Sahabat anak tidak terbatas dengan anak yang seusianya saja. Anak juga sanggup menjalin relasi dengan orang yang lebih renta atau yang lebih muda dari usianya. Wujud lain yang sanggup dijadikan sahabat oleh anak ialah buku. Sikap anak semoga sanggup menganggap buku sebagai sahabat tidak sanggup tercipta dengan cepat, perlu adanya suatu proses penyesuaian baca pada anak.
Anak akan menganggap buku sebagai sahabatnya jikalau anak sudah dibiasakan di dalam lingkungannya untuk bersahabat dengan buku, contohnya buku bacaan atau buku cerita. Buku dongeng akan memperlihatkan isu pada anak wacana tingkah laris yang sering dijumpai dalam persahabatan yang terjadi pada dunia positif dengan manusia. Terlebih jikalau tokohnya ialah manusia, tokoh hewan saja sering dianggap anak sebagai dunia pergaulan untuk dirinya.
Beberapa buku dongeng menyuguhkan dongeng yang sanggup membangun kerangka berpikir dalam memahami sesuatu. Semisal, buku dongeng yang bertemakan didaktis. Biasanya anak bisa mengidentifikasikan dirinya melalui mediator tokoh cerita.
Persahabatan anak dalam kehidupan sehari-hari sanggup tergantikan dengan tokoh dongeng yang ada pada buku cerita. Secara impulsif anak akan berkomentar apabila menemui tokoh yang jahat serta jelek hati. Demikian pula sebaliknya, jikalau anak menemui tokoh yang baik hati, maka anak dengan sendirinya akan mengerti bahwa yang baik itu perlu dicontoh dan diikuti. Biasanya anak akan lebih gampang memahami tokoh dongeng yang memiliki tabiat hitam putih atau konflik problem baik buruk. Tokoh-tokoh tersebut banyak dijumpai dalam buku dongeng anak.
Disamping dongeng fiktif, buku non fiksi juga sering dijadikan sahabat bermain anak. Buku yang bertemakan teka-teki permainan sanggup memperlihatkan pengalaman yang berbeda pada anak. Isi dan juga ilustrasi dalam buku ini akan menumbuhkan minat anak untuk membacanya. Ketika memainkan teka-teki itu anak akan menganggapnya sebagai teman.