Pendidikan merupakan hal penting. dan akan terus berkembang seiring berjalannya zaman dan di Indonesia agak sulit mengimbangi perkembangan itu, alasannya yaitu di indonesia mutu pendidikannya pun masih tergolong rendah. Bagaimana sanggup mengikuti perkembangan kalau yang belum berkembang saja mutu pendidikan kita masih rendah. Berbagai upaya pun di lakukan oleh pemerintah indonesia untuk menuntaskan permasalahan ini, beberapa tenaga andal di libatkan untuk menuntaskan masalah.
Beberapa penerapan pola peningkatan mutu di Indonesia telah banyak dilakukan, akan tetapi masih belum sanggup secara eksklusif menunjukkan dampak perbaikan mutu tersebut. Beberapa upaya sudah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upayanya yaitu dengan merubah atau memperbaiki kurikulum dan beberapa proyek peningkatan, diantaranya proyek MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah), Proyek Perpustakaan, Proyek BOMM (Proyek Bantuan Meningkatkan Manajemen Mutu), Proyek BIS (Bantuan Imbal Swadaya), Proyek Peningkatan Mutu Guru, Proyek Pengadaan Buku Paket, Proyek DBL (Dana Bantuan Langsung), BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan BKM (Bantuan Khusus Murid).
Dengan memperhatikan dari proyek-proyek tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa pemerintah telah banyak menghabiskan anggaran dana untuk membiayai proyek itu sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Namun tetap saja tak ada hasil yang menggembirakan dari aneka macam agenda yang telah diksanakan tersebut untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Justru aneka macam macam agenda itu malah terkesan di jalankan untuk di jadikan proyek-proyek sambilan menambah uang jajan jajan pejabat yang mengurusnya. Entah benar atau tidak hal itu yang terang menyebarkan agenda yang di jalankan pemerintah untu meningkatkan pendidikan gagal total.
Jika kita lihat secara sederhana pendidikan itu terdiri dari beberapa elemen. Pertama yaitu kurikulum pengajaran. Hal-hal apa yang seharusnya di ajarkan kepada murid dan berikan prioritas yang harus di terima di Indonesia sendiri dalam kurikulumnya cenderung mengutamakan menunjukkan pendidikan secara konntekstual semata dan masih mengesampingkan pendidikan karakter. Padahal Negara-negara maju menyerupai jepang menunjukkan porsi utama untuk pendidikan karakter.sedangkan di indonesia masih terpaku dengan teori-teori umum.
Kedua yaitu tenaga pendidik (guru), kenapa guru di sini di sebut pendidik? Karena guru bukan hanya sekedar menunjukkan sesuatu tapi juga mencontohkan sesuatu yang baik. Tidak sedikit guru yang hanya menjadi tenaga pengajar bukan tenaga pendidik.berbicara di kelas memberika ini itu.menyuruh ini itu.
Ketiga yaitu penerima didik berikan motivasi lebih setiap hari untuk apa mereka belajar? Kenapa mereka belajar? dan sebagainya. Motivasi sangat diharapkan untuk meningkatkan minat berguru siswa.
Terakhir yaitu sarana dan prasana, jangan mempersulit berlangsungnya sebuah pendidikan. Berikan fasilitas kepada elemen pengajar dan pendidik. Perbaiki prasarana, jangan obral mahal pendidikan hargai seorang guru yang seringkali tersampingkan.