-->

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Selamat tiba dis softilmu, blog sederhana yang membuatkan ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan. Kali ini kami akan membuatkan ilmu perihal Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier). Semoga ilmunya sanggup bermanfaat ya J

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat suatu proses dimana suatu benda akan berubah bentuk dan meterinya ketika terjadi reaksi tertentu kepadanya. Seperti kayu yang dibakar dan besi yang berkarat. Lalu setelah ditimbang, ternyata ada perubahan berat antara suatu benda sebelum reaksi dengan benda setelah terjadinya reaksi. Pada rekasi pembakaran kayu seperti kayu tersebut menjadi lebih ringan setelah menjadi abu. Begitu juga dengan besi, seperti lebih berat setelah berkarat. Dari dua referensi tersebut kita niscaya akan berpikir bahwa massa suatu benda sanggup berubah. Namun, bahwasanya tidak demikian. Seorang ilmuan asal Perancis berjulukan Lavoisier pernah membungkam aliran ibarat itu dengan penemuannya yang menjelaskan bahwa massa suatu materi akan tetap sama walau apapun proses yang mempengaruhinya. Prinsip ini kini dikenal dengan Hukum Kekekalan Massa. Pada kesempatan ini itulah yang akan kita bahas mengenai pengertian, sejarah inovasi dan aplikasi dari aturan tersebut.

A. PENGERTIAN HUKUM KEKEKALAN MASSA
Hukum kekekalan massa ditemukan oleh spesialis kimia Perancis berjulukan Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) pada tahun 1785. Namun, Lavoisier bukanlah yang pertama mengemukakan teori ini. Sebelumnya, ada seorang ilmuan Rusia yang juga pernah mempublikasikan teori ini beserta pembuktiannya pada tahun 1748. Nama ilmuan itu yaitu Mikhail Lomonosov (1711-1765). Oleh alasannya yaitu inovasi mereka berdua aturan kekekalan massa dikenal sebagai aturan Lomonosov-Lavoisier.

Hukum kekekalan massa ini menjelaskan perihal massa suatu materi takkan pernah berkurang ataupun bertambah. Massanya akan tetap sama sebelum atau sedudah dilakukan reaksi. Seperti yang dikatakan oleh Lavoisier pada tahun 1785 yaitu :
“Tidak ada suatupun yang diciptakan, baik itu dari proses seni atau dari alam semesta sendiri. Dan ini sanggup dijadikan konsep umum dimana pada suatu proses terdapat kuantitas yang sama dari materi sebelum dan setelah proses tersebut. Kualitas dan kuantitas unsur tetap sama, yang terjadi hanya perubahan atau modifikasi. Hal ini berlaku untuk semua rekasi kimia, semua reaksi harus mengasumsikan kesetaraan antara unsur dari suatu zat yang direaksikan.Dari apa yang dikatakan diatas, terang bahwa suatu materi itu hanya sanggup diubah bentuknya tetapi tidak sanggup diciptakan ataupun dimusnahkan. Artinya, selama perubahan bentuk atau bereaksi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil reaksinya yang hilang. Seperti referensi pada kasus kayu yang terbakar, terjadi perubahan bentuk zat yaitu dari awalnya berbentuk kayu lalu menjadi abu. Sebenarna selain bermetamorfosis abu, ada perubahan bentuk lainnya yang terjadi. Ada beberapa zat berpindah daerah alasannya yaitu reaksi terjadi pada wadah yang terbuka. Zat-zat tersebut ibarat  karbon dioksida, asap dan uap air. Jika sanggup dijumlahkan massanya maka massa bubuk ditambah karbon dioksida, asap dan uap air akan sama dengan massa kayu sebelum dibakar. Hukum kekekalan massa sanggup dibuktikan bila dilakukan dalam wadah tertutup yang sanggup mencegah adanya suatu rekasi yang keluar dari wadah. Sehingga massanya tetap terjaga.
HUKUM KEKEKALAN MASSA
B. SEJARAH PENEMUAN HUKUM KEKEKALAN MASSA
Pada zaman alkimia yaitu sebelum kimia modern lahir, ada sebuah teori yang tentunya tidak masuk nalar dalam dunia kimia ketika ini yang menyatakan kalau air pada ember gelas dipanaskan terus menerus akan terjadi residu/endapan dalam ember tersebut. Hal itu sanggup diartikan bahwa air telah bermetamorfosis tanah alasannya yaitu proses pemanasan oleh api. Kemuidian pada masa awal adanya ilmu kimia, berkembang juga suatu pemahaman gres perihal sifat suatu zat atau materi. Para Ilmuan masa itu berpaham bahwa suatu zat sanggup hilang diakibatkat oleh proses tertentu. Paham ini disimpulkan oleh hebat kimia Jerman, Becher dan Sthal yang menyatakan bahwa pada setiap benda yang sanggup terbakar mengandung zat flogioston. Dimana, zat ini akan lepas ke udara bila terbakar sehingga massa benda setelah terbakar akan menjadi lebih ringan. Pembakaran logam dan peleburan bijih logam dengan batubara sanggup diterangkan dengan teori ini. Namun, tidak semua kimiawan setuju dengan pemahaman ini walaupun teori ini merupakan konsep pemersatu sebelum diakuinya aturan kekekalan massa Lavoisier.
Artikel Penunjang : Pengertian, Konsep, dan Wujud Zat
Antoine Laurent Lavoisier, ilmuan perancis menyangkal teori flogioston alasannya yaitu ada kejanggalan dalam penerapannya dalam aspek yang lebih luas. Lavoisier membantah adanya inovasi zat flogioston yang hanya merupakan imajinasi dari pemikir dahulu. Untuk menunjukan pendapatnya, Lavoisier mendemonstrasikan eksperimennya bahwa pada proses pembakaran, ternyata ada proses pengikatan oksigen oleh zat yang dibakar. Dalam eksperimennya, dia memanaskan raksa dalam tabung yang dihubungkan dengan tabung berisi udara. Ternyata raksa yang dipanaskan bermetamorfosis zat padat (oksida raksa) yang massanya lebih besar dari massa raksa awal.tetapi pertambahan massa pada senyawa yang terbentuk diikuti juga dengan pengurangan massa di udara. Dalam hal ini diindikasikan bahwa adanya zat dalam udara yang menghipnotis pembakaran raksa.

