Penjelasan Struktur Sel Eukariotik - Semua sel eukariotik mempunyai membran inti. Selain itu, sel eukariotik mempunyai sistem endomembran, yakni mempunyai orggual-orggual bermembran mirip retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga mempunyai sentriol.
Berikut ini akan dibahas terkena struktur sel eukariotik yang meliputi membran plasma, sitoplasma, dan orggual-orggual sel (ribosom, kompleks Golgi, mitokondria, lisosom, tubuh mikro, dan mikrotubulus).
Membran sel ialah bab terluar sel yang membatasi bab dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel ialah selaput selektif permeabel, artinya spesialuntuk sanggup dilalui molekul-molekul tertentu mirip glukosa, asam amino, gliserol, dan banyak sekali ion.
Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai diberikut.
1) Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, mirip hormon dan materi kimia lain, baik dari lingkungan luar maupun dari bab lain dalam organisme itu sendiri.
2) Melindungi biar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
3) Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang mengakibatkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
4) Sebagai tempat terjadinya acara biokimiawi, mirip reaksi oksidasi dan respirasi.
Struktur sel eukariotik pada tumbuhan |
Berdasarkan analisis kimiawi sanggup diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer).
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid ialah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bab kepala (polar head) dan bab buntut (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bab buntut bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid ialah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bab kepala (polar head) dan bab buntut (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bab buntut bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung formasi fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bab kepala (polar head) lipid rangkap dua bab luar. Lapisan protein integral membungkus bab kepala (polar head) lipid rangkap dua bab dalam.
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa membran plasma bersifat selektif permeabel (semipermeabel) yang artinya membran plasma sanggup dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
1) Transpor pasif ialah perpindahan molekul atau ion tanpa memakai energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara impulsif dari serius tinggi ke rendah. misal transpor pasif ialah difusi dan osmosis.
2) Transpor aktif ialah perpindahan molekul atau ion memakai energi dari sel itu. misal transpor aktif ialah pompa ion natrium (Na+)/kalium (K+), endositosis, dan eksositosis. Apa perbedaan antara difusi dengan osmosis? Uraian diberikut akan mengulas proses terjadinya transpor pasif dan transpor aktif dengan lebih rinci.
1) Difusi
Difusi ialah perpindahan molekul-molekul dari serius tinggi ke serius rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya difusi. Difusi sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi termenolong (facilitated diffusion).
a) Difusi Sederhana
Molekul zat sanggup berdifusi secara impulsif sampai dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara).
Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air) sehingga kerapatan zat tersebut merata.
b) Difusi Termenolong
Difusi termenolong ialah proses difusi dengan mediator protein pembawa (carrier protein). Arah perpindahan molekul mirip halnya pada difusi biasa yaitu dari serius tinggi ke serius rendah, spesialuntuk saja protein pembawa memmenolong proses perpindahan molekul ini.
Difusi termenolong ialah transpor melalui media pembawa. Pada proses ini, molekul diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma oleh protein transmembran yang sudah mengalami perubahan susunan. Sesudah itu, protein pembawa kembali pada susunan tiruanla. Protein pembawa juga sanggup membuat celah yang sanggup dilalui oleh ion-ion mirip Cl– dan Na+.
2) Osmosis
Osmosis ialah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang serius airnya tinggi ke larutan yang serius airnya rendah. melaluiataubersamaini kata lain, osmosis juga berarti perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membran) semipermeabel.
a) Lubang bawah tabung gelas yang meliputi larutan garam ditutup dengan membran selektif permeabel, yang sanggup dilewati molekul air tetapi tidak sanggup dilewati garam.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker meliputi akuades, molekul air berosmosis ke dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.
c) Larutan berhenti naik ketika tekanan berat akuades bisa mengimbangi tekanan osmotik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila serius larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini mengakibatkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian sanggup memecahkan sel (lisis). Jadi, lisis ialah hancurnya sel lantaran rusaknya atau robeknya membran plasma. Sebaliknya, apabila serius larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada binatang akan mengakibatkan pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada tumbuhan akan mengakibatkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis.
