bahasan mencakup pengertian, ciri-ciri, macam-macam cerpen, syarat, kerangka, dan tata cara penulisan cerpen. Mari simak uraian berikut dengan seksama.

1. Pengertian Cerpen

Cerpen merupakan akronim dari dongeng pendek. Terkait  dengan definisi cerpen sendiri, cerpen mempunyai makna bermacam-macam berdasarkan gagasan beberapa sastrawan. Menurut Andri Wicaksono, cerpen diartikan sebagai suatu dongeng fiksi yang berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya berpusat pada satu pokok peristiwa. Sedangkan berdasarkan Drs. Joko Untoro, dalam bukunya dituliskan bahwa cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa yang terbatas dalam membahas salah satu unsur fiksi dalam aspek yang terkecil.Singkat atau pendeknya suatu cerpen bukan dikarenakan bentuk dan sifatnya sebagai sastra pendek, melainkan cerpen memang hanya mengangkat dan membatasi dalam pembahasan dan penyelesaian satu konflik.


Selain kedua sastrawan yang telah disebutkan di atas, masih banyak sastrawan lain yang menyumbangkan gagasan penting terkait dengan pengertian cerpen.  Namun, keberagaman gagasan sastrawan tersebut pada prinsipnya sama saja. Jadi, sanggup disimpulkan bahwa cerpen merupakan suatu jenis sastra modern yang memaparkan dongeng ihwal tokoh yang terkait dengan satu konflik yang disajikan dalam goresan pena pendek.


2. Ciri-ciri Cerpen

Seiring berkembangnya karya sastra di masa modern ini, maka dibentuk ciri khusus untuk membedakan antara satu karya sastra dengan karya sastra lainnya. Berikut ini ciri-ciri dari suatu cerpen, meliputi:
·        Cerpen biasanya bersifat fiktif.
·    Cerpen merupakan karya sastra dengan bentuk goresan pena yang singkat, padat, terang dan gampang dipahami, serta lebih pendek dari novel.
·        Jumlah kata dalam menulis sebuah cerpen, maksimal kurang dari 10.000 kata.
·        Cerpen tidak menceritakan seluruh kehidupan tokoh terkait, melainkan hanya terbatas pada satu konflik.
·        Masalah setiap tokoh didalam cerpen selalu berkaitan dengan tokoh utamanya.
·        Penokohan dalam sebuah cerpen sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
·        Alur penulisan cerpen lurus dan tunggal.
·        Waktu yang dipakai untuk membaca sebuah cerpen hanya beberapa menit hingga beberapa jam saja.
·        Pesan dan kesan dalam sebuah cerpen sangat mendalam sehingga tersampai dengan baik kepada pembaca.

3. Macam-macam Cerpen

Macam-macam cerpen sanggup dibedakan berdasarkan jumlah kata maupun jenis aliran/temanya.

Berdasarkan jumlah katanya, cerpen sanggup dibedakan menjadi:
·        Cerita pendek (short story), cerpen yang biasanya ditulis dengan jumlah kata kisaran 750-1000 kata.
·        Cerita pendek yang pendek (short, short story)
·        Cerita pendek yang sangat pendek (very short, short story), biasanya cerpen yang ditulis hingga mencapai 10.000 kata.