Percobaan lainnya yang pernah dilakukan Lavoisier yaitu dengan memanaskan air dalam suatu bejana. Air dan ember yang akan dipanaskan ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui perbedaannya setelah pemanasan. Proses pemanasan dilakukan selama 100 hari. Setelah pemanasan ia menimbang air dan ember yang ternyata beratnya sama dengan sebelum dilakukan pemanasan. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa tidak ada sesuatu dari api yang menghipnotis massa materi. Walaupun massa keseluruhannya tetap sama, namun ada sedikit perbedaan antara berat ember setelah pemanasan dengan sebelum pemanasan. Berat ember setelah pemanasan berkurang, tetapi berat air bersama residu bertambah. Pertambahan air bersama residu sama dengan pengurangan berat bejana.

Percobaan Lavoisier selanjutnya yaitu dengan pengujian memakai timah putih. Timah dimasukkan ke dalam sebuah tabung yang telah ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tabung ditutup dengan rapat dan dipanaskan sampai timah berubah ibarat kapur. Setelah dingin, tabung dan isinya ditimbang. Dan risikonya sama dengan dua percobaan diatas dimana berat keseluruhannya tidak berubah. Kemudian tabung dibuka dan terdengar bunyi udara yang mulai masuk ke dalamnya. Kemudian tabung ditimbang kembali dan beratnya bertambah. Pertambahannya berat tabung dan isinya dengan pertambahan berat timah bernilai sama. Fakta ini mengatakan bahwa pengapuran yaitu perpindahan udara dalam timah.
Dengan 3 percobaan diatas Lavoisier berhasil menunjukan serta mengukuhkan bahwa massa suatu materi akan tetap sama meski apapun proses yang diberikan padanya. Dan dengan pembuktian ini teori yang sebelumnya diajukan, yaitu teori flogioston tidak dipakai lagi dalam pengaplikasian ilmu kimia maupun fisika. Serta dengan inovasi ini menciptakan Lavoisier diakui sebagai bapak kimia modern

C. APLIKASI HUKUM KEKEKALAN MASSA
Hukum kekekalan massa sangat bermanfaat dalam pemanfaatannya pada ilmu kimia modern.Seperti pada persamaan reaksi kimia. Persamaan reaksi kimia harus setara alasannya yaitu reaksi memenuhi aturan kekekalan massa. Contoh sebuah reaksi kimia dan penyetaraannya :

NaOH(aq) + CuSO4(aq)  à  Na2SO4(aq) + CU(OH)2(s)

Untuk menyetarakannya maka jumlah unsur homogen di ruas kiri dan kanan harus sama. Makara persamaan barunya yaitu :

2NaOH(aq) + CuSO4(aq) à Na2SO4(aq) + CU(OH)2(s)


Nah, itu saja pembahasan kami terkait dengan topik kali ini yaitu HUKUM KEKEKALAN MASSA, biar sanggup bermanfaat bagi sahabat. Apabila masih ada pertanyaan perihal artikel ini, silahkan pertanyaannya diisi di kotak komentar. Terimakasih telah berkunjung ke softilmu, sering – sering mampir ya.
LihatTutupKomentar