Sel binatang sanggup mengalami lisis (pecah) apabila larutan di luar sel bersifat hipotonik. Sebaliknya, sel binatang akan mengalami krenasi apabila larutan diluar sel bersifat hipertonik.
Jika sel darah merah ditempatkan dalam air laut, maka cairan sel akan keluar dengan cara osmosis dan sel mengerut (krenasi). Hal ini lantaran air maritim mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil daripada sitoplasma sel darah merah. Air maritim hipertonik terhadap sitoplasma sel.
Jika sel darah merah itu ditempatkan dalam media larutan yang seriusnya sama dengan sitoplasma (plasma darah atau larutan garam 0,9%), sel darah itu tidak akan menerima komplemen atau kehilangan air dengan cara osmosis. Oleh lantaran itu, bentuk sel darah merah itu tetap. Larutan demikian disebut isotonik.
Jika sel darah merah dimasukkan dalam air murni maka molekul air akan berosmosis ke dalamnya. Osmosis ini terjadi lantaran di luar sel (100%) terdapat serius air yang lebih tinggi daripada di dalam sel. Air di sekitar sel itu disebut hipotonik terhadap sitoplasma sel. Membran sel dari sel darah merah sangat ringkih dan tidak tahan akan peningkatan tekanan di dalam sel. Akibatnya sel itu semakin mengembang dan jadinya mengalami hemolisis (pecah).
Kita sudah mengetahui proses terjadinya transpor pasif, yaitu difusi dan osmosis. Proses terjadinya transpor pasif tidak sama dengan transpor aktif. Transpor aktif meliputi pompa ion natrium-kalium, endositosis, dan eksositosis.
3) Pompa Natrium-Kalium
Berbeda dengan difusi termenolong yang termasuk transpor pasif lantaran mengikuti gradien serius, maka transpor aktif ini bersifat melawan gradien serius. Pada transpor aktif terjadi pemompaan molekul melewati membran dan melawan gradien serius. Pada transpor aktif diharapkan energi untuk melawan gradien serius. Transpor aktif ini berfungsi memelihara serius molekul kecil dalam sel yang tidak sama dengan serius molekul lingkungannya.
Sebagai teladan ion K+ penting untuk mempertahankan acara listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ sanggup melewati membran, lantaran kebutuhan akan ion K+ lebih tinggi maka diharapkan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ keluar sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, sedangkan di dalam sel tinggi. Sebaliknya, serius ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Bila terjadi prosesdifusi, maka akan terjadi difusi ion K+ dari dalam sel keluar, sedangkan difusi ion Na+ dari luar ke dalam sel.
Akan tetapi, yang terjadi sebetulnya bukanlah difusi lantaran pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar maka terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Energi ATP diharapkan untuk melawan gradien kadar itu dengan sumbangan protein yang ada dalam membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Oleh alasannya itu, proses ini disebut pompa natrium-kalium.
4) Endositosis dan Eksositosis
Endositosis dan eksositosis ialah transpor yang memerlukan energi. Endositosis ialah proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan senyawa dan cairan ekstraselular dengan pelekukan ke dalam sebagian membran. Hal ini terjadi pada organisme uniselular dan sel darah putih. Jika yang dimasukkan berupa senyawa padat disebut fagositosis, sedangkan kalau berupa larutan disebut pinositosis.
