Jaenteng epidermis yakni salah satu jaenteng penyusun flora yang mempunyai tugas utama sebagai tameng atau pelindung. Jaenteng epidermis terletak di bab paling luar organ-organ flora menyerupai batang, daun, bunga, buah, akar, dan lain sebagainya. Jaenteng epidermis dikatakan mempunyai keunikan tersendiri dibanding jaenteng penyusun lainnya pada tumbuhan. Seperti apa keunikan dari jaenteng flora yang satu ini? Apa ciri-ciri jaenteng epidermis yang membedakannya dengan jaenteng meristem, jaenteng pengangkut, jaenteng parenkim, dan jaenteng penguat? Simak pembahasannya diberikut ini!
Nah, demikianlah ciri-ciri jaenteng epidermis yang sanggup kami jelaskan. Kesimpulan yang sanggup kita tarik kesimpulan bahwa ada 5 ciri utama jaenteng epidermis yang membedakannya dengan jaenteng penyusun flora lainnya. Kelima ciri tersebut antara lain susunan sel yang rapat, dinding sel sangat beragam, sitoplasma sel mengandung garam, tidak mempunyai kloroplas, dan vakuola besar sanggup meliputi antosianin.
Ciri Ciri Jaenteng Epidermis
Jaenteng epidermis tersusun atas sel-sel epidermis yang berpenampang pipih tersusun rapi di bab terluar organ tumbuhan. Bentuk, susunan, ukuran, serta fungsi jaenteng epidermis ini tidak sama-beda tergantung jenis organ dan jenis tumbuhannya. Akan tetapi, secara umum tiruana jaenteng dan sel-sel epidermis mempunyai ciri unik. Ciri-ciri jaenteng epidermis tersebut antara lain:1. Susunan Sel yang Rapat
Untuk menunjang fungsinya sebagai jaenteng pelindung, jaenteng epidermis secara alami mempunyai sel-sel yang saling terpaut satu sama lain. Tidak ada ruang antar sel menyerupai yang ditemukan pada jaenteng-jaenteng penyusun flora lainnya. Sel saling terpaut satu sama lain tersusun rapi dalam satu lapisan.2. Dinding Sel Sangat Beragam
Dinding sel pada jaenteng epidermis mempunyai keragaman yang sangat tinggi tergantung dari posisi serta jenis tanaman. Ada dinding sel yang tebal dan keras, namun ada pula dinding sel yang lembek dan tipis. Selain itu, dinding sel pada jaenteng meristem juga sanggup mengeluarkan zat lemak yang membentuk lapisan lemak menyerupai yang terdapat pada daun nangka, atau mengeluarkan lapisan lilin menyerupai yang terdapat pada daun keladi dan daun pisang.3. Sitoplasma Sel Mengandung Garam
Jaenteng epidermis juga identik dengan sel-sel yang memiiliki sitoplasma dengan kandungan garam minyak, kristal silikat, dan kristal garam yang tinggi. Kandungan ini bermanfaa sebagai barier dari perubahan suhu dan gangguan fisik lainnya dari luar badan tumbuhan. Garam-garam yang terdapat di sitoplasma sel dan jaenteng epidermis saling menyatu satu sama lain dalam menangkal perubahan ekstrim.4. Tidak Mempunyai Kloroplas
Ciri jaenteng meristem selanjutnya yakni sel-selnya yang tidak mempunyai kloroplas. Kloroplas yakni plastida yang mengandung klorofil, zat yang menjadi katalisator dalam proses fotosintesis. Tidak tiruana jaenteng epidermis mempunyai sifat ini. Beberapa di antaranya menyerupai sel epilog pada jaenteng epidermis tumbuhan yang ternaungi atau tanaman-tanaman yang tumbuh di air (hidrofit) masih memilikinya.5. Vakuola Besar Berisi Antosianin
Ciri-ciri jaenteng meristem yang terakhir yakni ukuran vakuola sel yang dimilikinya besar dan kadang sanggup meliputi antosianin. Antosianin yakni semacam zat warna atau pigmen yang menghipnotis warna dari jaenteng epidermis itu sendiri.Nah, demikianlah ciri-ciri jaenteng epidermis yang sanggup kami jelaskan. Kesimpulan yang sanggup kita tarik kesimpulan bahwa ada 5 ciri utama jaenteng epidermis yang membedakannya dengan jaenteng penyusun flora lainnya. Kelima ciri tersebut antara lain susunan sel yang rapat, dinding sel sangat beragam, sitoplasma sel mengandung garam, tidak mempunyai kloroplas, dan vakuola besar sanggup meliputi antosianin.