Penerapan bioteknologi sanggup kita temukan dalam aneka macam aspek kehidupan. Salah satu yang paling sering kita jumpai contohnya dalam produksi materi pangan dan agroindustri.
Tempe ialah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga sangat simpel dicerna oleh tubuh. cepatdangampangnya pencernaan tempe oleh badan disebabkan lantaran dalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim lipase.
Enzim protease berfungsi untuk mendegradasi protein menjadi asam amino, sedangkan enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam amino atau asam lemak, keduanya ialah senyawa sederhana yang simpel diserap tubuh.
Jamur Neurospora sitophila menghasilkan zat warna merah dan sanggup menjadi pewarna alami dalam oncom. Selain itu, ia juga sanggup menghasilkan enzim amilase, lipase, dan enzim protease selama fermentasi. Karena produksi enzim-enzim tersebut, dinding sel dari materi yang difermentasi menjadi lebih lunak dan empuk.
BONUS : Teknik Kultur Jaenteng
Fermentasi dalam produksi tape umumnya dilakukan oleh Saccharoyces cerevisiae, jamur yang sama ibarat dalam produksi roti. Jamur ini melaksanakan hidrolisis karbohidrat dalam kondisi anaerob, kemudian mengubahnya menjadi alkohol dan karbondioksida.Rumus reaksi dari proses fermentasi tapai ialah sebagai diberikut:
BONUS : Dampak Negatif Bioteknologi
Dalam produksi keju, materi baku berupa susu diubah menjadi asam laktat melalui proses pemanasan terlebih lampau semoga tiruana basil mati. Sesudah itu, enzim renin yang diperoleh dari usus binatang memamah biak dimenambahkan untuk membuat susu menggumpal. Gumpalan susu inilah yang kemudian diperas dan dipadatkan sehingga membentuk keju.
Fermentasi tahap pertama dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus sehingga berjalan ibarat pada pembuatan tempe. Sedangkan fermentasi tahap kedua dilakukan oleh bakteri-bakteri yang tahan terhadap kondisi salinitas tinggi ibarat Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., dan Zygosaccharomyces soyae.
Nah, demikianlah pemaparan yang sanggup kami sampaikan terkena contoh-contoh produk yang dihasilkan dari penerapan bioteknologi pangan. Semoga sanggup mempersembahkan citra bagi Anda dalam memahami pentingnya bioteknologi bagi kelangsungan hidup umat manusia. Salam.
Bioteknologi Pangan
Beberapa olahan makanan yang kita konsumsi selama ini ternyata memang ialah hasil karya dari penerapan bioteknologi. Jika kita menelisik lebih dalam bagaimana materi pangan itu diproduksi, kita akan menemukan tugas beberapa mikroorganisme di dalamnya. Berikut pemaparan lanjut terkena pola bioteknologi pangan dan tugas mikroorganisme yang berperan dalam proses produksinya tersebut.1. Tempe
Tempe ialah salah satu pola produk bioteknologi konvensional yang sudah dikenal luas di masyarakat kita. Tempe diproduksi dari proses fermentasi kedelai memakai jamur-jamur dari genus Rhizoporus, contohnya R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R. oryzae.Tempe ialah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga sangat simpel dicerna oleh tubuh. cepatdangampangnya pencernaan tempe oleh badan disebabkan lantaran dalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim lipase.
Enzim protease berfungsi untuk mendegradasi protein menjadi asam amino, sedangkan enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam amino atau asam lemak, keduanya ialah senyawa sederhana yang simpel diserap tubuh.
2. Oncom
Selain tempe, oncom juga ialah pola produk bioteknologi pangan yang sudah diterapkan nenek moyang kita semenjak lama. Oncom terbuat dari ampas tahu yang difermentasi memakai jamur Neurospora sitophila.Jamur Neurospora sitophila menghasilkan zat warna merah dan sanggup menjadi pewarna alami dalam oncom. Selain itu, ia juga sanggup menghasilkan enzim amilase, lipase, dan enzim protease selama fermentasi. Karena produksi enzim-enzim tersebut, dinding sel dari materi yang difermentasi menjadi lebih lunak dan empuk.