Eksositosis ialah proses pengeluaran zat dari dalam sel keluar sel. Sekret terbungkus kantong membran yang selanjutnya melebar dan pecah. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
Tabel Mekanisme Transpor Pasif dan Transpor Aktif
Proses | Teknik Melalui Membran | Mekanisme | misal |
I. Transpor Pasif • Difus | Langsung | Gerakan molekul secara acak mengakibatkan perpindahan molekul menuju serius yang lebih rendah. | Pemasukan O2 ke dalam sel. |
• Difusi termenolong | Protein pembawa | Molekul terikat pada protein pembawa (carrier protein) pada membran dan dibawa melalui membran menuju tempat dengan serius lebih rendah. | Pemasukan glukosa ke dalam sel. |
• Osmosis | Langsung | Difusi air melalui membran semipermeabel dari larutan hipotonik. | Masuknya air ke sel. |
II. Transpor Aktif • Endositosis – Fagositosis | Kantong membran | Partikel dibungkus membran dan membentuk kantong. | Ingesti basil oleh sel leukosit. |
– Pinositosis | Kantong membran | Tetesan cairan dibungkus Membran dan membentuk kantong. | Sel memakan zat cair. |
• Eksositosis | Kantong membran | Kantong bergabung dengan membrgua plasma dan melepaskan isinya. | Sekresi mukus. |
Pompa Na+– K+ | Protein pembawa | Protein pembawa menyediakan energy untuk memindahkan Na + melawan gradient serius. | Masuknya glukosa Melawan gradien serius. |
Dalam bidang pertanian, pemahaman wacana transpor pasif (difusi dan osmosis) sangatlah penting. Misalnya untuk menentukan takaran pupuk dan obat-obatan yang kondusif bagi tanaman. Jika takaran terlalu pekat,
tanaman bisa mati lantaran terjadi plasmolisis. Selain itu, dengan memahami transpor pasif, kita sanggup mengetahui bahwa macam zat yang didiberikan pada tumbuhan sebagai nutrien hendaknya berupa ion-ion yang simpel masuk ke dalam sel-sel tanaman. Zat-zat organik mirip gula dan protein tidak akan masuk ke dalam sel tumbuhan lantaran membran sel impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Zat-zat tersebut justru akan memicu plasmolisis dan jadinya mematikan tanaman. Sifat semipermeabel membran plasma mengakibatkan tumbuhan bisa menentukan zat-zat yang sanggup masuk ke dalam sel dan yang tidak.
B. Sitoplasma
Sitoplasma ialah materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada dalam nukleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bab dalam disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Ektoplasma pada sel binatang berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan mengandung banyak plastida (zat warna).
Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai diberikut.
1) Cairan mirip gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
2) Substansi simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung tipe selnya. Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen, sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan lemak besar.
3) Jaenteng yang strukturnya mirip filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan. Jaenteng benang dan serabut disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
4) Orggual-orggual sel.
Matriks sitoplasma atau materi dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma sanggup berubah dari fase sol ke gel dan sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K 0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil.
Sifat-sifat fisikawi matriks sitoplasma sebagai diberikut.
1) Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
2) Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
3) Gerak siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
4) Memiliki tegangan permukaan.
5) Elektrolit yaitu kemampuan molekul menghantarkan aru listrik. Matriks sitoplasma sanggup bertindak sebagai larutan penyangga (buffer). Sifat biologis matriks sitoplasma ialah bisa mengenali rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas).
Adapun fungsi sitosol sebagai diberikut.
1) Sumber materi kimia penting bagi sel lantaran di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil mirip garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar mirip protein, dan RNA yang membentuk koloid.
2) Tempat terjadinya reaksi metabolisme, mirip glikolisis, sintesis protein, dan sintesis asam lemak.
C. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang tidak sama yaitu, mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar.
1) Mikrofilamen
Mikrofilamen ialah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Mikrofilamen mempunyai diameter 7 nm sehingga pengamatannya harus memakai mikroskop elektron.
2) Mikrotubulus
Mikrotubulus ialah rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 mm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus ialah penyusun sitoskeleton yang terbesar.
Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah. Gerakan kromosom dari tempat ekuator ke kutub masing-masing pada anafase dikendalikan oleh mikrotubulus. melaluiataubersamaini demikian, mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta memmenolong dalam pembelahan mitosis.
