Di dalam konsep media pembelajaran, terdapat metodologi yang mendasari pembelajaran. Dan metodelogi tersebut memiliki dua aspek terpenting, yaitu yang pertama media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat di dalam proses berguru mengajar, dan yang kedua metode pembelajaran. Dalam proses mengajar, selalu ada evaluasi yang berfungsi sebagai alat pengukur kemampuan siswa dalam mendapatkan pembelajaran. Untuk mencapai hasil berguru yang maksimal, diharapkan beberapa media pendukung lain menyerupai teknologi. Karena media pendukung proses berguru teknologi tersebut, sangat berperan sekali terhadap dunia pendidikan. Misalnya ketika sekolah menyediakan computer untuk proses belajar, dari computer tersebut akan menjadi pembelajaran yang sangat kreatif dan sanggup menyebabkan siswa lebih cerdas dalam dunia teknologi. Selain itu, computer juga menjadi kebutuhan penting bagi pihak sekolah untuk mengatur data-data atau info perihal siswa dan sekolah.
Ketika teknologi menjadi alat untuk menyebarkan pembelajaran, maka bermunculan media pembelajaran yang seharusnya diterapkan oleh guru di dalam kelas. Namun, masih banyak guru yang menggunakan metode usang untuk proses belajar. Sehingga murid-murid merasa jenuh ketika proses berguru dimulai. Sebagai pola konsep media pembelajaran yang seharusnya dipakai yakni metode jigsaw. Dalam metode tersebut, siswa harus berperan aktif dalam berguru di kelas. Jadi, sang murid menciptakan beberapa kelompok, biasanya terdiri satu kelompok terdapat lima orang. Kemudian, dalam kelompok tersebut harus menjelaskan perihal bahan yang diberikan oleh guru.
Jika dikembangkan dengan baik, maka proses pembelajaran akan menyenangkan bagi siswa maupun guru, alasannya menciptakan anak semakin aktif dan berani untuk tampil di depan kelas. Rasa minder yang dirasakan oleh siswa biasanya alasannya kurang terbiasa dalam mengatakan kemampuannya di depan kelas. Itu akhir guru yang hanya bercerita di depan kelas dan karenanya berdampak jelek bagi perkembangan berguru anak. Disisi lain, bila murid-murid merasa nyaman dalam belajar, maka kemampuan menyimpan bahan pun akan lebih besar.
Konsep media pembelajaran yang dipakai sekolah dikala ini sudah ada yang menggunakan media dan metode yang disarankan oleh dinas pendidikan. Dan guru yang berperan aktif juga sudah banyak digencarkan penerapannya. Sudah semakin sedikit pembelajaran yang menggunakan metode lama, dan bila hal tersebut diterapkan, maka akan semakin baik pendidikan yang diajarkan.
Ketika teknologi menjadi alat untuk menyebarkan pembelajaran, maka bermunculan media pembelajaran yang seharusnya diterapkan oleh guru di dalam kelas. Namun, masih banyak guru yang menggunakan metode usang untuk proses belajar. Sehingga murid-murid merasa jenuh ketika proses berguru dimulai. Sebagai pola konsep media pembelajaran yang seharusnya dipakai yakni metode jigsaw. Dalam metode tersebut, siswa harus berperan aktif dalam berguru di kelas. Jadi, sang murid menciptakan beberapa kelompok, biasanya terdiri satu kelompok terdapat lima orang. Kemudian, dalam kelompok tersebut harus menjelaskan perihal bahan yang diberikan oleh guru.
Jika dikembangkan dengan baik, maka proses pembelajaran akan menyenangkan bagi siswa maupun guru, alasannya menciptakan anak semakin aktif dan berani untuk tampil di depan kelas. Rasa minder yang dirasakan oleh siswa biasanya alasannya kurang terbiasa dalam mengatakan kemampuannya di depan kelas. Itu akhir guru yang hanya bercerita di depan kelas dan karenanya berdampak jelek bagi perkembangan berguru anak. Disisi lain, bila murid-murid merasa nyaman dalam belajar, maka kemampuan menyimpan bahan pun akan lebih besar.
Konsep media pembelajaran yang dipakai sekolah dikala ini sudah ada yang menggunakan media dan metode yang disarankan oleh dinas pendidikan. Dan guru yang berperan aktif juga sudah banyak digencarkan penerapannya. Sudah semakin sedikit pembelajaran yang menggunakan metode lama, dan bila hal tersebut diterapkan, maka akan semakin baik pendidikan yang diajarkan.