3. Roti
Dalam proses produksi roti, metode fermentasi juga diterapkan untuk membuat campuran tepung jadi mengembang. Fermentasi umumnya dilakukan melalui penambahan ragi yang mengandung jamur Saccharomyces cerevisiae pada adonan. Jamur tersebut akan memakai glukosa dalam tepung roti sebagai tempatnya untuk memproduksi karbondioksida. Karbondioksida yang terbentuk kemudian terperangkap dalam roti dan membuat campuran roti mengembang dan bertekstur enteng.4. Nata de Coco
Nata de coco ialah pola produk bioteknologi pangan yang dihasilkan dari fermentasi air kelapa. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco umumnya dilakukan oleh basil Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut mengubah glukosa dan fruktosa yang terdapat dalam air kelapa menjadi polisakarida atau selulosa.BONUS : Teknik Kultur Jaenteng
5. Tapai
Tapai ialah produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, ibarat beras ketan, singkong, atau pisang.Fermentasi dalam produksi tape umumnya dilakukan oleh Saccharoyces cerevisiae, jamur yang sama ibarat dalam produksi roti. Jamur ini melaksanakan hidrolisis karbohidrat dalam kondisi anaerob, kemudian mengubahnya menjadi alkohol dan karbondioksida.Rumus reaksi dari proses fermentasi tapai ialah sebagai diberikut:
C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
6. Bir
Sama ibarat tapai dan roti, bir juga ialah produk bioteknologi pangan yang memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae dalam proses produksinya. Substrat yang difermentasi dalam produksi bir berasal dari tumbuhan barley atau tumbuhan homogen gandum. Maltosa dalam biji barley diubah menjadi glukosa kemudian menjadi alkohol selama 5-14 hari oleh jamur ini. Kandungan alkohol dalam bir umumnya berkisar antara 3-5%.7. Minuman Anggur
Anggur (wine) dibentuk dari fermentasi sari buah anggur yang dilakukan oleh jamur Saccharomyces cerevisiae. Produk anggur sanggup dibedakan menjadi beberapa jenis. Pengelompokan tersebut lazimnya dipengaruhi oleh jenis buah anggur yang diproses, perubahan selama fermentasi, serta usang dan cara penyimpanannya. Faktor-faktor tersebut akan mensugesti komposisi asam dan senyawa aromatik organik yang terkandung dalam anggur. Produk bioteknologi pangan ini umumnya mengandung 10-15% alkohol.8. Yoghurt
Yogurt ialah produk olahan susu yang dibentuk melalui fermentasi basil asam laktat. Umumnya, basil asam laktat yang dipakai dalam pembuatan produk bioteknologi satu ini ialah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, atau Streptococcus thermophilus. Fermentasi mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Kondisi asam yang tercipta sehabis fermentasi membuat susu mengalami pendadihan. Dadih inilah yang kemudian dikumpulkan dan ditampung menjadi yogurt yang biasa kita konsumsi sehari-hari.BONUS : Dampak Negatif Bioteknologi
9. Keju
Sama ibarat yogurt, keju juga ialah produk olahan susu yang diproduksi melalui penerapan bioteknologi pangan. Keju dibentuk melalui fermentasi susu oleh basil asam laktat ibarat Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.Dalam produksi keju, materi baku berupa susu diubah menjadi asam laktat melalui proses pemanasan terlebih lampau semoga tiruana basil mati. Sesudah itu, enzim renin yang diperoleh dari usus binatang memamah biak dimenambahkan untuk membuat susu menggumpal. Gumpalan susu inilah yang kemudian diperas dan dipadatkan sehingga membentuk keju.
10. Sauerkraut atau Acar
Bakteri asam laktat juga dipakai dalam produksi pengawetan sayur dan buah menjadi sauerkraut atau acar. Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis, dan Lactobacillus cremoris mengubah susunan kimia dalam substrat sayur dan buah menjadi asam sehingga lebih abadi dan mempunyai cita rasa yang khas.11. Tauco
Tauco ialah produk bioteknologi pangan yang dibentuk dari fermentasi biji kedelai. Fermentasi dalam produksi tauco melalui 2 tahapan melibatkan 2 mikroorganisme yang tidak sama, yaitu jamur dan bakteri.Fermentasi tahap pertama dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan Rhizopus oligosporus sehingga berjalan ibarat pada pembuatan tempe. Sedangkan fermentasi tahap kedua dilakukan oleh bakteri-bakteri yang tahan terhadap kondisi salinitas tinggi ibarat Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., dan Zygosaccharomyces soyae.
12. Kecap
Proses produksi kecap hampir sama dengan proses produksi tauco. Kecap diproduksi dengan melibatkan kerja jamur Aspergillus oryzae dan Aspergillus soyae, serta basil asam laktat. Peranan basil asam laktat sangan memmenolong dalam pembentukan aroma dan rasa khas kecap. Dalam hal ini, enzim protease juga memegan tugas penting dari kualitas kecap yang nantinya dihasilkan13. Terasi
Terasi ternyata juga ialah produk bioteknologi pangan. Ia diproduksi melalui proses fermentasi udang atau ikan. Mikroorganisme yang terlibat di fermentasi ini, antara lain Bacillus, Lactobacillus, Pediococcus, Brevibacterium dan Corynebacterium. Fermentasi mengubah udang dan ikan menjadi pasta merah kecoklatan beraroma khas yang siap dicetak.14. Cuka
Cuka dihasilkan dari oksidasi etanol yang dilakukan bakteri Acetobacter. Etanol yang dipakai sebagai materi baku cuka sanggup diperoleh dari anggur, bir, sari tebu, atau sari buah apel. Sifat cuka sangat asam sehingga harus diencerkan lebih dulu sebelum digunakan. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses oksidasi pembuatan cuka ialah sebagai diberikut: C2H5OH + O2 ---> CH3COOH + H2O + Energi
15. Tempe Bongkrek
Tempe bongkrek ialah produk bioteknologi pangan yang diperoleh melalui fermentasi bungkil kelapa (limbah pengolahan minyak kelapa). Fermentasi bungkil kelapa umumnya dilakukan oleh basil Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek akan bersifat racun jikalau terjadi kontaminasi oleh basil Burkholderia cocovenenans dalam proses pembuatannya. Efek racun basil ini akan membuat terganggunya sistem pernafasan, bahkan hingga mengakibatkan kematian. Efek inilah yang sanggup menjadi pola dampak bioteknologi pangan yang harus diwaspadai.Nah, demikianlah pemaparan yang sanggup kami sampaikan terkena contoh-contoh produk yang dihasilkan dari penerapan bioteknologi pangan. Semoga sanggup mempersembahkan citra bagi Anda dalam memahami pentingnya bioteknologi bagi kelangsungan hidup umat manusia. Salam.