Pada sel-sel Protozoa, misalnya Amoeba sp., mikrofilamen berperan dalam pembentukan psudopodia, gerakan sel, dan gerakan-gerakan sitoplasma. Selain itu, mikrofilamen berperan dalam pembelahan sel, yakni terbelahnya sel menjadi dua sel anakan lantaran ditarik oleh mikrofilamen yang menghubungkan membran.
3) Filamen Intermediar
Filamen intermediar ialah rantai molekul protein yang membentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut serabut intermediar lantaran ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimentin, tetapi tidak tiruana sel filamen intermediarnya tersusun atas fimentin. Misalnya sel kulit filamennya tersusun atas protein keratin.
D. Nukleus
Nukleus atau inti sel ialah bab penting sel yang berperan sebagai pengendali acara sel. Nukleus ialah orggual terbesar yang berada dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 µm. Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk lingkaran atau oval. Pada umumnya sel organisme diberinti tunggal, tetapi ada juga yang mempunyai lebih dari satu inti. Berdasar jumlah nukleus, sel sanggup dibedakan sebagai diberikut.
1) Sel mononukleat (diberinti tunggal), contohnya sel binatang dan tumbuhan.
2) Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3) Multinukleat (inti banyak), contohnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.
Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan DNA.
Setiap nukleus tersusun atas beberapa bab penting sebagai diberikut.
Selaput inti ialah bab terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput inti terdiri atas dua lapis membran (bilaminair), setiap lapis ialah lapisan bilayer. Ruang antara membran disebut perinuklear atau sisterna. Pada membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak mempunyai selaput inti) dan sel eukariotik (memiliki selaput inti).
2) Nukleoplasma
Nukleoplasma ialah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan dan semisolid (kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada dikala pembelahan sel, benang kromatin menebal dan memendek serta simpel menyerap zat warna disebut kromosom.
Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
3) Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nukleolus terbentuk pada dikala terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan ialah orggual yang tetap.
Jadi, nukleus mempunyai arti penting bagi sel lantaran mempunyai beberapa fungsi diberikut.
1) Pengatur pembelahan sel.
2) Pengendali seluruh acara sel, contohnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom ke dalam sitoplasma.
3) Pembawa informasi genetik.
Retikulum endoplasma ialah orggual yang tersusun oleh membran yang terbentuk mirip jala. Retikulum sendiri berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Letaknya memusat pada bab dalam sitoplasma (endoplasma), sehingga disebut sebagai retikulum endoplasma (RE). Membran RE ialah kelanjutan dari membran nukleus sampai ke membran plasma. Jadi, RE ialah jalan masuk penghubung antara nukleus dengan bab luar sel.
Dalam sel terdapat dua tipe retikulum endoplasma sebagai diberikut.
1) Retikulum Endoplasma Kasar
Permukaan retikulum endoplasmanya diselubungi oleh ribosom yang tampak berbintil-bintil sehingga disebut RE kasar. Ribosom ialah tempat sintesis protein. Protein ini akan ditampung oleh RE bernafsu yaitu dalam rongga RE.
2) Retikulum Endoplasma Halus
RE halus ialah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus.
Retikulum endoplasma mempunyai beberapa fungsi sebagai diberikut.
1) Mensintesis lemak dan kolesterol (RE bernafsu dan RE halus).
2) Menampung protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan jadinya dikeluarkan dari sel (RE kasar).
3) Transportasi molekul-molekul dari bab sel yang satu ke bab sel yang lain (RE bernafsu dan RE halus).
4) Menetralkan racun (detoksifikasi), contohnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
Struktur ribosom |
Ribosom ialah struktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat di sel eukariotik maupun prokariotik. Pada sel eukariotik, ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma atau terikat RE. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Tiap-tiap sub unit disintesis dalam nukleolus dan dikeluarkan melalui porus nukleus ke sitoplasma tempat kedua subunit bergabung. Ribosom berperan dalam sintesis protein.