Berdasarkan alirannya, cerpen sanggup dibedakan menjadi:
·        Realisme, cerpen dengan anutan ini mengisahkan mengenai insiden yang melukiskan keadaan yang sesungguhnya. Tidak ada sedikitpun gagasan dari pengarang yang melebih-lebihkan kisah yang ditulisnya. Pengarang mutlak menjadi penonton yang objektif.
·       Impresionisme, cerpen anutan ini merupakan dongeng yang ditulis pengarang berdasarkan apa yang pertama kali dilihatnya. Berbeda dengan anutan realisme dimana pengarang melukiskan yang dilihatnya secara mendetail, disini pengarang hanya menceritakan dari pengamatan awalnya yang dangkal saja.
·        Naturalisme, serupa dengan realisme. Hanya saja dalam cerpen anutan ini, pengarang lebih cenderung mendekskripsikan sisi negatif dari apa yang diamatinya.
·        Determenisme, merupakan anutan kesustraan yang menekan pada takdir yang ditentukan oleh unsur biologis dan lingkungan, bukan oleh sang pencipta. Cerpen anutan ini biasanya mengisahkan ihwal penganut yang tidak percaya akan Tuhan.
·      Neonaturalisme, merupakan gabungan antara realisme dan naturalisme, sehingga cerpen anutan ini melukiskan kenyataan yang objektif. Artinya, cerpen ini tidak hanya melukiskan sisi baik, namun juga sisi positif dari insiden yang diamati.
·   Idealisme, merupakan anutan romantik yang mendasarkan cita-citanya pada harapan si penulis atau wangsit pengarang semata. Pengarang yang menulis cerpen dengan anutan ini biasanya memandang jauh ke masa depan dengan segala pengharapan yang diinginkan akan terjadi.
·     Romantisme, cerpen anutan ini mengutamakan perasaan. Segala hal yaang terjadi diukur melalui perasaan, sedangkan kebijaksanaan diabaikan sehingga tak khayal cerpen anutan ini mementingkan penggunaan bahasa yang indah dan puitis.
·     Surealisme, cerpen anutan ini menceritakan ihwal imajinasi ataupun mimpi, yang mana penulis membiarkan para pembaca bebas berimajinasi sesuai contoh pikirnya. Cerpen ini biasanya menggabungkan realitas dan angan-angan sehingga pembaca akan sedikit sulit menafsirkan yang hendak disampaikan penulis.

4. Syarat Penulisan Cerpen

Untuk menyajikan sebuah cerpen yang tidak monoton dangan minat baca yang tinggi, terdapat beberapa hal-hal tertentu yang penting diperhatikan. Berikut syarat-syarat yang menjadi perhatian penulis dalam menulis sebuah cerpen, yaitu:
Isi dalam sebuah cerpen harus padat
·        Saat hendak menulis sebuah cerpen, hindari narasi yang bersifat verbal dan menggurui.
·        Cerpen yang ditulis jangan bertele-tele, melainkan harus lugas.
·       Isi sebuah cerpen yang ditulis harus terang dan fokus pada konflik yang diangkat sehingga pembaca sanggup dengan gampang memahami apa yang hendak disampaikan penulis.
·  Hindari penggunaan kata yang tidak ekonomis. Perhatikan hal-hal berikut: hindari penggunaan kata atau kalimat yang jauh dari konflik, hindari penggunaan kata/kalimat yang tidak sesuai dengan tema, hindari kalimat yang apa adanya, ibarat “sempoyongan kakiku, keminum segelas air supaya tenggorokan segar”, kalimat tersebut seharusnya sanggup ditulis ibarat ini “kuminum air putih. Segar!”.
·     Perhatikan aspek kedalaman dalam menulis, meliputi: cerita yang hendak ditulis sebaiknya digali berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain kemudian dramatisir. Dengan begitu akan memudahkan penulis dalam menulis dongeng lantaran sudah memahami insiden yang hendak ditulisnya, perhatikan latar, tokoh, dan peristiwanya, alur dongeng yang dibentuk usahakan berkesinambungan mulai dari latar, tokoh maupun insiden yang diceritakan.
·        Penting dalam menjelaskan penokohan tokoh gres dengan jelas.
·        Jika terjadi perubahan sudut pandang, usahakan pembaca sanggup memahaminya.

5. Kerangka dan Cara Penulisan Cerpen

Sebuah cerpen tidak sanggup ditulis sesuai dengan kehendak seseorang, melainkan dalam menulis sebuah cerpen terdapat sistematika khusus yang harus diikuti. Sitematika tersebut dikenal sebagai kerangka. Nah, kerangka dalam penulisan sebuah cerpen sangatlah penting. Tujuan kerangka penulisan tersebut ialah unsur cerpen yang ditulis tersampaikan kepada pembaca. Adapun kerangka sebuah cerpen tersebut mencakup tahapan-tahapan berikut ini.

a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan langkah awal dalam penulisan sebuah cerpen. Observasi ini sanggup dilakukan secara langsung, yakni mengamati insiden disekitar dan dipilih satu subjek untuk dijadikan tokoh dalam cerpen. Selain observasi secara langsung, penulis juga sanggup mengingat atau mendengarkan insiden yang dilakukan oleh orang lain sehingga sanggup diangkat sebagai sebuah cerpen.

