-->

Cara Paling Gampang Menciptakan Bioetanol Dari Tebu Atau Molases

Bioetanol ialah etanol yang dihasilkan dari bahan baku tumbuhan melalui proses fermentasi. Pembuatan etanol hasil fermentasi sudah dilakukan semenjak zaman lampau yang sanggup ditemukan pada minuman beralkohol menyerupai sake, arak, anggur, wine, dan minuman memabukan lainnya. Selain sebagai minuman memabukan, bioetanol juga dipakai sebagai adonan pada materi bakar kendaraan.

Saat ini, penerapan bioetanol sebagai materi bakar menjadi sangat penting. Semakin sedikitnya sumber energi fosil yang ada dibumi dan semakin tingginya pencemaran lingkungan menjadi faktor utama dibutuhkannya energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan bioetanol menjadi materi bakar kendaraan sanggup menjadi sebuah alternatif yang aman, alasannya sumbernya berasal dari tumbuhan dan sanggup mengurangi pencemaran lingkungan.



Meskipun mempunyai banyak sekali keuntungan, produksi bioetanol juga sanggup mengakibatkan masalah. Bahan baku pembuatan bioetanol menyerupai tebu, jagung, dan singkong ialah tumbuhan pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Jika lahan tumbuhan pangan tersebut dialihkan menjadi lahan produksi bioetanol, maka produksi pangan akan menurun sehingga harganya menjadi naik.

Teknik paling praktis membuat bioetanol ialah dengan materi yang banyak mengandung gula, contohnya ialah tetes tebu atau molases. Tetes tebu ialah produk samping dari pabrik tebu yang mempunyai kadar gula sangat tinggi (>50%). Pembuatan bioetanol dari tetes tebu spesialuntuk melewati dua tahap utama saja.

Bahan-bahan

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bioetanol dari tetes/molasses antara lain adalah:
1. tetes tebu/molasses (kadar gula 50%)
2. urea
3. NPK
4. Fermipan (ragi roti)
5. Air

Langkah-langkah pembuatan bioetanol

1. Pengenceran Tetes Tebu

Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh alasannya itu perlu diencerkan terlebih lampau. Kadar gula yang diinginkan kurang lebih ialah 14 %. Misal: larutkan 28 kg (atau 22.5 liter) molasses dengan 72 liter air. Aduk hingga tergabung merata. Volume airnya kurang lebih 94.5 L. Masukkan ke dalam fermentor.
Catatan: jikalau kandungan gula dalam tetes kurang dari 50%, penambahan air harus diubahsuaikan dengan kadar gula awalnya. Yang penting ialah kadar gula jadinya kurang lebih 14%.

2. Penambahan Urea dan NPK

Urea dan NPK berfungsi sebagai nutrisi ragi. Kebutuhan hara tersebut ialah sebagai diberikut:
a. Urea sebanyak 0.5% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
b. NPK sebanyak 0.1% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
Untuk rujukan di atas, kebutuhan urea ialah sebanyak 70 gr dan NPK sebanyak 14 gr. Gerus urea dan NPK ini hingga halus, kemudian dimenambahkan ke dalam larutan molasses dan diaduk.

3. Penambahan Ragi

Bahan aktif ragi roti ialah khamir Saccharomyces cereviseae yang sanggup memfermentasi gula menjadi etanol. Ragi roti praktis dibeli di toko-toko bahan-bahan camilan anggun atau di supermarket. Sebaiknya tidak memakai ragi tape, alasannya ragi tape terdiri dari beberapa mikroba. Kebutuhan ragi roti ialah sebanyak 0.2% dari kadar gula dalam larutan molasses. Untuk rujukan di atas kebutuhan raginya ialah sebanyak 28 gr.
Ragi roti didiberi air hangat-hangat kuku secukupnya. Kemudian diaduk-aduk perlahan hingga tempak sedikit berbusa. Sesudah itu gres dimasukkan ke dalam fermentor. Fermentor ditutup rapat.

4. Fermentasi

Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah tiruana materi dimasukkan ke dalam fermentor. Kalau anda memakai fermentor yang tembus padang (dari beling misalnya), maka akan tampak gelembung-gelembung udara kecil-kecil dari dalam fermentor. Gelembung-gelembung udara ini ialah gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi. Kadang-kadang terdengar bunyi gemuruh selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi ini usahakan semoga suhu tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5. Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5 hari. Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai ialah tidak terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang lebih 7% – 10 %.

5. Distilasi dan Dehidrasi

Sesudah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan suhunya dipertahankan antara 79 – 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga kadar etanolnya 95%.
Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan kehilangan cairan tubuh atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air sanggup memakai kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam. Sesudah itu didistilasi lagi hingga kadar airnya kurang lebih 99.5%.

Bioetanol dari Gula Pasir

Jika anda kesusahan mendapat tetes/molasses, bioetanol sanggup juga dibentuk dengan memakai gula pasir. Prosedur umumnya sama menyerupai yang sudah dijelaskan di atas, spesialuntuk mengganti tetes dengan gula pasir. Yang perlu diperhatikan ialah kadar gulanya kurang lebih 14%. Kaprikornus untuk setiap 1 kg gula pasir sanggup dimenambahkan kurang lebih 7.1 liter air.

Pencampuran Bioetanol dengan Bensin

Bioetanol yang sanggup dipakai sebagai materi bakar ialah bioetanol dengan kadar air 99.5%. Bioetanol ini sanggup dicampurkan dengan bensin dengan perbandingan bietanol : bensin sebesar 1 : 9 atau 2 : 8.
LihatTutupKomentar