Pola dan Tahap - Tahap Sosialisasi - Sosialisasi merupakan proses interaksi yang sanggup membantu seseorang dalam proses belajarnya untuk memahami hidup, dengan sosialisasi secara tidak eksklusif sanggup kuat dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Sosialisasi mempunyai pola-pola tertentu, ada dua macam rujukan di dalam sosialisasi, berikut klarifikasi perihal rujukan sosialisasi:
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain: apabila melaksanakan perbuatan yang salah akan mendapat hukuman, mendapat imbalan materil apabila mencapai prestasi yang diinginkan, menitikberatkan pada kepatuhan, komunikasi yang terjalin dalam sosialisasi represif merupakan komunikasi satu arah dan berupa perintah, komunikasi yang dilakukan terpusat pada orang yang berkuasa misal orang tua.
Sosialisasi represif intinya diterapkan oleh orang renta yang absolut sebab menganggap anak tidak sanggup atau belum sanggup memilih hal yang baik untuk dirinya. Sehingga orang renta berharap dengan pendidikan yang absolut tersebut sanggup membentuk kepribadian yang tegas.
Ciri-ciri rujukan sosialisasi partisipasif antara lain: adanya penghargaan yang diberikan apabila melaksanakan pencapaian sikap yang diharapkan, sedangkan eksekusi yang didapat apabila tidak sesuai dengan sikap yang diperlukan hanya bersifat simbolik saja. Dalam bersosialisasi pada rujukan ini ada interaksi yang terjadi pada beberapa orang, misalkan orang renta melaksanakan janji dengan mendengarkan terlebih dahulu pendapat anak perihal kiprah yang harus dilakukan anak. Baca: Bentuk - Bentuk Sosialisasi
Selain mempunyai pola-pola tertentu, sosialisasi juga mempunyai tahap-tahapan yang harus dilalui, berikut beberapa tahap-tahap sosialisasi:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap dimana seorang anak yang lahir kedunia akan mulai dilatih mengenal orang-orang sekitarnya, dimulai dari ibu dan ayahnya selanjutnya akan dikenalkan lingkungan sekitarnya, sampai balasannya anak sanggup melaksanakan sikap yang diterapkan oleh orang tuanya.
2. Tahap Meniru
Sosialisasi mempunyai pola-pola tertentu, ada dua macam rujukan di dalam sosialisasi, berikut klarifikasi perihal rujukan sosialisasi:
- Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain: apabila melaksanakan perbuatan yang salah akan mendapat hukuman, mendapat imbalan materil apabila mencapai prestasi yang diinginkan, menitikberatkan pada kepatuhan, komunikasi yang terjalin dalam sosialisasi represif merupakan komunikasi satu arah dan berupa perintah, komunikasi yang dilakukan terpusat pada orang yang berkuasa misal orang tua.
Sosialisasi represif intinya diterapkan oleh orang renta yang absolut sebab menganggap anak tidak sanggup atau belum sanggup memilih hal yang baik untuk dirinya. Sehingga orang renta berharap dengan pendidikan yang absolut tersebut sanggup membentuk kepribadian yang tegas.
- Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri rujukan sosialisasi partisipasif antara lain: adanya penghargaan yang diberikan apabila melaksanakan pencapaian sikap yang diharapkan, sedangkan eksekusi yang didapat apabila tidak sesuai dengan sikap yang diperlukan hanya bersifat simbolik saja. Dalam bersosialisasi pada rujukan ini ada interaksi yang terjadi pada beberapa orang, misalkan orang renta melaksanakan janji dengan mendengarkan terlebih dahulu pendapat anak perihal kiprah yang harus dilakukan anak. Baca: Bentuk - Bentuk Sosialisasi
Selain mempunyai pola-pola tertentu, sosialisasi juga mempunyai tahap-tahapan yang harus dilalui, berikut beberapa tahap-tahap sosialisasi:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap dimana seorang anak yang lahir kedunia akan mulai dilatih mengenal orang-orang sekitarnya, dimulai dari ibu dan ayahnya selanjutnya akan dikenalkan lingkungan sekitarnya, sampai balasannya anak sanggup melaksanakan sikap yang diterapkan oleh orang tuanya.
2. Tahap Meniru
Pada tahap ini anak sudah sanggup memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya, sehingga lambat laun anak sanggup menirukan sikap yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya, namun anak belum sanggup membedakan sikap yang baik dan sikap yang tidak baik.
3. Tahap bermain
Pada tahap ini anak sudah sanggup menawarkan arti pada setiap kiprah yang dijalankan, sehingga anak sanggup berguru memilah kiprah mana yang akan ia lakukan.
4. Tahap kedewasaan
Pada tahap ini anak sudah sanggup membedakan perrilaku baik dan sikap jelek yang dijalankan sehingga anak sanggup memilih sendiri kiprah yang akan dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
3. Tahap bermain
Pada tahap ini anak sudah sanggup menawarkan arti pada setiap kiprah yang dijalankan, sehingga anak sanggup berguru memilah kiprah mana yang akan ia lakukan.
4. Tahap kedewasaan
Pada tahap ini anak sudah sanggup membedakan perrilaku baik dan sikap jelek yang dijalankan sehingga anak sanggup memilih sendiri kiprah yang akan dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.