-->

Perumusan Duduk Kasus Penelitian

Perumusan problem yakni salah satu dari tahapan yang ada di antara sejumlah tahapan penelitian yang memiliki kedudukan penting di dalam kegiatan penelitian. Apabila tanpa perumusan masalah, maka suatu kegiatan penelitian akan sia-sia atau bahkan tidak bisa membuahkan hasil sama sekali.

Research question atau perumusan problem ini juga disebut dengan research problem, hal ini bisa diartikan sebagai rumusan yang menanyakan kejadian, baik itu kedudukan sebagai fenomena berdikari ataupun kedudukan sebagai fenomena yang berkaitan dengan antar fenomena baik sebagai penyebabnya maupun akibatnya. Di dalam perumusan problem sendiri diharapkan untuk memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sebenarnya teradapat tiga bentuk problem di antaranya yakni sebagai berikut :

Masalah Deskriptif
Masalah ini berkenaan dengan keberadaan dari variabel mandiri. Sehingga dalam penelitian ini tidak akan menciptakan perbandingan variabel tersebut terhadap sampel yang lainnya serta mencari kekerabatan antar variabel. Penelitian seperrti ini lalu dinamakan sebagai penelitian deskriptif. Sebagai pola untuk rumusan problem deskriptif yaitu :

1. Bagaimana perilaku masyarakat mengenai akademi tinggi berbadan hukum?

2. Seberapa efektifkah kebijakan kendaraan beroda empat berpenumpang 3?

3. Seberapa tinggi apresiasi dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah?

Masalah Komparatif
Masalah ini bersifat membandingkan keberadaan variabel yang berbeda.

Contoh rumusan problem komparatif yaitu :

1. Apakah ada perbedaan kinerja antara pegawai swasta dan negeri? (satu variabel, dua sampel).

2. Apakah ada perbedaan kedisiplinan dan kemampuan kerja antara pegawai negeri dan swasta? (dua variabel, dua sampel)

3. Apakah ada perbedaan ketahanan bangun dari pelayan toko asal desa, kota dan gunung? (satu variabel, dua tiga sampel).

Masalah Asosiatif
Masalah ini merupakan pertanyaan penelitian yang lebih bersifat kekerabatan di antara dua variabel ataupun lebih. Kaprikornus kekerabatan tersebut sanggup klausal, simetris ataupun timbal balik.

1. Hubungan klausal

Hubungan yang lebih bersifat alasannya dan akibat. Konteks disini yaitu ada variabel independen dan juga variabel dependen, sementara variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen. Misalnya :

- Apakah ada efek dari sistem penggajian dengan prestasi kerja?

- Seberapa besarkah efek tata ruangan terhadap kinerja karyawan?

- Apakah ada efek pendidikan orang renta dengan prestasi mencar ilmu anak?

2. Hubungan simetris

Hubungan ini di antara dua variabel ataupun lebih yang secara kebetulan muncul bersama. Misalnya :

- Apakah ada kekerabatan antara jumlah payung terjual dengan jumlah kejahatan?

3. Hubungan timbal balik

Hubungan ini saling mempengaruhi. Misalnya :

- Hubungan di antara motivasi terhadap prestasi

- Hubungan di antara kecerdasan terhadap kekayaan
LihatTutupKomentar