Kompleks Golgi dijumpai pada hampir tiruana sel tumbuhan dan hewan. Pada sel tumbuhan, kompleks Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi (ditemukan tahun 1898 oleh Camillio Golgi) tersebar dalam sitoplasma dan ialah salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara tubuh Golgi satu dengan yang lain bekerjasama dan membentuk struktur kompleks mirip jala. Badan Golgi sangat penting pada sel sekresi.
Kompleks Golgi dan RE mempunyai kekerabatan erat dalam sekresi protein sel. Di depan sudah dikatakan bahwa RE menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel. Oleh lantaran hasilnya disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai orggual sekretori.
Selain itu, kompleks Golgi juga mempunyai beberapa fungsi sebagai diberikut.
1) Tempat sintesis polisakarida mirip mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (penyusun dinding sel tumbuhan).
2) Membentuk membran plasma.
3) Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, mirip protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4) Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
H. Lisosom
Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh, ialah membran kantong kecil yang meliputi enzim hidrolitik yang disebut lisozim. Lisosom ialah orggual berbentuk agak lingkaran dan dibatasi membran tunggal. Umumnya berdiameter 1,5 µm, walaupun adakala ditemukan lisosom berdiameter 0,05 µm. Lisosom terdapat hampir pada tiruana sel eukariotik, terutama sel-sel yang bersifat fagositik mirip leukosit. Lisosom meliputi enzim-enzim hidrolitik mirip protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang lain.
Enzim lisosom ialah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian dikeluarkan oleh sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang dimasukkan terlebih lampau ke Golgi. Enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan dalam sitoplasma oleh Golgi. Jadi, proses pembentukan lisosom sanggup dilakukan secara pribadi oleh RE atau oleh Golgi.
Proses pencernaan oleh lisosom berlangsung contohnya dikala sel menelan basil secara fagositosis. Bakteri itu dimasukkan ke dalam vakuola. Vakuola yang meliputi basil segera dihampiri lisosom. Membran lisosom dan membran vakuola bersinggungan dan bersatu. Enzim lisosom masuk ke dalam vakuola dan mencerna bakteri. Substansi hasil pencernaan lisosom disimpan dalam vesikel kemudian ditranspor ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel.
Secara rinci lisosom mempunyai fungsi sebagai diberikut.
1) Melakukan pencernaan intrasel.
2) Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, contohnya orggual lain yang sudah tidak berfungsi.
3) Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, contohnya pada pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
4) Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel, contohnya terjadi pada dikala berudu menginjak remaja dengan menyerap kembali buntutnya.
5) Menghancurkan senyawa karsinogenik.
Dari uraian di atas sanggup diketahui bahwa lisosom mempunyai peranan penting dalam sel. Bagaimana kalau lisosom mengalami kegagalan fungsi? Kegagalan dalam proses pencernaan oleh lisosom sanggup mengakibatkan penyakit silikosis dan rematik.
I. Badan Mikro
Badan mikro hampir ibarat lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi membran tunggal, dan di dalamnya meliputi enzim katalase dan oksidase. Orgguala ini disebut tubuh mikro lantaran ukurannya kecil, spesialuntuk bergaris tengah 0,3–1,5 µm. Terdapat dua tipe tubuh mikro, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tumbuhan tingkat tinggi. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat menghasilkan H2O2 (bersifat racun bagi sel) yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Peroksisom penting dalam perembesan cahaya dan respirasi sehingga bekerjasama erat dengan kloroplas dan mitokondria. Peran lain peroksisom selain melindungi sel dari H2O2, juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam sel. Glioksisom terdapat pada sel tanaman. Glioksisom berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat.
J. Mitokondria
Mitokondria berbentuk lingkaran panjang atau mirip tongkat terdapat pada sel eukariotik aerob. Mitokondria dibatasi dua lapis membran yang kuat, fleksibel, dan stabil, serta tersusun atas lipoprotein. Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut krista untuk memperluas permukaan biar perembesan oksigen lebih efektif. Ruangan dalam
mitokondria meliputi cairan disebut matriks mitokondria. Matriks ini kaya enzim pernapasan (sitokrom), DNA, RNA, dan protein.