b. Menentukan Tema dan Judul
Tahapan kedua sehabis observasi ialah memilih tema. Tema disebut juga sebagai wangsit cerpen yang biasanya diperoleh dari hasil pengamatan. Untuk menciptakan sebuah cerpen yang menarik, pilihlah tema yang menjadi isu. Contoh tema ibarat olahraga, jurnalistik, sosial-budaya, dan lain sebagainya.

c. Menentukan Latar
Latar dibentuk berdasarkan tema yang telah dipilih. Latar pada sebuah dongeng terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Latar sangat mendukung jalannya suatu cerita.

d. Menciptakan dan Menentukan Tokoh
Tokoh sangat penting dalam menulis sebuah cerita. Tokoh merupakan alat penyampaian dilema yang ingin disampaikan penulis. Tokoh biasanya ditentukan berdasarkan pengamatan pribadi atau mendengar dongeng dari orang lain. Dalam memilih tokoh disertai dengan penentuan sifat dan huruf dari tokoh tersebut.

e. Menciptakan Konflik
Konflik merupakan kontradiksi dalam sebuah cerpen yang membutuhkan penyelesaian. Tanpa sebuah konflik, sebuah dongeng akan terasa monoton. Oleh alasannya ialah itu, pilihlah konflik yang paling menarik lantaran dalam menulis sebuah cerpen hanya terdapat sebuah konflik yang ditemukan titik penyelesainnya.

f. Menentukan Sudut Pandang
Sudut pandang disebut juga point of view.Sudut pandang merupakan cara yang dipakai oleh penulis dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan banyak sekali insiden yang membentuk dongeng dalam sebuah karya fiksi. Secara garis besar, sudut pandang sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pesona pertama, gaya “aku” dan pesona ketiga, gaya “dia”. Jadi, dengan sudut pandang inilah karya fiksi diceritakan dengan banyak sekali variasi.

g. Menentukan Alur
Alur sangatlah penting dalam menulis sebuah cerita. Pilihlah alur yang tidak menciptakan jenuh pembaca. Dalam karya sastra dikenal tiga macam alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Apabila perisiwa dalam dongeng disajikan secara runut dari awal hingga penyelasaian maka itu disebut alur maju. Suatu dongeng dikatakan alur mundur jikalau insiden dimulai dari ketika ini kemudian mulai menceritakan masa lalu. Sedangkan alur adonan merupakan gabungan keduanya, dimana dimulai dengan insiden masa ini, kemudian menceritakan masa lalu, dan sehabis itu kembali lagi ke insiden ketika ini.

h. Menulis Cerpen
Menulis cerpen sudah sanggup dilakukan apabila tema, latar, tokoh, konflik, sudut pandang, dan alur sudah ditentukan. Jalan dongeng dalam menulis sebuah cerpen dikembangkan dari tema yang telah dipilih dengan memakai kata dan kalimat yang sederhana dan komunikatif. Cermatlah dalam ejaan dan pemilihan katanya.


i. Menentukan Judul
Sebenarnya judul bukanlah tahapan simpulan dalam menulis sebuah cerpen. Judul sanggup dibentuk sehabis memilih tema ataupun sehabis menulis cerpen. Hal tersebut tidak menjadi faktor penurunan kualitas maupun kuantitas suatu cerpen.  Dalam penentuan judul yang penting diperhatika ialah judul yang dibentuk usahakan singkat dan menarik pembaca.

Demikianlah kerangka sekaligus tahapan dalam penulisan sebuah cerpen. Agar cerpen yang kita sajikan menarik minat pembaca plihlah tema yang sedang hangat dibicarakan dengan judul yang singkat namun tinggi daya mintanya.

Demikian pembahasan kali ini terkait dengan Penulisan Cerpen dengan fokus bahasan mencakup pengertian, ciri-ciri, macam-macam cerpen, syarat, kerangka, dan tata cara penulisan cerpen. Semoga informasi yang kami sajikan bermanfaat. J

LihatTutupKomentar