Mitokondria mempunyai DNA sendiri yang mengkode sintesis protein spesifik. Mitokondria berfungsi dalam oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan sistem transfer elektron. Oksidasi zat masakan di dalam mitokondria menghasilkan energi dan zat sisa. Secara sederhana reaksinya sanggup ditulis sebagai diberikut.
Berkaitan dengan fungsi tersebut mitokondria sering disebut the power house of cell.
Struktur kloroplas |
Kloroplas spesialuntuk terdapat pada sel tumbuhan dan Algae tertentu. Pada tumbuhan biasanya berbentuk cakram dengan diameter 5–8 µm dan tebal 2–4 µm. Kloroplas dibatasi membran ganda. Di dalam kloroplas terdapat klorofil (pigmen fotosintetik) dan pigmen lain yang terletak pada membran atau pada materi dasar di dalam kloroplas. Bahan dasar kloroplas berupa cairan disebut stroma.
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Peran pigmen untuk menangkap cahaya matahari yang akan diubah menjadi energi kimia.
L. Sentriol
Sel binatang dan beberapa mikroorganisme serta tumbuhan tingkat rendah mengandung dua sentriol dalam sitoplasma. Sentriol terletak di erat permukaan luar nukleus. Setiap sentriol terdiri atas sebaris silinder sebanyak sembilan mikrotubul. Sentriol berperan dalam proses pembelahan sel.
Secara ringkas fungsi beberapa orggual sel dijelaskan mirip dalam Tabel diberikut.
Jenis Orggual | Fungsi Pembentukan |
Nukleus | Sintesis DNA dan RNA, serta penyusunan subunit ribosom (dalam nukleolus). |
Ribosom | Sintesis polipeptida dan sintesis protein. |
RE kasar | Sintesis protein membran dan vesikel transpor serta sekresi protein dan enzim hidrolitik. |
RE halus | Sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dalam sel hati, detoksifikasi dalam sel hati, penimbunan ion kalsium. |
Badan Golgi | Modifikasi, penimbunan sementara, dan transpor makro molekul, pembentukan lisosom, dan vesikel transpor. |
Jenis Orggual | Fungsi Pemecahan |
Lisosom | Pencernaan makanan, basil dan orggual yang rusak, kerusakan beberapa sel selama perkembangan embrio. |
Peroksisom | Bermacam-macam proses metabolik, dengan memecah H2O2 menghasilkan H2O + O2. |
Vakuola | Pencernaan (seperti lisosom), penimbunan senyawa kimia, pembemasukan sel, keseimbangan cairan. |
Jenis Orggual | Fungsi Pemrosesan Tenaga |
Kloroplas | Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia gula (pada tumbuhan dan beberapa protista). |
Mitokondria | Perubahan energi kimia masakan menjadi energi yang siap dipakai (ATP). |
Jenis Orggual | Fungsi Penyokong Pergerakan dan Komunikasi Antarsel |
Sitoskeleton (termasuk silia, flagela, dan sentriol dalam sel hewan) | Pemeliharaan bentuk sel, perlekatan orggual, pergerakan orggual dalam sel, pergerakan sel, transmisi mekanik sinyal dari luar ke dalam sel. |
Dinding sel (pada tumbuhan, fungi, dan beberapa protista) | Pemeliharaan bentuk sel dan penyokong skeleton, melindungi permukaan sel, mengikat sel dengan jaenteng. |
Matriks ekstraselular (pada hewan) Penghubung sel | Mengikat sel dengan jaenteng, melindungi permukaan, pengaturan aktifitas sel. Komunikasi antarsel, mengikat sel dengan jaenteng. |
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa sel eukariotik terdapat pada Protista, Fungi, hewan, dan tumbuhan. Setiap bab sel mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Nah, kita kini sudah mengenal orggual-orggual sel beserta struktur dan fungsinya.
Demikianlah materi Struktur Sel Eukariotik, semoga bermanfaa.